NovelToon NovelToon
35 Hari Setelah Pernikahan

35 Hari Setelah Pernikahan

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Pelakor / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama / Berondong / Tamat
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Yaya pikir mereka benar sebatas sahabat. Yaya pikir kebaikan suaminya selama ini pada wanita itu karena dia janda anak satu yang bernasib malang. Yaya pikir kebaikan suaminya pada wanita itu murni hanya sekedar peduli. Tak lebih. Tapi nyatanya, ia tertipu mentah-mentah.

Mereka ... sepasang kekasih.

"Untuk apa kau menikahi ku kalau kau mencintainya?" lirih Yaya saat mengetahui fakta hubungan suaminya dengan wanita yang selama ini diakui suaminya sebagai sahabat itu.


(Please yg nggak suka cerita ini, nggak perlu kasih rating jelek ya! Nggak suka, silahkan tinggalkan! Jgn hancurkan mood penulis! Dan please, jgn buka bab kalo nggak mau baca krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertiannya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Tiba di hotel dimana ia menginap,Yaya mendapati kamarnya yang kosong. Ia menghela nafas berat lalu menggelengkan kepala.

"Bulan madu macam apa ini? Bahkan aku belum merasakan kebahagiaan sama sekali setibanya di sini," gumam Yaya dengan sesak di dada yang kian menyiksa.

Yaya lantas segera masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya yang panas dengan air dingin. Ia perlu mendinginkan kepalanya yang terasa panas. Panas hingga jantung dan ke ulu hati. Perih menerjang hingga relung terdalam.

Yaya pun segera menyudahi kegiatan mandinya. Kemudian ia segera berpakaian dan membereskan barang-barangnya. Setelah semuanya beres, ia pun segera menuju pintu. Pikirnya, tak ada lagi yang bisa ia lakukan di sana. Percuma saja ia datang jauh-jauh ke sana. Percuma saja ia meninggalkan pekerjaannya kalau waktunya di sana hanya ia habiskan seorang diri saja.

Ceklek ...

"Yaya," ucap Andrian yang sudah berdiri di depan pintu yang baru saja dibuka. Yaya terkejut saat mata keduanya bersirobok.

Yaya bungkam. Ia enggan mengeluarkan kata walau sepatah katapun. Andrian kemudian melihat koper di tangan kiri Yaya. Dahinya mengernyit. "Kau mau kemana?" tanya Andrian heran.

"Aku mau pulang," jawab Yaya singkat.

"Pulang?" beo Andrian yang mencoba mencerna maksud Yaya.

"Ya, pulang. Lagipula untuk apa aku berada di sini. Toh aku hanya menghabiskan waktu seorang diri. Lebih baik aku pulang. Waktuku pasti akan lebih bermanfaat di sana ketimbang di sini. Buang-buang waktu saja," ucap Yaya datar dan terkesan acuh tak acuh yang jelas saja membuat mata Andrian membulat seketika.

"Apa kau bercanda?"

Yaya mengedikkan bahunya tak acuh. "Terserah Mas mau berpikir apa. Maaf, bisa permisi sebentar?"

"Yaya, jangan main-main denganku!"

"Main-main? Apa perasaanku ini sekedar main-main, hah? Kau mau datang dan pergi sesuka hatimu, kau pikir aku ini tidak punya hati? Tidak punya perasaan? Aku sakit, Mas. Sakit. Aku jauh-jauh datang kemari untuk berbulan madu. Bukan untuk melihat kemesraanmu dengan perempuan lain. Bukan pula untuk melihat drama keluarga cemara mu dengan Mbak Marissa dan putrinya. Bukan. Aku ingin menikmati madu pernikahan kita yang baru berusia beberapa hari ini. Tapi apa yang aku dapat ... hanya kesakitan," ucap Yaya menggebu. Matanya memerah. Kabut bening menyelimuti netra hitam pekatnya.

"Ya, kau tau 'kan aku tidak bermaksud seperti itu!" Ucap Andrian mencoba membela diri.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau. Yang aku tau sekarang, aku ingin pulang. Sekarang juga," tegas Yaya.

"Ya, tolong jangan seperti ini. Kita bisa membicarakan masalah kita baik-baik."

"Baik-baik seperti apa? Bukankah mau aku bicara seperti apapun tetap saja dia yang utama. Sudahlah. Penerbanganku sebentar lagi. Aku pergi. Permisi!" ucap Yaya sambil berjalan dan menerobos paksa sisi kiri Andrian.

"Yaya, berhenti!" seru Andrian. Namun Yaya tidak memedulikan seruan itu. Ia tetap melanjutkan langkahnya menuju lift yang letaknya tak jauh dari sana.

"Yaya, berhenti kataku! Apa kau lupa, dosa seorang istri yang mengabaikan suaminya dan dosa besar bagi istri yang pergi tanpa seizin suaminya!" lanjut Andrian membuat Yaya terpaksa menghentikan langkahnya.

