”Elden, jangan cium!” bentak Moza.
”Suruh sapa bantah aku, Sayang, mm?” sahut Elden dingin.
"ELDENNN!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Felina Qwix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5- Wedding Party
Seketika Elden masuk ke dalam ruangan.
"Kalian sengaja mau buat cewek gue kesiksa kan?" Tegas Elden kesal.
"Enggak gitu, tadi gue mau berbagi makanan sama Moza tapi dia curiga kalo-" belum selesai Mirna selesai, Elden langsung menatapnya sengit. "Syalan lo! Gak peduli gue apa yang lo omongin, gue udah denger semuanya!"
Dengan bentakan yang Elden lontarkan, Mirna merasa terpojok, gadis itu malah menangis hingga menjadi. Tanpa mau berbasa-basi lagi, Elden melontarkan kata-kata pahit kepada Mirna.
"Lo gak usah ganggu gue sama cewek gue ya? Gak ingat lo cuma barang bekas?" Oceh Elden, seraya menarik tangan mungil Moza, lalu pergi begitu saja.
Mirna yang mendapat julukan barang bekas sontak jatuh terduduk di kedua lututnya yang tertumpu ke tanah.
"A-apa? Demi Moza anak beasiswa si Elden ngatain gue? Gak adil! Sumpah gue muak!" kesal Mirna. Cindy hanya diam, dia takut serba salah.
"Lo kenapa diem aja? Kenapa lo gak belain gue!" Hardik Mirna kesal. Cindy hanya diam tanpa kata.
"Ih resek lo!" Kesal Mirna yang lantas pergi begitu saja dan menangis sesenggukan. Tapi, sayangnya tak ada yang peduli, niat hati Mirna ingin menenangkan dirinya di sebuah ruangan, eh tidak disangka seseorang yang membuatnya kesal malah berduaan di dalam sana. Belum lagi keduanya tampak akrab sekali. Mirna kesal bukan main.
Di ruangan kosong, pemandangan ini yang dilihat oleh Mirna.
"Kok bisa ya ternyata rasa tumis paprika mix daging enak, apalagi ada jamurnya juga. Sumpah nagih. Gak nyangka."
Sisi berbeda dari sosok Elden, dia bisa tanpa jaim sedikitpun makan bersama seorang perempuan dan itu adalah Moza disampingnya. Mirna semakin kesal.
"Jadi, lo gak biasa makan sayur?" tanya Moza.
"Enggak,"
"Jamur pun gak pernah?" tanya Moza lagi. Elden menggelengkan kepalanya.
"Gue cuma tau pizza, burger kadang kentang goreng. Gue gak tau masakan kayak gini itu enak ternyata" jelas Elden. Wajah tampannya membuat Moza kagum, nyaris tak ada celah untuk di cap jelek.
Tanpa sadar, Elden tau kalo Moza sedang memperhatikan dirinya. Pria itu tersenyum tipis, tanpa bertanya apapun pada Moza.
"Jadi, sayur apa lagi yang rekomended buat dimakan?" tanya Elden, memecah lamunan Moza.
"Eh, banyak sih," jawab Moza, suaranya nyaris gugup bukan main.
"Contohnya?"
"Suka tumis daging mix buncis gak?"
"Emang enak?"
"Enak. Mau gue buatin?"
"Boleh deh."
Mirna pun pergi dengan kesal dengan percakapan keduanya. Tampak mesra, meski hanya sepintas dilihat olehnya. "Moza emang babi!" Keluh Mirna. "Bisa-bisanya dia ngedoktrin seorang Elden buat makan sayuran! Perasaan dari dulu malah gue yang kedoktrin sama aturan dia!"
****
Wedding party—Hotel Mouri.
Semua mata melotot, karena ternyata bukan hanya engagement party melainkan pernikahan. Mirna semakin terbelalak. "What? Banner di depan itu gak salah kan?" tanya Mirna pada Cindy. Yang malah diundang juga ke acara ini, entah siapa yang tengah menyusupkan nama Mirna dan Cindy.
"Gue gak tau." Ucap Cindy pasrah.
Mirna menarik napasnya dalam-dalam. "Masak engagement party jadi wedding party sih? Gak masuk akal banget! Gue yakin beneran bannernya salah cetak!" omelnya.
Saat masuk ke ruangan inti. Hati Mirna semakin gusar melihat Elden dan Moza memakai setelan pengantin.
