NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:506
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4: Gaun Dan Cincin

Alvart menyetujui semua permintaan Andralia pernikahan megah, pesta rakyat, bahkan undangan yang dikirim ke seluruh penjuru Erundil.

Namun, kemewahan itu tak sepenuhnya disambut dengan sukacita.

Di kalangan bangsawan, hanya desas-desus pahit yang terdengar. Banyak dari mereka berfikir buruk tentang pernikahan ini.

"Bukankah Suami Lady Andralia baru meninggal belum genap sebulan?"

"Ada yang aneh dengan kematian Pangeran ke-2 Zephyr"

"Bukankah pernikahan ini terlalu cepat?"

"Sepertinya, rumor tentang pengawal pribadi yang menjadi selingkuhan itu benar"

Kalimat demi kalimat itu berbisik di balik kipas sutra dan gelas anggur para bangsawan. Namun berbeda di jalanan.

Rakyat jelata justru bersorak riang.

"Akhirnya, Lucian mendapatkan cinta Sang Lady!"

"Ah, Lucian,... kenapa tidak menikah dengan ku saja"

"Aku tidak sanggup melihat pria tampan sepertimu menikah terlebih dahulu"

Suara tawa dan nyanyian rakyat menutupi desas-desus busuk di istana. Tapi bagi Andralia, semua pujian itu tak lebih dari omong kosong.

Desainer ternama mulai datang, mulai menunjukkan beberapa contoh gaun kepada Andralia. Namun, tak ada satupun yang menarik di mata Andralia.

"Aku ingin gaun hitam atau merah"

Lucian yang tengah memegang gaun putih tulang yang indah itu, yang sebelumnya terbesit dalam benaknya, jika Andralia akan begitu sangat cantik jika mengenakan gaun ini cukup terkejut mendengar permintaan Andralia tentang warna.

"Maaf Lady? Merah? Dan hitam?"

"Bukankah, warna itu sedikit kurang cocok untuk pernikahan?"

Merah-hitam adalah warna tabu dalam gaun pernikahan.

Andralia hanya memberikan lirikan dan itu cukup membuat Sang Desainer tersentak. "Ekhem! Tolong gaun di koper 3"

Asisten Desainer itu membawakan koper yang Andralia minta. Gaun hitam pekat dengan mawar merah di dadanya. "Aku suka ini" Andralia bahkan tidak memilih. Dia sekedar menunjuk.

"Lady Andralia,..." Desainer itu memanggil lirih. "Warna gaun ini terlalu gelap untuk nuansa pernikahan megah Anda" Sebenarnya, Desainer itu cukup ragu dengan pilihan Andralia. Sebab, gaunnya tak terlihat seperti gaun pernikahan. Melainkan gaun duka.

Andralia mengambil gaun itu, mulai mencoba dari luar. "Ya,..."

"Tidak ada warna lain pantas selain warna ini untukku" jawab Andralia tanpa ragu.

Semua orang yang ada di ruangan itu, terdiam. Berbeda dengan Lucian. Dia menunjukkan senyuman lebarnya. Namun, tangannya terkepal menahan rasa sesak di dadanya saat melihat Andralia mulai mencoba gaun itu dan berkaca.

Andralia menatap dirinya dari cermin. Gaun yang dia kenakan sangat cocok dengan tubuhnya.

Mata Lucian hanya bisa mengikuti gerakan tubuh Andralia. Andralia tiba-tiba berbalik melihat ke arahnya, dengan senyuman tipis. Namun, bukan senyum ceria.

"Bagaimana calon suamiku? Apa aku terlihat cantik?" Tanya Andralia meletakkan tangannya di dadanya. Kemudian membuang pandangannya.

Lucian tersenyum samar, menutupi hatinya yang terluka. "Jika itu pilihan Anda Yang Mulia,"

"Maka biarlah Saya menjadi pengantin yang paling bahagia di dalam duka Anda." Lucian membungkukkan tubuhnya di belakang Andralia. Namun, kepalanya masih menatap cermin.

Andralia tidak menatapnya. Dan, di balik pantulan cermin itu, sekilas mata mereka sempat bertemu.

Lucian hanya bisa mengaktupkan rahangnya dengan kuat. Menahan rasa sakit di dalam dadanya.

Desainer dan pelayan yang ada di ruangan itu, sejenak mereka saling tukar pandang. Mereka semuanya tau, jika gaun itu bukanlah lambang cinta, melainkan duka atas kehilangan segalanya.

...♧♧♧...

Andralia merasa puas saat urusan gaun telah usai. Dia tertawa setiap kali memikirkan ekspresi Lucian yang mengkatupkan bibirnya seakan menahan diri untuk tak marah.