Yaya membalikkan badannya. "Lalu bagaimana seorang suami yang pergi karena lebih mementingkan perempuan lain? Apa itu tidak berdosa?" sinis Yaya.

"Yaya, jangan membesar-besarkan masalah. Sudahlah, ayo kembali ke kamar," ucap Andrian yang kini melembut.

"Tidak, Mas. Aku tetap akan pulang." Yaya tetap kekeh dengan keputusannya.

"Oke, oke, aku minta maaf atas sikapku tadi. Sudah 'kan? Ayo, kembali! Apa kata orang tuamu kalau kau pulang sebelum waktunya."

Yaya yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris. Tidakkah laki-laki itu memikirkan perasaannya sedikit saja? Sungguh, Yaya begitu kecewa.

Yaya tersenyum sendu. "Mas tenang saja, aku tidak akan kembali ke rumah. Aku juga takkan memberitahu orang tuaku mengenai apa yang sudah terjadi."

Setelah mengucapkan itu, Yaya pun segera menekan tombol di dinding depan lift. Setelah pintu terbuka, Yaya pun segera menyeret kopernya masuk ke dalam sana. Andrian meraup wajahnya kasar saat Yaya akhirnya benar-benar pergi.

"Sial!" umpatnya kesal.

...***...

Keluar dari lift, air mata yang sejak tadi Yaya tahan akhirnya tumpah ruah. Matanya memanas. Penglihatannya sampai kabur, tapi Yaya terus melangkah dengan pasti. Tak peduli setiap pasang mata tampak mengarahkan pandangannya padanya, ia tetap berjalan penuh percaya diri.

"Aduh ... "

Yaya hampir saja terjungkal karena kakinya yang menabrak undakan yang ada di depannya. Namun sebuah tangan dengan cepat menahan tubuh Yaya agar tidak sampai terjatuh.

"Ooop, maaf!" seru orang itu yang segera melepaskan tubuh Yaya kemudian mengangkat kedua tangannya. Melihat Yaya yang menggunakan hijab, tentu saja orang itu bisa melihat kalau Yaya merupakan perempuan yang sangat menjaga dirinya. Meskipun perempuan yang tidak berhijab pun pasti tak jauh berbeda, hanya saja entah mengapa ia takut kalau tindakannya barusan dinilai lancang oleh Yaya.

"Ah, aku ... tidak apa-apa," jawabnya serak. Bahkan terdengar begitu sengau. Mungkin karena Yaya yang sudah menangis sejak tadi membuat suaranya jadi sengau seperti itu. Belum lagi, hidungnya penuh membuat Yaya kesulitan bernapas. Orang yang baru saja membantu Yaya itupun menyerahkan sapu tangannya pada Yaya. Yaya menerima sapu tangan itu dengan ragu, tapi orang itu terus menyodorkannya. Yaya lantas menyeka matanya yang basah dengan sapu tangan itu. Pun cairan hidung yang menyumbat hidungnya. Saat Yaya sadar, ia pun merasa bersalah.

"Yah, maaf," ucapnya saat melihat sapi tangan berwarna biru muda itu sudah basah karena dirinya.

Orang itu terkekeh. "Nggak papa, Mbak. Bisa dicuci kok."

"Tapi ... eh, kamu 'kan yang tadi." Yaya terkejut saat melihat pemuda di hadapannya.

Pemuda itu terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

"Iya, Mbak. Kayaknya kita berjodoh. Eh ... "

Yaya tersenyum tipis. "Ini ... saya bawa aja ya. Saya cuci."

"Kalau mbak cuci, artinya mbak mau ketemu sama saya lagi dong buat balikin."

Mata Yaya mengerjap membuat pemuda itu tertawa geli. "Nggak usah cuci, Mbak. Sini. Aku bisa nyuci sendiri kok. Mbak jangan nangis lagi dong. Cantik-cantik kok nangis. Entar ingusnya tambah meler lho."

Mendengar kata-kata itu, sontak saja membuat Yaya bersemu merah. Malu ih.

Makin tergelak lah pemuda itu. "Ya udah. Mbak mau pulang ya? Hati-hati di jalan ya. Semoga kita bisa ketemu lagi."

Yaya tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"Terima kasih. Maaf udah buat kotor sapu tangannya."

"No problem. Bisa aku masukin museum entar."

"Ah, maksudnya?"

"Ah, nggak. Nggak papa. Hehehe ... "

Yaya yang sudah dikejar waktu penerbangan pun akhirnya segera berlalu dari hadapan pemuda itu. Tak ada keinginan Yaya untuk berkenalan sebab ia pikir mungkin ini pertemuan terakhir mereka.

