NovelToon NovelToon
ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Isekai / Persahabatan / Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Tamat
Popularitas:35
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Semesta Animers yang damai, dikelola oleh lima kerajaan berdaulat yang dipimpin oleh sahabat karib, kini terancam oleh serangkaian insiden sepele di perbatasan yang memicu krisis sosial. Para pemimpin harus bertemu dalam pertemuan puncak penuh ketegangan untuk menyelesaikan konflik politik dan membuktikan apakah ikatan persahabatan mereka masih cukup kuat untuk menyelamatkan Semesta Animers dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Continue the Adventure

Pagi-pagi sekali, setelah merencanakan rute mereka di peta kuno, Indra dan Sabre meninggalkan Soryu City. Tujuan mereka berikutnya adalah Lucius City, kerajaan yang dipimpin oleh sahabat mereka, Ai Haruka Lyra. Ranox akan menjadi perhentian sekunder jika jalur utama Lucius City tidak memberikan jawaban.

Perjalanan itu adalah ujian yang jauh lebih berat daripada yang dijalani Indra sendirian. Mereka kini berdua mengendarai kuda menembus hutan lebat dan melintasi pegunungan yang sunyi.

Jalanan yang seharusnya menjadi jalur perdagangan kini terasa sepi dan berbahaya. Keberadaan Demon tidak lagi terbatas di area perbatasan; mereka bermunculan di sepanjang rute. Sabre dan Indra, yang dulunya adalah pangeran dan raja yang terikat oleh kedamaian, kini harus kembali menjadi pejuang murni.

Mereka bertarung bahu-membahu. Pedang Indra dan teknik bertarung Sabre berpadu sempurna, menghasilkan kerja sama yang terbentuk sejak masa pelatihan mereka. Mereka membasmi sekumpulan Demon yang mengganggu jalur utama, bahkan berhasil menumbangkan beberapa mini boss yang biasanya hanya muncul di wilayah yang sangat terpencil. Setiap pertarungan yang dimenangkan adalah bukti nyata bahwa ada sesuatu yang mengganggu tatanan, melepaskan makhluk-makhluk gelap ini ke dunia fana.

Meskipun fokus utama mereka adalah mencapai Lucius City secepat mungkin untuk bertemu Lyra dan mencari tahu apakah ia tahu tentang Evelia atau keretakan antar-kerajaan, naluri kepahlawanan mereka tidak pernah padam. Mereka berhenti untuk membantu rombongan pedagang yang dirampok, melindungi sebuah desa kecil dari serangan Demon, dan bahkan memperbaiki jembatan yang rusak akibat gempa kecil.

Setiap pertarungan, setiap tindakan kebaikan, dan setiap kilometer yang mereka tempuh semakin memperjelas satu hal: Semesta Animers, di balik ilusi kedamaian yang baru direnovasi, sedang sakit. Dan sumber penyakit itu, entah bagaimana, terasa terhubung dengan pesan aneh dari Evelia.

Perjalanan mereka menjadi balapan melawan waktu, dengan satu tujuan yang jelas di benak mereka: Lucius City, tempat di mana mereka berharap Lyra dapat memberikan petunjuk untuk menghentikan kekacauan yang semakin meluas ini.

.

.

.

.

.

.

.

Saat kuda mereka melaju kencang melalui padang rumput yang luas, atau ketika pedang mereka beradu dengan cakar Demon, ingatan-ingatan dari masa lalu ikut terlempar ke permukaan. Setiap gerakan yang mereka lakukan, meskipun sudah disempurnakan oleh pengalaman perang dan tugas kerajaan, masih membawa jejak dari tempat mereka pertama kali belajar bertarung: Academy Animers.

Dalam sebuah pertempuran cepat melawan miniboss Demon bertanduk yang menghalangi jalan, Indra melepaskan serangan yang cepat dan penuh tenaga, memaksa Demon itu mundur. Sabre memanfaatkan celah itu, bergerak memutar dengan presisi mematikan untuk memotong tendon kaki makhluk itu.

"Sial, aku baru menyadari," teriak Sabre, sambil menyarungkan pedangnya setelah Demon itu tumbang. Wajahnya dipenuhi debu namun matanya berkilat geli. "Gaya bertarungmu masih seceroboh saat kita latihan di Lapangan Emas dulu, Indra! Hanya sekarang kau punya kekuatan untuk menutupi kecerobohan itu."

Indra tertawa, mengatur napas sambil menyeka keringat di dahinya. "Setidaknya aku masih lebih baik darimu! Kau masih terlalu banyak berpikir, Sabre. Ingat saat kau kalah taruhan karena terlalu sibingung memilih antara tiga langkah strategismu?"

"Itu namanya strategi, bukan bingung!" balas Sabre, naik ke atas kuda. "Aku ingat dengan jelas, 'Prinsip Kekuatan Murni' yang kau pelajari di Academy. Kau hanya mengandalkan otot dan semangat. Lihat, sekarang bahkan kau masih menggunakannya untuk menyingkirkan batu-batu di jalan!"