"Aku ingin tau berapa lama dirinya bisa bertahan dengan sifatku yang seperti ini" lirih Andralia mengintip ke bawah dari jendela kamarnya, di sana ada Lucian yang sedang mengobrol dengan prajurit lain.

"Em, setelah gaun, malam ini akan melakukan pemilihan cincin pernikahan? Ya, mari kita cari yang norak"

Andralia melakukan balas dendam kepada Lucian dengan caranya sendiri. Dengan cara yang sangat ke kanak-kanakan.

Hingga, saat pembuat cincin itu tiba. Andralia dikejutkan dengan model cincin yang terlihat sederhana. Tidak ada yang mewah, dan tidak ada yang norak di matanya.

"Kenapa pembuat cincin ini tidak memiliki model yang norak?"

"Modelnya pasaran sekali" ucap Andralia karena tidak menemukan cincin yang dia cari.

Lucian yang sebelumnya menemukan model cincin yang bagus, model cincin dengan guratan seperti akar dan bunga yang terukir detail, lagi-lagi mengurungkan niatnya untuk menunjukkan cincin bagus itu.

Lucian kembali tersenyum, meletakkan cincin itu di tempatnya. "Kalau begitu, model cincin seperti apa yang Anda cari?"

"Aku ingin cincin dengan permata berbentuk mawar yang diukir dengan emas. Yang lebih besar dari diameter cincinnya" Andralia mengatakannya dengan asal.

Tukang pembuat cincin itu tersenyum lebar. Menepuk tangannya dengan keras.

"PROK!"

Andralia dan Lucian tersentak bersamaan.

"Saya bisa membuatkan itu! Cincin itu, pasti cantik dengan tangan lentik Anda. Saya akan membuatkan sketsanya" pembuat cincin itu dengan antusias membuat coretan demi coretan di kertas. Bahkan suara ujung pensil itu memenuhi ruangan, melebihi suara detik jam.

Lucian melirik ke arah Andralia. Andralia mencuri pandang, mengintip apa yang digambar oleh pembuat cincin itu.

"Dan untuk Tuan Lucian, bagaimana jika cincin Anda memiliki pola mawar sebagai goresan?"

"Em, bai-"

"Tambahkan tangkai dan daunnya juga, untuk suami tercinta!" Sela Andralia dengan cepat.

Pembuat cincin itu yang awalnya berekspresi bingung, langsung tersenyum dengan ceria. "Ah! Anda memang sosok yang kreatif Lady! Ini akan menjadi maha karya diantara cincin-cincin saya yang lain!" pembuat cincin itu menunjukkan sketsanya kepada Andralia dan Lucian.

Lucian tidak bisa berkata apapun saat melihat sketsa yang pembuat cincin itu buat. Sedangkan, Andralia merasa sangat senang melihat sketsa itu. Karena skestsa itu sangat buruk.

Lucian menelan ludah, "Ah, aku baru ingat jika teman Ayah ini, memang tidak bisa memegang pensil dengan benar. Dia hanya memiliki ingatan dan imajinasi yang bagus".

Di sana, Andralia puas karena melihat Lucian yang menjadi kaku di sebelahnya.

...♧♧♧...

Bruk!

Andralia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang setelah dia kembali dari pertemuan untuk pembuatan cincin pernikahan itu. Dia tersenyum lebar untuk sekian lama, dia tertawa setiap kali teringat ekspresi kaku.

"Ini menyenangkan sekali. Ku harap, kau tidak pernah bahagia dengan pernikahan ini, Lucian"

"Ku harap, kau menyesali keputusanmu untuk mematuhi Ayahku. Dan ku harap, kau menceraikanku dengan cepat... " Andralia tertidur setelah dia mengoceh banyak.

Kembali ke tempat Lucian. Lagi-lagi, Lucian di panggil oleh Alvart.

"Ku dengar, Andralia memilih gaun hitam?" suara Baginda terdengar lebih lirih dan serak dari biasanya.

Lucian masih tersenyum, "Benar Baginda. Itu gaun yang cantik. Selaras dengan mata dan rambut saya" jawabnya.

Alvart sungguh menyukai sisi Lucian yang seperti ini. Dia begitu positif dan hanya memikirkan sisi baik dari pilihan Andralia.

"Bagaimana cincinnya?"

"Ah, hahaha" Lucian tertawa kecil. Itu bukan kekehan kecewa, melainkan dia menertawakan hal lucu.

"Beliau membuat permintaan khusus kepada pembuat cincin. Bunga mawar sebagai permata emas yang lebih besar dari diameter cincinnya. Dan saya, mawar dengan tangkai serta daunnya yang terukir di cincin"

Alvart tertegun. "Itu tidak seperti Andralia saja"

"Pembuat cincin berkata jika itu akan menjadi mahakarya, saya sungguh menantikan hasil dari cincin tersebut" jawab Lucian.

1
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!