"See you soon, Mbak cantik," pekik pemuda itu. "Eh, mbak, kita belum kenalan woy!" teriak pemuda itu lagi sambil melangkah panjang mendekati Yaya. Tapi sayang, Yaya sudah naik ke salah satu taksi yang mangkal di pelataran parkir hotel.

"Yah, pergi," gumamnya yang disambut tawa oleh teman-temannya yang entah sejak kapan melihat dirinya.

"Kasian. Dah, yuk, mandi! Kita harus segera istirahat sebelum besok mulai berjibaku dengan aktivitas di RS," ujar salah satu teman pemuda itu. Pemuda itupun mengangguk. Lalu ia pun segera berlalu dari sana sambil tersenyum sendiri.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

1
idaman
bapaknya rayana ya?
djerrih leni
jangan mempertahankan yg buatmu menangis, lepaskan jika penderitaan mu lebih besar dr bahagianya...belum tentu orang2 itu ada rasa peduli sama kamu
djerrih leni
semoga berjodoh dgn pandangan pertama mu ya Mas ...
djerrih leni
woooiii bu mertua lisanmu di jaga.... coba kalau anak. perempuan mu di perlakuan kayak gitu gimana pikirrr...
djerrih leni
suami sakit jiwa Adrian.... bisa2nya masih ngebelain pelakor Marisa, bukanya nyusul yaya balik ke Jakarta..
keluarga ngak ada ahlak n hati nuraninya mati semua
djerrih leni
good job yaya, tegas selamatkan dirimu dan masadepnmu sendiri, jangan pikirin sukai yg ngak ada ahlaknya
djerrih leni
Aamiin YRA, semoga kamu yg jd penganti dr si andrian next n jgn lupa ya di sayang istrimu nanti
djerrih leni
lebayyy banget pelakor Marisa
djerrih leni
astagfirullah mulut mertua lebih tajam dr pedang tajam dan sadis mengores hati yaya... sabar yaya minta cerai aja ya... mumpung masih baru 4 hari..
djerrih leni
emang kalau Marisa ngak ada saudaranya terus kamu jd hero nya buat Marisa dan tania...
orang tuanya aja cuek sama. Marisa dan anaknya, terus Adrian jd superhero nya gitu..
Marisa pelakor... mengatasnamakan persahabatan (orang kayak ini yg ngerusak arti persahabatan) tapi menikung yaya dr dalam... semoga Marisa, tania dan Adrian kena karmanya dr Othor kasih mereka ngalamin rasa penyesalan yg tiada ujungnya Thor.. 🤭
djerrih leni
yaya mending pisah cerai aja de sekarang, mumpung namun juga blm di sentuh lebih jauh sama laki2 yg ngak ada akhlaknya... masa ninggalin istri demi orang lain.. kayaknya tania anak dr selingkuhan Marisa da andrian
yaya.. ayo ambil. keputusan sakit di depan dr pada nyesel selamanya, ngak ada bahagia nikah dgn laki2 kayak gitu..
djerrih leni
naik darah denger omongan Adrian... bisa2nya ngomong kayak gitu... hargai perasaan istrimu.. ini baru awal2 jalanin rumah tangga bersama dah kek gitu 🤣
djerrih leni
Adrian otakmu taruh di dengkul ya... ini kan bulan madu, bukannya Fammily gathering, terus keluarga laki2 yg ngak punya otak semuanya... yaya ternyata kamu salah nerima orang utk jd imammu... 🤣🤣
djerrih leni
nih ibu mertua somplak banget otaknya... lah anaknya mau bulan madu kok minta ikut... ajak noh.. suaminya sendiri bulan madu aki2 n nini
djerrih leni
hadee...Adrian kamu ngomong gitu, ngak malu ya mestinya kan kamu ngajak istrimu utk tinggal di apartemenmu mau kecil atau besar kan sekarang yaya dah jd tanggung jawab kamu
djerrih leni
bu mertua n kaka ipar kalau ngak mau kasih restu, ya dijaga mulutnya ya, seandainya di balik posisinya gimana perasaan kalian...
djerrih leni
ngak malu ya ngomong kaya gitu keluarga si Andrian, wooiii.. malu mestinya kalian yg biayain acara pernikahannya, bukan di tanggung sama. pihak perempuan...
Nawa Liya
haredang haredang🤭🤭🤭🤭
Al Fatih
Memang bener ini karma mu Adrian karna telah membohongi dan menyakiti Yaya. Tapi,, memang sebaiknya Yaya itu ga sama kamu,, karna meskipun misalnya kamu baik,, tapi ibu dan adikmu kayak lintah penghisap uang,,, kasian Yaya d plorotin terus. Terus ayah tirimu juga tuh...,, kelakuannya bisa membahayakan keselamatan dan kehormatan Yaya. Jadi memang baiknya dirimu itu ga usah dekat2 sama Yaya lagi.
Al Fatih
Apa ad kemungkinan kalo Tania itu anaknya Marissa dgn ayah tirinya Adrian 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!