NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"Terimakasih pak sudah bersedia mengantar kami pulang," ucap pak Bimo.

"Sama-sama pak, besok saya akan berkunjung ada suatu hal yang ingin saya bicarakan," ucap pak ustad Abidin.

"Ada apa pak, apa kah ada sesuatu yang berkaitan dengan kejadian tadi?" tanya Bu Wati.

"Sudah Bu besok aja kita bahasa nya, hari sudah semakin larut dan cuaca semakin tidak baik," ucap pak Bimo.

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, Bu, assalamualaikum," ucap pak ustad Abidin.

"Walaikumsalam," jawab mereka.

"Intan sekarang kamu masuk ke kamarmu dan beristirahatlah hari sudah sangat larut, jangan lagi memikirkan hal yang terjadi tadi yah dan jangan lupa berdoa," ucap Bu Wati

"Iya pak, bu, intan masuk dulu yah," ucap intan berjalan masuk ke kamar nya.

Setelah sampai di kamarnya Intan mulai merebahkan tubuh nya, karena ia benar-benar merasa lelah.

"Dimana aku? kenapa aku berada di tempat ini? Bukannya ini ruang belakang milik pak Gito yang tadi sempat aku masuki?" tanya Intan pada diri nya sendiri, karena ia masih mengenali ruangan yang tadi sempat ia masuki, Intan merasa bingung seharusnya ia berada di kamar nya saat ini bagaimana bisa ia kembali ke rumah pak Gito.

Saat sedang kebingungan Intan mendengar suara tangis yang sangat pilu dari seorang gadis yang ia kenali.

"Suara ini sepertinya milik sahabat ku, apakah aku berhalusinasi? Bukannya ia telah lama meninggal?" Intan bertanya-tanya seorang diri.

Intan mulai melangkah kan kaki nya mencari sumber suara yang ia kenali, suara tangis tersebut semakin jelas terdengar memilukan.

Intan berjalan terus memasuki ruangan itu semakin dalam, walaupun dalam keadaan gelap ia mencoba menajam kan penglihatan nya mencari keberadaan suara tangis sahabatnya itu.

Semakin dalam ia masuk dan mengitari ruangan itu tercium bau yang sangat menyengat memasuki rongga hidungnya, Intan buru-buru menutupi hidungnya.

"Bau apa ini? membuatku ingin muntah saja?" ucap kasih merasakan isi perut nya ingin keluar.

"Aku harus menyalakan lampu di ruangan ini," ucap Intan seraya berjalan mencari dimana letak kontak lampunya.

Intan terus berjalan sambil tangannya mencoba meraih dinding ruangan tersebut untuk menyalakan lampu. Namun bukan kontak lampu yang ia dapat tetapi sesuatu yang berukuran besar dan berbulu serta sangat lengket, sontak ia kaget memundurkan tubuhnya beberapa langkah kebelakang.

"Ya Allah apa itu?" tanya Intan.

Suara tangis pun semakin terdengar sangat jelas dan pilu dari salah satu sudut ruangan tersebut.

Intan kembali mencoba mencari kontak lampu dan akhirnya ia menemukannya, segera ia menekan kontak lampu tersebut agar mendapat penerangan.

Walaupun nyala lampunya buram namun ia masih bisa melihat sekeliling ruangan tersebut.

Intan mulai memperhatikan setiap sudut ruangan tersebut, seketika tubuhnya menegang dan tidak bisa di gerakan, degup jantungnya berpacu dengan cepat ketika ia melihat seorang gadis duduk di salah satu sudut ruangan tersebut. Tubuh gadis itu basah dan penuh luka, ia menangis pilu seperti sedang menahan sakit dan kecewa.

Intan menajamkan penglihatannya untuk memastikan siapa gadis itu, dan yah dia mengenalinya gadis tersebut merupakan sahabat kecil nya. Ia berusaha melawan rasa takut nya dan mencoba menggerakkan tubuhnya kembali, setalah terus mencoba akhirnya kasih bisa mengendalikan tubuh nya lagi.

