NovelToon NovelToon
Kekasih Cadangan

Kekasih Cadangan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: ScorpioGirls

Aleena seorang gadis muda yang ceria dan penuh warna. Dia memiliki kepribadian yang positif dan selalu mencoba melihat sisi baik dari setiap situasi. Namun, hidupnya berubah drastis setelah ibunya meninggal. Ayahnya, yang seharusnya menjadi sandaran dan sumber kekuatan, menikah lagi dengan wanita lain, membuat Aleena merasa kehilangan, kesepian, dan tidak dihargai.

Pertemuan dengan Axel membawa perubahan besar dalam hidup Aleena. Axel adalah seorang pria yang tampaknya bisa mengerti dan memahami Aleena, membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Namun, di balik hubungan yang semakin dekat, Aleena menemukan kenyataan pahit bahwa Axel sudah menikah. Ini membuat Aleena harus menghadapi konflik batin dan memilih antara mengikuti hatinya atau menghadapi kenyataan yang tidak diinginkan.

Yuk simak kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memasak Bersama Chika

Mereka berdua bergegas ke dapur, membuka ponsel dan mencari video tutorial memasak spaghetti. Dengan semangat yang tinggi, mereka mulai memasak, tapi hasilnya jauh dari kata sempurna. Dapur menjadi berantakan, dengan tepung berserakan di mana-mana, minyak goreng tumpah di atas kompor, dan spaghetti yang masih mentah.

"Apa yang kita lakukan ini?" tanya Aleena sambil melihat kekacauan di dapur. Chika tertawa dan menjawab, "Kita sedang menciptakan karya seni kuliner!"

Mereka berdua terus memasak, dengan hasil yang semakin tidak terduga. Tapi, mereka tidak peduli, karena mereka sedang menikmati prosesnya. Akhirnya, setelah beberapa jam, mereka berhasil membuat spaghetti yang... unik. Mereka berdua duduk di meja makan, memandang hasil karya mereka dengan bangga.

"Ini spaghetti yang paling lezat yang pernah aku buat!" kata Aleena dengan percaya diri. Chika tersenyum dan menjawab, "Aku rasa kita perlu latihan lagi." Mereka berdua tertawa dan menikmati spaghetti mereka, walaupun rasanya tidak seperti yang mereka harapkan.

Saat asyik makan, Axel dan Marcel tiba di apartemen. Mereka terkejut melihat betapa berantakannya ruang tamu, dengan bungkus snack di mana-mana, bantal sofa yang tergeletak di lantai, dan suasana yang tidak biasa.

Axel, yang memang orangnya bersih dan rapi, tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas dalam-dalam. "Apa yang terjadi di sini?" tanyanya dengan nada yang sedikit kesal.

Marcel, di sisi lain, melongo tidak percaya melihat keadaan apartemen yang biasanya rapi dan bersih. "Apa mereka melakukan pesta tanpa kita?" tanyanya dengan nada yang penuh tanda tanya.

Mereka berdua bisa mendengar dengan jelas suara ketawa di dapur. Mereka bisa melihat Aleena dan Chika menyiapkan spaghetti di atas meja makan.

Mereka terkejut melihat Aleena dan Chika yang sedang memasak spaghetti dengan hasil yang... unik. Dapur berantakan, dengan tepung berserakan di mana-mana, minyak goreng tumpah di atas kompor, dan spaghetti yang sudah matang.

Axel memandang keadaan dapur dengan wajah dingin dan tidak terkesan. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang netral.

Marcel, di sisi lain, tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa melihat keadaan dapur yang berantakan. "Hahaha, kalian berdua memang pasangan yang serasi!" katanya sambil tertawa.

Aleena dan Chika menoleh ke arah mereka, dengan wajah yang merah karena ketawa. "Kami baru saja membuat spaghetti!" kata Aleena dengan percaya diri.

