NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamidun?

Dua minggu setelah kejadian itu, Okta mencoba untuk melupakan semuanya dan menganggap kejadian dua minggu yang lalu adalah apesnya dia.

Perempuan itu sudah menjalani aktifitas seperti biasa. Pagi ini dia baru tiba bertugas, Okta segera pulang. Dia udah kangen sama Milo, kasihan anak balitanya kalo terus-terusan dititipin ke tetangga.

Okta masuk ke dalam unit apartemen dengan membawa Milo di dalam gendongannya. Okta terkekeh geli saat Milo mengendus-endus sambil sesekali menjilati lehernya.

"Kamu kangen Mami yaa?"

Saat pintu terbuka, Milo langsung meloncat dari gendongannya. Anak angkatnya itu berlarian kesana kemari sambil menggonggong kecil. Okta berjalan kearah dapur, membuka sebuah kabinet untuk mengambil makanan Milo dan menuangkannya ke dalam wadah makan anjing itu.

"Mami mau mandi dulu ya, kamu anteng-anteng disini. Awas kalo sampe lompat-lompat!!" perempuan itu memperingati, dan Milo sontak patuh dan langsung duduk di samping wadah makannya. Menikmati makanan.

Okta meninggalkan Milo yang asik menjilati makanannya. Dia masuk ke dalam kamar, berjalan menuju kamar mandi. Semalam dia cuma tidur beberapa jam di pesawat. Sekarang badannya berasa remuk semua, Okta butuh refreshing.

Perempuan itu mengisi bathub dengan air hangat, kemudian menuangkan essensial oil wangi vanilla ke dalamnya.

"Ya ampun badan gue remuk semua" perempuan itu menggerutu sembari berendam. Tiga bulan gak nyalon, Dua bulan gak shopping, hampir setengah tahun gak traveling. Astaga, Okta merasa hidupnya makin ambyar.

Tiap hari kerjaannya cuma mondar-mandir Apartemen-Bandara. Waktunya dia habiskan cuma buat nyari duit. Padahal dulu waktu kuliah, dia termasuk mahasiswi yang famous dan aktif di berbagai event penting di kampusnya. Tapi sekarang dia merasa hidupnya makin gak karuan. Pacar gak ada, temen yang tersisa cuma secuil, belum lagi dia harus ketiban apes gara-gara artis sialann.

Arghhh Okta bisa gila lama-lama.

Kalo kata orang, dunia itu kadang suka bercanda. Tapi ini udah kelewatan!!.

Dia jadi pengen misuh.

Memikirkan kejadian dua minggu yang lalu bersama Vano membuat mood berendamnya jadi hilang. Okta memutuskan untuk ganti baju. Dia keluar dari kamar mandi setelah 30 menit di dalam.

Mencetak sebuah rekor!!

Biasanya dia bisa sampai 2 jam di kamar mandi. Sampe-sampe waktu ngekos bareng Rina, sahabatnya itu sering menganggapnya modar dalem kamar mandi. Sialann memang.

Saat dia duduk di meja rias untuk mengeringkan rambut, ponselnya menyala karena tiba-tiba ada telepon masuk. Perempuan itu melihat sekilas, sebelum akhirnya dia mendengus kesal.

Irfan lagi.

Meski ogah-ogahan, Okta tetap mengangkat telepon dari mantan dua tahunnya itu.

"Hallo?" sapannya.

"Ta, hari ini bisa ketemu?"

Tuhkan, udah gak tau malu lagi. Padahal beberapa minggu yang lalu baru dia ingetin, tapi emang dasarnya Irfan ini dokter tanpa urat malu.

"Buat apa lagi sih?" dia menjawab agak sengak, biar kapok dikit.

"Silaturahmi Ta, astaga sensi banget sih"

Silaturahmi ndasmu!!.

Silaturahmi di kamus Irfan itu beda konsep sama silaturahmi di kamus Okta. Pasti ada embel-embelnya.

"Gak bisa, Milo gak bisa ditinggal"

"Ajak aja"

"Gue gak ada duit"

"Gue bayarin"

"Males akh, panas. Jam segini taksi susah"

"Yaudah sih, gue udah di depan apart lo"

What the ****

Ini anak waras gak sih, Okta sampek mencak-mencak saking keselnya. Untung dia udah mandi, udah ganti baju yang oke jadi gak jelek-jelek amat di depan mantan. Ya Tuhan, berikanlah kesabaran untuk manusia serba salah seperti Okta.

Dengan langkah enggan, dia membukakan pintu untuk Irfan. Bagaimana pun dia masih punya adab sebagai tuan rumah dengan tidak membiarkan tamu nangkring di depan pintu.

Irfan tersenyum lebar hingga matanya yang sudah sipit jadi makin tenggelam karena tertutup pipi. Ini yang bikin Okta kepincut dulu, Irfan ini imut kayak bayi babii.