Ketika hendak mendekati tubuh sahabatnya tiba-tiba dari arah pintu masuk lah ayah dari sahabatnya, ia melangkah begitu cepat dan di tangannya sedang memegang sebuah cambuk yang di lapisi duri yang sangat tajam. Yah ayah sahabatnya ia lah pak Gito, wajah pak Gito tampak memerah seperti sedang memendam amarah yang begitu besar.

"Santi sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan ha!" tanya pak Gito penuh amarah.

"Bapak jahat, bapak jahat sama ibu. Apa yang sudah bapak lalukan kepada ibu?" Santi balik bertanya kepada bapak nya sambil menangis.

"Dasar kamu anak yang tidak tau di untung! Sudah syukur aku mau membiayai kamu, kamu pikir apa yang kamu nikmati selama ini dari mana ha!" geram pak Gito.

"Tapi pak bukan begitu caranya, bukan ibu yang harus di korbankan! semua yang bapak lakukan itu di laknat Allah pak!" tangis Intan semakin pecah karena menahan kecewa kepada bapak nya.

"Dasar kamu anak kurang ajar! sudah berani kamu mengajari bapakmu ini! kamu pikir hati bapak Ndak hancur mengorbankan ibu mu. Hati bapak hancur nak, kalau bisa di ulang ingin rasanya bapak menggantikan posisi ibumu tapi semua itu tidak bisa di lakukan, bapak melakukan ini karena terpaksa biar kita terbebas dari kemiskinan biar warga desa bisa menghargai kita!" ucap pak Gito.

"Kenapa harus ibu pak? lebih baik kita hidup miskin dari pada harus bersekutu dengan iblis dan ibu yang jadi korbannya. Allah akan murka pak, cara bapak ini salah," ucap Santi mencoba meyakinkan bapak nya.

"ckrakk splas," bunyi cambukan menghantam tubuh Santi.

"Sakit pak, ampun!" ucap Intan memohon ampun.

Intan yang menyaksikan itu kaget dan ngeri melihat darah bercucuran dari tubuh sahabatnya.

"Om hentikan, jangan lakukan itu kasihan Santi om," Intan mencoba menghentikan tindakan pak Gito.

Namun usaha Intan sia-sia karena mereka tidak mendengar suara Intan bahkan mereka pun tidak mengetahui kalau Intan ada di tempat itu menyaksikan perbuatan kejam dari pak Gito.

"Tau apa kamu anak kecil, kamu mengajari bapakmu ini soal agama hahaah! Allah itu udah jahat sama kita Dia ndak sayang sama kita buktinya selama ini Dia terus membuat kita miskin dan selalu dihina oleh warga desa!" ucap pak Gito menahan amarah.

"Astagfirullah pak, istigfar pak istigfar ingat dosa pak. Santi ndak rela pak! bapak mengorbankan ibu demi kekayaan, Santi akan menceritakan semuanya ke warga desa kalau bapak menjadikan ibu sebagai tumbal!" ucap Santi.

"Apa kamu bilang? Kamu mau melaporkan bapak mu sendiri, dasar kamu anak kurang ajar, tidak tau diri yah kamu! Kamu itu sama saja dengan ibu mu!" ucap pak Gito melangkah maju menuju Santi yang sedang duduk meringkuk menahan sakit.

Pak Gito seperti sedang kesetanan menghujam tubuh Santi dengan cambuk terus menerus.

"aaaaa ampun pak, sakit tubuh Santi pak!" teriak Santi kesakitan.

Tubuh Santi mengeluarkan darah semakin banyak membanjiri lantai yang ia duduki.

Intan yang menyaksikan tersebut turut merasakan sakit atas tindakan dari bapak sahabatnya, ia menangis sejadi jadinya meratapi nasib sahabatnya akhirnya ia tahu kenapa sahabatnya selalu minta di obati setiap hari itu semua karena perbuatan bapaknya yang dengan tega menyiksa anak kandungannya sendiri bahkan ada hal yang lebih mengejutkan bahwa pak Gito tega menjadikan istrinya sebagai tumbal demi sebuah kekayaan, padahal yang selama ini mereka tau pak Gito sangat menyayangi istri dan anaknya.

1
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!