Dialog singkat itu, yang diselingi tawa kecil, menjadi pelepas ketegangan dalam perjalanan yang penuh bahaya. Setiap manuver yang mereka lakukan, baik itu serangan menusuk cepat milik Sabre atau ayunan pedang Indra yang menghancurkan, adalah echo dari latihan keras, kompetisi konyol, dan janji persahabatan yang mereka buat di bawah naungan Academy Animers.

Meskipun dunia terasa semakin gelap, kenangan akan masa muda mereka menjadi cahaya, mengingatkan mereka bukan hanya pada seberapa jauh mereka telah berkembang, tetapi juga pada ikatan kuat yang kini mereka pertaruhkan untuk menyelamatkan Semesta Animers.

.

.

.

Perjalanan panjang menuju Lucius City adalah campuran antara pertempuran brutal dan momen kemanusiaan yang menghangatkan hati. Indra dan Sabre tidak hanya bergerak maju sebagai utusan kerajaan, tetapi sebagai ksatria yang menolong sesama.

Mereka kerap kali membagi waktu. Di satu sisi, mereka harus fokus pada kecepatan untuk mencapai Lyra, namun di sisi lain, naluri mereka sebagai pelindung rakyat tidak mengizinkan mereka menutup mata.

Misalnya, ketika mereka menemukan sekelompok keluarga yang mencoba mengungsi namun terhalang oleh sarang Demon di sebuah gua. Tanpa ragu, mereka berdua bekerja sama membersihkan jalur tersebut.

"Hei, kau ingat gerakan 'Seribu Sayatan Angin' itu, Sabre?" tanya Indra sambil bertarung, teringat pada teknik yang diajarkan oleh Master.

Sabre, yang sedang melindungi warga sipil, membalas dengan seringai sinis. "Kau masih menggunakan nama yang dramatis itu? Itu hanya Tiga Sayatan Cepat! Lihat ini, teknik 'Perisai Simetris' yang kau anggap membosankan di Academy, sekarang menyelamatkan semua orang ini." Sabre menciptakan dinding energi cepat yang membelokkan proyektil Demon.

Kombinasi kekuatan langsung dari Indra dan strategi defensif Sabre memastikan semua orang yang mereka temui aman. Mereka mengawal para pedagang yang membawa perbekalan penting untuk melewati area berbahaya, memastikan persediaan makanan tetap sampai ke tujuan. Mereka juga menghabiskan waktu berjam-jam membantu seorang dukun desa menyembuhkan warga yang terluka parah akibat serangan Demon yang lebih besar.

Setiap tindakan kemanusiaan yang mereka lakukan, entah itu mengawal atau membasmi, selalu diiringi dengan celetukan nostalgia tentang hari-hari mereka di Akademi—bagaimana mereka pernah diskors karena menggunakan teknik terlarang saat latihan, atau bagaimana mereka diam-diam melarikan diri untuk mencoba teknik baru di luar tembok Akademi.

Melalui kelelahan dan bahaya, ikatan persahabatan mereka diuji dan diperkuat. Mereka tidak hanya berjuang untuk menemukan Evelia atau menemui Lyra; mereka secara aktif berjuang untuk Semesta Animers, satu demi satu orang yang mereka temui, menegaskan bahwa nilai-nilai loyalitas dan semangat yang diajarkan di Akademi Animers masih menjadi jangkar terkuat di dunia yang mulai retak ini.

.

.

.

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, menembus hutan dan membasmi kekacauan, Indra dan Sabre akhirnya tiba di batas luar Lucius City.

Saat mereka melintasi gerbang utama, kelelahan mereka seketika tergantikan oleh rasa kagum. Lucius City tampak bersinar, sebuah oasis di tengah Semesta Animers yang mulai terasa suram. Infrastrukturnya tertata rapi, bangunannya elegan dan indah, dan suasana kota terasa begitu tenang dan berbudaya. Warga Lucius City bergerak dengan tergesa-gesa namun tanpa kepanikan, menunjukkan efisiensi dan kebahagiaan.

Kota itu memancarkan aura kemakmuran dan kedamaian yang mendalam, kontras sekali dengan bongkahan pilar yang mereka temukan di Hope Bridge dan serangan Demon yang mereka hadapi di sepanjang jalan.

Indra dan Sabre saling pandang. Mereka berdua sama-sama tercengang.

"Lihat ini, Indra," bisik Sabre, matanya mengamati kanal air bersih yang mengalir di sepanjang jalan utama. "Lyra benar-benar..."

"Benar-benar mengelola kerajaannya dengan sempurna," sambung Indra, membiarkan kudanya berjalan pelan di antara kerumunan. "Dia selalu yang paling fokus saat di Academy, tapi aku tidak menyangka dia bisa menciptakan kedamaian yang sedalam ini. Lucius City terasa begitu makmur."

Kerajaan di bawah kepemimpinan Ai Haruka Lyra adalah bukti hidup bahwa persahabatan antar-pemimpin telah memberikan buah terbaiknya. Di tengah laporan retaknya aliansi, Lucius City berdiri sebagai pilar stabilitas yang tak tergoyahkan.

Dengan rasa kagum dan harapan baru, Indra dan Sabre melanjutkan langkah mereka, semakin mendesak untuk bertemu dengan Lyra—sahabat yang mungkin memiliki jawaban atas kejanggalan Evelia dan ancaman yang mengintai dunia mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!