TIDAK DIREKOMENDASIKAN UNTUK DIBACA, KALIAN BISA PILIH NOVEL YANG LAIN (DISARANKAN YANG TERBIT DARI 2022 KE ATAS) ... KALAU MASIH NEKAT, SILAHKAN DIMAKLUMI SEMUA KEANEHAN YANG TERDAPAT DI DALAM NOVELNYA.
SEKIAN _ SALAM HANGAT, DESY PUSPITA.
"Aku merindukanmu, Kinan."
"Kakak sadar, aku bukan kak Kinan!!"
Tak pernah ia duga, niat baiknya justru menjadi malapetaka malam itu. Kinara Ayunda Reva, gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA harus menelan pahit kala Alvino dengan brutal merenggut kesuciannya.
Kesalahan satu malam akibat tak sanggup menahan kerinduan pada mendiang sang Istri membuat Alvino Dirgantara terpaksa menikahi adik kandung dari mendiang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Gio
Air mata di pipi Kinara, membuat hati Gio hancur pula melihatanya, adik dari Vino itu mengepal tangan kananya seolah ingin segera menghajar sang kakak.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Gio coba menenangkan Kinara.
Namun air mata itu tak juga kunjung reda, rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, kini telah merenggut kebahagianya. Tak ada lagi senja indah dan sang fajar yang menyejukan, kini semua itu telah hancur. Iya HANCUR kata itulah yang kini tengah mengisi relung hati si peri mungil itu.
"Pergi! Jangan dekati aku!" Kinara coba mendorong tubuh Gio yang kini mendekap erat tubuhnya. "Jangan setuh ... Aku jijik!" ucapnya dengan air mata yang masih luruh begitu saja.
"Kina, tenanglah aku mohon!" pinta Vino seraya terus mendekap tubuh si peri mungil.
Namun Kinara seolah tak mengindahkan keinginan Gio, gadis lugu itu terus saja menangis. "Bunda..." panggilnya lirih, nama itu sesekali keluar dari bibir mungilnya.
___
Di kantor sang Ayah justru merasa gelisah, ada sesuatu mengganjal di hatinya. Tapi entah apa, sebab lelaki paruhbaya itu tak tau mengapa dia segelisah saat ini.
Kinara
Wajah ayu gadisnya, seolah membenam dalam benak sang Ayah. "Apa yang terjadi?"
Tanpa pikir panjang lagi, sang Ayah segera beranjak dari duduknya dan sesegera mungkin untuk sampai di rumah. Ya, begitulah batin orang tua, meski belum mengetahui apa yang terjadi, tapi hati seolah tak bisa di bohongi, sebab saat ini yang sang Ayah tau, anaknya itu memang tengah tak enak badan.
___
"Kinara, ayo makanlah!" Gio mengarahkan 1 sendok bubur ke arah si peri mungil.
Hanya gelengan kepala yang Gio dapatkan. Gadis itu masih tetap diam, namun matanya masih tetap berkaca-kaca.
"Makanlah sedikit saja, lakukan ini untuk Ayah. Apa kau tega membuatnya bersedih, jika melihatmu seperti ini? Aku tau kau hancur tapi percayalah, sebisa mungkin aku akan membuat semua baik-baik saja," rayunya.
Kinara diam sejenak, wajah sedih Ayah seolah membenam dalam fikiranya. Tentu saja, gadis itu tak mau Ayahnya juga kecewa, tapi apa mau di kata, karena ini memang kenyataanya.
Kinara memakan sesuap bubur yang Gio sodorkan, lalu minum air putih sebanyak mungkin. "Aku ingin tidur, tolong tinggalkan aku sendiri!"
"Baiklah," jawab Gio setenang mungkin, namun jauh di dalam relung batinya, amarah membuncah bagai bom yang siap meledak kapam saja.
"Awas kau bang sat, aku akan menghajarmu," umpat Gio dengan gigi yang bergemulutuk.