Axel memandang mereka dengan wajah yang masih dingin. "Saya rasa kalian perlu membersihkan dapur ini." Marcel tersenyum dan menambahkan, "Dan mungkin perlu latihan memasak lagi!" Aleena dan Chika tertawa dan mengundang Axel dan Marcel untuk bergabung makan spaghetti bersama.

Axel memandang spaghetti yang disajikan Aleena dan Chika dengan wajah yang penuh ngeri. "Tidak, kalian saja," katanya dengan tegas.

Marcel, yang terus tertawa, tidak bisa menahan diri untuk tidak menambahkan, "Hahaha, Bos benar, itu spaghetti tidak terlihat enak."

Aleena dan Chika terlihat kecewa, tapi Axel tidak peduli. "Aku akan memesan makanan. Tapi, dengan syarat kalian berdua harus membersihkan dapur dan ruang tamu," katanya dengan nada yang tegas.

Chika dan Aleena saling memandang, lalu mengangguk setuju. "Baiklah, kami akan membersihkannya," kata Aleena.

Marcel, yang masih tertawa, tiba-tiba terhenti. "Kamu bantu mereka," titah Axel pada Marcel. Membuat Marcel memukul mulutnya yang tidak bisa menahan tawa. Akhirnya, dia juga kena hukuman.

Aleena, Chika, dan Marcel mulai membersihkan dapur dan ruang tamu yang berantakan, sementara Axel memesan makanan untuk mereka sambil memantau mereka bertiga membersihkan.

"Om, sebenarnya saya penasaran. Siapa sih namanya Bos yang dingin itu?" tanya Aleena pada Marcel yang ada di sampingnya sedang mengelap kompor. Sedangkan Aleena hanya berdiri tidak jelas di sampingnya.

Marcel tersenyum penuh arti dan menjawab, "Serius, kamu belum tahu namanya?"

Aleena mengangguk dengan antusias. "Bisakah Om memberitahuku namanya, dan nama Om juga?"

Marcel tersenyum lagi dan berkata, "Kenapa tidak tanyakan langsung padanya?"

Aleena merasa kesal dan merajuk, "Om sama dia, memang 11-12." Marcel terkekeh dan Aleena semakin kesal. Axel, yang duduk di kursi meja makan, merasa panas dan menatap tajam ke arah mereka.

Marcel, yang melihat reaksi Axel, menjadi lebih semangat mengajak Aleena berbicara. "Kenalkan, Marcel," katanya sambil menjulurkan tangan mengajak Aleena berkenalan dengan baik.

"Aleena, panggil saja Aleena cantik," jawab Aleena percaya diri sambil menjabat tangan Marcel. Axel yang melihat adegan jabat tangan itu merasa tidak terima dan menatap semakin tajam ke arah mereka.

Marcel tersenyum dan berkata, "Senang berkenalan denganmu, Aleena cantik." Aleena tersenyum kembali dan Marcel semakin bersemangat berbicara dengan Aleena. Sedangkan Axel semakin merasa cemburu dan tidak suka dengan situasi ini.

Setelah beberapa saat membersihkan, akhirnya pesanan makanan Axel datang bersamaan dengan selesainya mereka membersihkan.

"Makanlah," teriak Axel.

Aleena, Chika, dan Marcel mencuci tangan terlebih dahulu dan menuju ke meja makan untuk makan bersama.

Mereka mulai makan dan menikmati makanan yang lezat. Aleena dan Chika memuji makanan tersebut sambil makan, tidak merasa canggung sedikitpun.

Axel memantau mereka dengan wajah yang masih dingin, tapi sedikit terlihat lebih rileks. Sementara Marcel terus memandang Aleena dengan senyum.

Setelah makan, Chika berpamitan pulang kepada Aleena dan Axel. "Aku pamit pulang dulu, ya," kata Chika dengan senyum.

Aleena mengangguk dan membalas, "Baiklah, hati-hati di jalan."

