Atas desakan ayahnya, Poppy Yun datang ke Macau untuk membahas pernikahannya dengan Andy Huo. Namun di perjalanan, ia tanpa sengaja menyelamatkan Leon Huo — gangster paling ditakuti sekaligus pemilik kasino terbesar di Macau.
Tanpa menyadari siapa pria itu, Poppy kembali bertemu dengannya saat mengunjungi keluarga tunangannya. Sejak saat itu, Leon bertekad menjadikan Poppy miliknya, meski harus memisahkannya dari Andy.
Namun saat rahasia kelam terungkap, Poppy memilih menjauh dan membenci Leon. Rahasia apa yang mampu memisahkan dua hati yang terikat tanpa sengaja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sesuai perintah atasannya, Vic melangkah menyusuri koridor kapal yang kini sepi setelah kejadian semalam. Beberapa kru masih membersihkan pecahan kaca dan sisa kekacauan. Ia berhenti di depan salah satu kamar penumpang, memperhatikan nomor di pintu, lalu menarik napas pelan sebelum mengetuk.
Tok… tok…
Pintu terbuka perlahan. Poppy muncul dengan rambut terurai berantakan, mengenakan piyama satin. Matanya masih terlihat lelah.
“Tuan, ada apa?” tanya Poppy, menatap pria asing itu dengan curiga.
“Nona, saya adalah asisten Tuan Huo. Nama saya Vic. Dengan perintah Tuan Huo ingin memberi Anda hadiah sebagai tanda terima kasih karena telah menyelamatkan beliau,” ucap Vic sopan sambil menyerahkan selembar cek.
Poppy memandang lembaran itu. “2 juta dollar?” tanyanya, nada suaranya setengah tak percaya, setengah sinis.
“Iya, silakan diterima, Nona,” jawab Vic dengan sopan, menunduk sedikit.
Poppy mendengus pelan. “Aku menolak! Aku tidak kekurangan uang. Jadi aku tidak butuh. Aku juga tidak butuh ucapan terima kasih dari bosmu. Aku melakukan itu demi nyawaku dan orang lain juga. Kalau bosmu tewas maka kami ikut tewas,” jawab Poppy tegas, lalu menutup pintu tanpa ragu.
“No…” ucap Vic terhenti, menatap pintu yang sudah tertutup rapat di hadapannya.
Ia terdiam sejenak, tercengang. “Pertama kali ada orang yang menolak uang, apalagi sebanyak ini,” gumamnya, lalu berbalik meninggalkan kamar itu dengan ekspresi bingung.
Beberapa saat kemudian.
Vic berdiri di balkon kamar Leon yang terbuka menghadap laut malam. Angin menerpa jasnya, sementara Leon berdiri tegak menatap ke arah ombak dengan rokok di tangan.
“Tuan, gadis itu menolak cek yang kita berikan,” ujar Vic.
Leon menoleh sedikit. “Apakah dia merasa terlalu sedikit?”
“Dia hanya mengatakan dia melakukan itu demi nyawanya dan penumpang lain, bukan karena uang,” jawab Vic jujur.
Leon terdiam sesaat, lalu menghembuskan asap rokok dengan pelan. “Aku tidak suka berutang budi. Dia menolak hanya membuatku berutang padanya. Tambahkan saja nominalnya.”
“Tapi dia mengatakan dia tidak kekurangan uang,” ujar Vic ragu.
“Butuh atau tidak, tetap berikan saja,” perintah Leon datar.
“Baik, Tuan!” jawab Vic cepat.
Leon menatap laut dengan sorot mata tajam. “Aku tidak percaya gadis kecil seperti dia tidak tertarik pada uang.”
Keesokan harinya.
Poppy baru saja menata rambutnya di depan cermin ketika terdengar ketukan lagi di pintunya.
Tok… tok…
“Kenapa kamu lagi?” tanya Poppy begitu membuka pintu, nada suaranya setengah kesal.
“Maaf, Nona, karena telah mengganggu,” ucap Vic, tetap sopan. “Bos saya berniat baik dan tulus ingin berterima kasih. Jadi silakan diterima cek ini.”
Poppy melirik cepat ke angka yang tertera di cek itu. “Nominalnya ditambah, sepertinya bosmu sangat kaya,” katanya dengan nada sarkastik.
“Nona telah menyelamatkan nyawanya. Bos hanya melakukan kewajibannya,” ucap Vic menahan senyum.
“3 juta memang bukan nominal kecil, tapi aku tetap dengan pendirianku. Aku menolak cek ini. Dan sampaikan pada bosmu, aku tidak butuh uangnya. Juga tidak butuh balas budinya. Aku sudah ada uang, uangku sudah banyak. Jadi berikan saja uang ini kepada orang yang membutuhkan,” jawab Poppy dengan nada tegas dan menutup pintu sebagian.
Vic menahan pintu itu, mencoba mencari kata. “Apakah ada yang Nona suka? Seperti perhiasan, rumah, tas, atau yang lain?” tanyanya mencoba peruntungan terakhir.
“Semua itu aku sudah ada. Aku bisa beli sendiri ketika aku tertarik pada sesuatu. Aku menolak uang dari gangster seperti kalian. Jangan muncul lagi di hadapanku!” jawab Poppy dengan nada tegas, lalu kembali masuk ke kamar dan menutup pintu keras-keras.
Brak.
Vic terdiam di depan pintu, menghela napas panjang sambil menatap cek di tangannya. “Bos pasti marah kali ini,” gumamnya pelan, lalu melangkah pergi dengan lesu.
Vic yang telah kembali menemui bosnya, menyampaikan ucapan gadis itu.
“Menolak uang gangster? Apakah dia merendahkanku? Sehingga bicara seperti itu? Aku sungguh tidak menyangka, pertama kalinya ada yang berani melawanku,” ucap Leon dengan sedikit kesal.
“Sepertinya dia berbeda dengan gadis lain. Poppy Yun adalah gadis yang keras kepala dan baik hati. Bagaimanapun, niatnya hanya menyelamatkan orang,” kata Vic.
“Selidiki latar belakangnya sampai dapat. Aku ingin tahu siapa gadis ini sehingga berani melawanku. Apakah dia tahu siapa aku sebenarnya?” tanya Leon.
“Seharusnya dia sudah tahu, Tuan. Menurutku dia sama sekali tidak peduli,” jawab Vic.
“Waktumu hanya satu hari. Cari sampai dapat latar belakangnya!” perintah Leon.