Tak selang beberapa lama, sang Ayah kini tiba di rumah, tanpa basa basi dia segera menemui Gio. Hati Ayah sedikit lega, manakala dia mendapati anak gadisnya tengah tertidur. Bagaimana pun, Kinara memang tak ingin menbuat Ayahnya terluka.
"Yah, aku pamit sebentar, sesegara mungkin aku akan kembali," pamit Gio sopan, berusaha menyembunyikan amarah yang tengah membuncah dalam batinnya.
Broto hanya mengangguk sebab dalam hati kecilnya mengatakan, bahwa saat ini ada yang tak baik-baik saja.
Sementara Gio sudah berlalu pergi, untuk mencari keberadaan Vino. Kakaknya yang telah membawa peri mungil kesayangnya jatuh dalam luka yang begitu menyiksa.
__
Vino tengah duduk termenung, menatap lusanya hamparan kota dari jedela apartemen miliknya.
Braaaaaaak!!
Gio menendang pintu sekuat tenaga dan membuat Vino terkujut seketika.
"Ck ... Apa yang kau lakukan, Gio?!! Kenapa membuatku terkejut, apa kau tak bisa sopan sedikit untuk memasuki kamarku?" omel Vino menatap Gio begitu dingin, layaknya sifat Vino yang memang takkan bisa berubah.
"Apa aku harus sopan pada bajing an sepertimu? Laki-laki tanpa etika dan sopan pada seorang wanita. Apa aku perlu sopan, pada seseorang yang telah merenggut kehormatan mantan adik iparnya sendiri, peri mungil yang aku sayangi? Peri mungil yang begitu menghormatimu selama ini?!!"
Amarah Gio tak terbendung lagi, rahangnya sejak tadi mengeras, mata yang kini memerah, rasanya caci maki takkan cukup untuk laki-laki macam Vino.
"Hahahaha ... Sepertinya gadis murahan itu telah menceritakan sesuatu padamu. Bukan aku yang melakukannya, tapi dia yang datang menggoda. Lalu mengapa kau harus marah?"
"Bajing an, sialan!"
Tidak, Gio takkan mampu menahan ini lebih lama, amarahnya terlampau besar untuk ia tahan.
BUUUGH.
Satu tinjuan dengan kekuatan yang luar biasa mendarat tepat di wajah Vino, dan seketika darah segar keluar dari bibir sexi lelaki tampan nan rupawan itu.
"Siall! Beraninya kau memukulku!!" Vino tak terima atas perlakuan Gio, tak pernah ia mendapatkan hal seperti ini sebelumnya.
"Ini belum cukup, aku bukan saja ingin menghajarmu tapi ingin sekali menghabisimu!"
"Habisi saja jika kau tega!" Vino maju selangkah mendekati Gio. "Ayo habisi, lakukan sekarang juga," tantangnya seraya membentangkan tangan, ia tahu Gio takkan mampu melakukannya, dan memang takkan pernah mampu. Rasa sayang adik kandungnya itu terlalu besar hingga kerap mengalah akan egonya.
Gio mendorong tubuh kekar itu hingga jatuh, bahkan untuk memukul tubuh Vino kembali rasanya juga tak tega. Sebab bagaimana pun bajingan itu tetap kakaknya.
"Kenapa kau tega melakukanya, kau mengatakan Kinara murahan, apa kau melihat betapa hancurnya dia saat ini, betapa dalam duka yang kau berikan. Kakak menghancurkanya dalam satu malam, kau renggut hidupnya, kau buat dia sehancur-hancurnya, namun dengan tega kau mengatakan Kinan murahan!"
Gio berucap lirih penuh penyesalan karena tak mampu menjaga Kinara, wajah memerah dan buliran kristal bening yang jatuh tanpa izin itu membuat Vino diam seketika, entah apa yang kini sedang membenam dalam pikirannya.
Tbc
Salam hangat Author, mungkin di sini akan banyak kalimat umpatan yang di rasa kurang sopan😙 Bahkan Author satunya kesel ndiri ma Pino🦕 Komen"nya kalau mau ngumpat di spasi aja😭 Ga nongol sista mueheh, maaciw💜