Resta adalah seorang pemimpin sekaligus pemilik salah satu perusahaan percetakan terbesar di kota Jakarta. Memiliki seorang kekasih yang sangat posesif, membuat Resta harus mengganti sekretarisnya sesuai kriteria yang diinginkan sang kekasih. Tidak terlihat menarik, dan tidak berpenampilan menggoda, serta berpakaian serba longgar, itu adalah kriteria sekretaris yang diinginkan kekasihnya dalam mendampingi pekerjaan Resta.
Seorang gadis berpenampilan culun bernama Widi Naraya hadir, Resta menganggapnya cocok dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan kekasihnya. Hari-hari yang mereka lalui berjalan dengan aman dan profesional, sebagai bos dan sekretaris. Sampai ada satu hal yang baru Resta ketahui tentang Aya, dan hal itu berhasil membuat Resta merasa terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat yang sangat mudah
Mobil BMW tipe X1 sudah terparkir manis tepat di depan gerbang kos-kosan putri.
“Naik, Ya!” titah Endri, saat dia mengetuk kaca jendela, lelaki itu menampilkan wajahnya sebagian dari balik kaca.
“Ada apa, Mas?” Aya sudah duduk di samping Endri, lelaki itu tidak menjawab. Dia malah menginjak pedal gas perlahan, meninggalkan area kos-kosan wanita yang di tempati Aya.
“Mau ke mana sih, Mas? untung aku nggak lupa ngunci pintu kamar, eh tapi hapeku ketinggalan Mas!” protes Aya, sambil menepuk-nepuk pundak Endri agar lelaki itu berhenti.
“Ikut aja dulu! kamu pasti belum makan?” Endri menerka.
Aya terdiam, bagaimana lelaki ini mengetahui keadaannya?
“Sejak kapan kamu belum makan? pagi?” tanya Endri lagi. Dia sudah bisa menerka, bahwa wanita yang sedang bangkit dari masalah besar itu pasti melewatkan makannya. Entah karena berhemat, atau tidak berselera makan.
“Dari pagi, Mas,” sahut Aya. “Aku harus berhem-“
“Udah berapa kali, aku bilang, kamu nggak perlu menahan soal makanan, mau mati? hah?” Omel Endri padanya. “Kelihatan kamu makin kurus, mau membuat ibumu bersedih di alam sana?” tiap kali Aya bertingkah, Endri selalu menyinggung soal ibu Aya yang sudah meninggal.
Aya terdiam, dia hanya bisa menunduk kena omel oleh satu-satunya lelaki yang masih peduli padanya.
Tak jauh dari lokasi kos Aya, Endri membelokkan mobilnya ke sebuah kafe. “Ayo turun!” titah Endri.
“Iya, Mas. Jangan kejam-kejam, dong…” lirih Aya.
Aya mengikuti langkah Endri, gadis itu juga menelan salivanya saat melihat beberapa menu andalan kafe yang terpampang tepat di atas kasir. Ya, dia lapar. Tadi malam juga hanya makan roti, antara menghemat dan tidak berselera.
“Kamu harus bangkit, Aya!” titah Endri. menggeram melihat tingkah Aya yang terlihat seperti ingin bunuh diri.
“Aku udah berusaha, Mas. Kamu pikir selama ini, aku hanya diam di kamar? dalam dua minggu ini, aku udah mengirim enam lamaran ke berbagai perusahaan,” jelas Aya. Menerangkan keadaannya tanpa ada yang dia tutupi. “Meski rasa trauma masih menerpa, aku nggak mungkin terus berdiam diri, dan menutup diri di kamar kos, aku juga butuh makan, butuh skin care, butuh lain-lain supaya hidupku lebih waras.” Aya curhat, dengan emosi yang tersulut.
“Cukup, sekarang kamu makan dulu! pilih menu yang paling kamu suka!” titah Endri, saat pelayan datang memberikan menu.
Aya membuka buku menu, hanya membaca menu-menu makanan yang ada di sana saja, berhasil membuat liurnya hampir keluar. Beginikah nasib pengangguran, sampai lupa bagaimana rasanya makanan enak? Saat masih memiliki pekerjaan saja, Aya bisa menikmati makanan mahal seperti ini, hanya saat awal bulan. Pada minggu ke dua, dia kembali harus berhemat demi kelangsungan hidupnya sampai awal bulan.
Menuruti titah Endri, Aya akhirnya memilih tiga menu kesukaannya. Kapan lagi bisa makan enak seperti ini. Endri tidak setiap hari berbaik hati seperti ini. Hanya di waktu-waktu tertentu saja.
“Makanlah yang banyak, aku akan merasa berdosa kalau kamu terlihat kurus, bagaimanapun juga sesama keluarga, harus tolong menolong, kan?” Endri melirik sepupunya itu.
Aya mengangguk, “Makasih Mas, doaku semoga kamu murah rejeki juga enteng jodoh,” ucap Aya tulus. “Jadi, ada apa Mas Endri repot-repot menghubungi dan mengajakku makan?” akhirnya Aya bertanya.
Lelaki itu kini menampilkan tampang serius. “Kamu mau bekerja?” tanya Endri.
Aya yang sedang menelan makanan hampir tersedak. Pertanyaan macam apa itu? jelas saja dia mau. Tapi, tunggu dulu, pekerjaan seperti apa yang akan ditawarkan saudara sepupunya ini?
“Mau,” sahut Aya. “Serius Mas?”
“Ya, temanku lagi butuh sekretaris-“
“Sekretaris lagi? Mas tau kan aku masih trauma-“
“Tenang dulu, kali ini kamu akan aman. Resta, pimpinan perusahaan percetakan, dia punya pacar yang posesif dan cemburuan. Syarat jadi sekretarisnya cukup mudah,” jelas Endri.
“Apa itu, Mas?”
“Kamu hanya perlu merubah penampilanmu, menjadi jelek.”
“Jelek?!” tanya Aya tak percaya. “Aku udah cukup jelek, Mas. Nggak perlu merubah penampilan juga.” Aya tertawa sarkas.
“Kamu harus punya penampilan yang nggak biasa. Ceweknya nggak mau kalau Resta punya sekretaris cantik, menggoda, seksi dan ya seperti itulah-“
“Oh, aku mengerti. Aku hanya perlu berdandan culun dan nggak terlihat menarik, kan? ah bisa banget kalau cuma itu.” Aya tertawa lagi, merasa senang karena pikirannya langsung tertuju pada pekerjaan baru yang akan dia dapatkan.
“Ya, benar, dan Resta nggak seperti bos kamu yang lama, tenang aja. Dia milih-milih soal cewek, kamu nggak akan mungkin jadi korbannya. Apalagi, kamu berdandan culun, dia nggak akan bernafsu.”
Aya mengangguk lagi, “Siap Mas. Aku bisa.” dengan semangat empat lima, Aya seperti menemukan kehidupannya kembali.
“Besok kamu temui dia, nanti aku share alamatnya,” ucap Endri.
Ibarat pahlawan penyelamat, Endri selalu datang di saat Aya butuh bantuan. Andai bukan saudara sepupu, mungkin Aya akan jatuh cinta pada lelaki ini. “Gimana caranya aku harus berterimakasih sama kamu, Mas?” tanya Aya.
“Cukup kerja yang benar, dan jangan sampai Resta tau kalau kita sepupuan!” titah Endri.
“Oke,” sahut Aya.
***
Ramaikan dengan komentar ya. Silakan hujat tokohnya nggak apa-apa, asal jangan hujat authornya. Nggak kuat akutuh 🤣🙏
sehat selalu yaa thor, selalu ciptain karya² yg luar biasa ❤️