"Mereka beneran nikah atau cuma tunangan sih?" tanya Cindy.
"Mollayoooo! Gue budeg." Oceh Mirna kesal.
Cindy tak mau lagi berbicara. Di pojok ruangan ada teman-teman Elden yang berkumpul. Mereka semua melihat ke arah Mirna kemudian tertawa terbahak-bahak, seolah menertawakan gadis itu. Dengan kesal Mirna mencebik.
"Sialan banget sih, sampe temen-temennya Elden tertawain gue! Anjir memang!" gerutu Mirna.
Tak lama, Moza turun dari podium dengan gaun megahnya. Saat itu Mirna yang kesal segera punya rencana untuk menginjak gaun Moza agar terjatuh dihadapan banyak orang dan malu tentunya.
"Mir, lo mau kemana!" oceh Cindy.
"Mau ngasih tau lo acara stand up komedi. Mau lihat gak?" Mirna tersenyum licik. Saat itu juga kakinya menginjak gaun Moza yang lewat dan menahannya sejenak lalu melepaskannya.
Bruaak.
Moza terjatuh di hadapan banyak orang. Semua tamu tertawa. Mengejek pengantin keluarga Pitch.
"Anjir jatuh, lihat deh. Dia itu buta apa katrok sih?"
"Dia anak beasiswa. Dia deketin Elden demi duit, lo tau sendirilah."
"Palingan dia guna-guna si Elden."
Desas desus itu memanas. Terdengar jelas di telinga Moza saat gadis itu tersungkur di lantai.
Tak lama terdengar suara langkah, sontak Mirna menarik kakinya spontan. Seseorang membuatnya gemetar dan takut.
Tok.
Tok.
Suara langkah sepatu pantofel. Terlihat jelas sepatu itu semakin dekat ke arah Moza. Gadis itu tak berani mendongakkan wajahnya.
Saat itu Elden datang, wajahnya menegang, tatapannya dingin menusuk ruangan. Suasana langsung berubah hening. Ia melangkah mendekati Moza yang masih terduduk di lantai dengan gaun putih megahnya yang kini kotor di ujungnya. Elden meraih tangan Moza, membantunya berdiri dengan penuh wibawa.
"Lain kali, kalau kalian mau ketawa," suara Elden rendah tapi penuh tekanan, "ketawain diri kalian sendiri. Fasilitas hotel bintang lima ini gue gratiskan buat kalian bukan buat hina bini gue."
Deg.
Suara itu membuat Moza terdiam sejenak.
Tatapannya menyapu seluruh tamu undangan yang masih menahan tawa, membuat sebagian menundukkan kepala.
"Lo pikir gue sama Moza nikah cuma buat main-main?" lanjut Elden, suaranya ketus. "Lo pikir gue bisa sehina itu kalo cuma diguna-guna sampe mau nikah sama Moza?"
Moza menunduk, matanya berkaca-kaca, berusaha menahan rasa malu sekaligus haru. Sementara itu Mirna yang masih berdiri tak jauh dari sana, tiba-tiba ikut jadi pusat perhatian. Beberapa pasang mata meliriknya dengan curiga dan sinis.
Elden menghela napas berat, lalu menatap ke arah Mirna. Tatapan tajam itu membuat Mirna kaku di tempat.
"Dan lo..." Elden mendesis pelan. "Jangan pernah lagi coba bikin ulah konyol. Gue peringatin lo terakhir kali. Kalau gue dapet kabar lo sentuh Moza lagi, gue yang bakal bikin lo nyesel, tolong tau diri sebagai barang bekas, jangan nyampah!" bisik Elden yang membuat semua orang terdiam bukan main.
Suara dingin itu bergema, menusuk, dan membuat Cindy yang ada di dekat Mirna hanya bisa menelan ludah.
Setelah itu Elden menarik Moza lebih dekat ke sisinya, menatapnya dengan lembut—kontras dengan ketegasan barusan. "Lo gak usah dengerin omongan mereka. Gue di sini, sama lo."
Moza menurut. Tak lama, Elden malah menggendongnya ala bridal, hingga membuat setiap orang terkagum-kagum dengan sosok Moza yang mampu membuat Badboy satu itu takluk bahkan terlihat bucin mampus.
"Gue bisa jalan, turunin." Mohon Moza.
"Lo juga tau kan kalo gue ini cowok? Hargain kegentlean gue."