Axel hanya mengangguk sedikit sebagai tanda persetujuan. Marcel kemudian menawarkan diri untuk mengantar Chika pulang.

"Aku antar kamu pulang, Chika," kata Marcel dengan senyum. Ya, mereka sudah sempat berkenalan sebelumnya.

Chika mengangguk dan berterima kasih kepada Marcel. "Terima kasih."

Mereka berdua kemudian meninggalkan apartemen, meninggalkan Aleena dan Axel berdua di dalam. Kemudian Aleena memandang Axel dengan senyum, sementara Axel masih memandang ke arah pintu yang sudah ditutup.

"Om, kan kita sudah lama ketemu, dan bahkan sudah tinggal bersama. Kita belum pernah kenalan secara resmi." Axel menoleh pada Aleena yang berdiri di belakangnya. Dia pun melangkah mendekat dengan tatapan tajam. Membuat Aleena melangkah mundur.

Bught! Tubuh Aleena menabrak dinding kayu pembatas yang ada di belakangnya. Sedangkan wajah Axel sudah semakin dekat di depan wajahnya. Aleena yang merasa tidak bisa kabur lagi, dia pun menutup mata menanti hal apa yang akan di lakukan Axel padanya. Bahkan di cium pun dia sudah pasrah. Axel mengunci pergerakan Aleena dengan kedua tangannya berada diantara kepala Aleena.

"Aleena Putri Mahardika, kenalkan namaku Axelio Bramanta Wijaya, kamu boleh memanggilku Axel," ucap Axel tepat di depan wajah Aleena. Bahkan Aleena bisa merasakan nafasnya yang hangat. Aleena akhirnya memberanikan diri membuka mata. Dan menatap mata elang Axel.

Aleena menatap mata tajam Axel. Meskipun dingin dan tajam, tapi Aleena bisa melihat adanya kelembutan di balik mata itu. Dia merasa sedikit terhipnotis oleh tatapan Axel.

"Sekarang kamu sudah tahu namaku, jadi ganti nama panggilan mu itu," kata Axel dengan suara yang lembut, namun tetap terdengar tegas.

Aleena merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia tidak tahu bagaimana harus merespons Axel. Tapi, dia merasa ada sesuatu yang berbeda ketika berada di dekat Axel.

"Tapi, aku sudah terlanjur suka dengan panggilan itu," kata Aleena dengan suara yang lembut.

Axel tersenyum sedikit, membuat Aleena merasa lebih nyaman. "Tapi, aku tidak suka. Hmm, mengerti, sayang," Axel keceplosan memanggil Aleena dengan sayang. Membuat Aleena terpaku.

Aleena merasakan jantungnya berdegup kencang, hatinya berbunga-bunga, dan dunia seakan penuh warna saat Axel memanggilnya dengan sebutan yang manis dan lembut, membuat dirinya merasa seperti berada di dalam mimpi yang indah dan penuh kebahagiaan.

Setelah mengucapkan kata itu, Axel meninggalkan Aleena seorang diri di ruang tamu. Aleena pun memegangi dadanya yang sesak sambil mengatur nafas. "Dia itu stres atau apa si, beraninya panggil-panggil sayang. Tanpa meminta izin terlebih dahulu. Aku kan jadi baper di panggil sayang. Jadi pengen di panggil sayang lagi, ternyata begitu rasanya. Seperti ice cream; manis membuatku meleleh." celoteh Aleena tersenyum penuh arti. Sedangkan Axel tersenyum mendengarnya. Ternyata dia masih berdiri tidak jauh dari sana.

1
iqbal nasution
oke
§𝆺𝅥⃝©_𝐕ɪᴏʟᴇᴛ27💜: Terima kasih, Kak, sudah mampir.🤩
total 1 replies
Merica Bubuk
Hadir thor...
Gaskeun 🔥🔥
🎧✏📖: semangat
§𝆺𝅥⃝©_𝐕ɪᴏʟᴇᴛ27💜: Makasih, Kak...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!