"Duhh dah lama ya gue gak kesini. Jadi kangen emaknya Milo" seloroh laki-laki 28 tahun itu tanpa beban. Dia duduk di sofa apartemen Okta tanpa disuruh. Makin makin gak tau dirinya.

"dih limi yi gue gik kisini" perempuan itu menirukan ucapan Irfan dengan kesal, "Ngapain lo dateng kesini lagi?!" tanyanya dengan nada sengak.

"Kan udah dibilang silaturahmi, gak percayaan banget sih" sahut Irfan lagi.

"Muka lo gak bisa dipercaya" dia berjalan kearah dapur untuk membuatkan minum, "Lo mau kopi apa teh?" teriaknya dari dapur. Membuat Irfan yang lagi main sama Milo jadi menoleh.

"Susu aja ada gak?" tawarnya gak tau diri.

Okta melihat kearah kabinet untuk melihat stok susunya, ternyata ada 2 sachet rasa cokelat dan vanilla.

"Ada nih tinggal dua, mau yang kiri atau yang kanan?"

"Terserah deh, yang enak yang mana"

Okta memilih yang kiri, yang rasa cokelat karena yang vanilla itu susu khusus Milo. Dia membuatkan segelas, kemudian membawanya ke ruang tamu.

"Nih, kurang baik apa gue sebagai tuan rumah" ucap Okta sembari meletakkan segelas susu ke atas meja.

"Thanks"

Cowok itu meminum susunya sebagai formalitas biar gak kelihatan modus-modus banget. Emang dasar, Irfan dengan segala akal bulusnya.

"Lo ganti parfum ya?. Kok baunya gini sih, eneg tau. Mau muntah gue ciumnya"

Okta yang tiba-tiba berseru sambil menutup hidung dengan muka jijik, membuat Irfan menatapnya bingung.

"Engga tuh, ini kan parfum yang lo pilihin waktu kita pacaran dulu kalo lo lupa. Gue gak pernah ganti-ganti lagi"

Dulu si Irfan emang bucin parah, bahkan dia gakau makan kalo bukan Okta yang pesenin, parfum aja minta dipilihin. Okta jadi berasa punya bayi gede.

"Gak enak ihh baunya"

Dia nyaris muntah, matanya bahkan sampai berair karna menahan mual.

"Lo sakit Ta?. Gue periksa ya?" Irfan mengecek suhu tubuhnya dengan telapak tangan. Okta sedikit menjauhkan badannya.

"Jangan deket-deket, bau lo gak enak!!" dia berdecak.

Irfan menatapnya aneh, gejala Okta ini mirip-mirip sama suatu kemungkinan yang nyaris mustahil terjadi menurut Irfan. Tapi mulutnya gatel banget pengen ngomong.

"Ta, sorry sorry nih. Lo gak kagi hamil kan?"

Mata perempuan itu membelalak lebar. Ingatannya kembali menerawang kejadian beberapa minggu yang lalu. Tentang malam itu, tentang Vano yang tidur di sampingnya, dada Vano yang telanjang. Akhhh, dia bisa gila lama-lama.

"Ya kagak lah" dia segera menyahut setengah yakin.

"Mending lo pulang deh Fan, gue mau tidur"

...****************...

Dia? Hamil? di umur segini?

Rasanya hampir mustahil karena dia memang tidak pernah serius dalam menjslin hubungan. Tapi ucapan Irfan semalam sangat mengganggu pikirannya.

Dan hari ini Okta memutuskan untuk memastikan semuanya. Dengan merapalkan doa-doa yang dia bisa, Okta melihat hasil testpack di tangannya.

Kaki perempuan itu mendadak lemas, kepalanya seakan dihantam batu besar. Seperti dikerjar rentenir, jantung Okta bertalu-talu tidak menentu.

Dua garis biru.

Nafas perempuan itu terengah-engah. Sekarang dia harus bagaimana?. Kariernya baru setengah jalan, apartemen aja masih nyicil. Bagaimana caranya juga dia bicara pada keluarganya di Surabaya tentang ini. Bisa-bisa dia dipanggang hidup-hidup.

Seakan bingung harus melakukan apa, Okta meraih ponselnya yang berada di sebelah wastafel. Memencet sambungan telepon kepada seseorang.

"Hallo Rin, bisa ke apart gue sekarang gak?"

"Lo kenapa Ta, kok suara lo kayak nangis"

"Gue hamidun!!"

...****************...

***Yuuhuu, pa kabar nih manteman?

Apa tanggapan kalian tentang cerita ini?. Mau tau dong, isi kolom komentar ya!

Oh iya, aku minta tolong buat share cerita ini dong. Biar pembacanya makin banyak, kan seru kalo rame.

Dan, cerita ini juga tersedia di si oren loh dengan judul yang sama juga.

Pantengin terus ya, ikutin cerita ini dan jangan lupa tinggalkan jejakkk***

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!