NovelToon NovelToon
BUKAN IBLIS

BUKAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan
Popularitas:657
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.

tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BI BAB 5 - Plak.

Aku turun dari sepeda dengan wajah datar seperti biasa. Ku abaikan siulan dari banyaknya kakkel berandal yang nangkring diparkiran sekolah.

Tungkai ku melangkah menyusuri lorong sekolah dengan benak menerawang. Kejadian tadi malam masih membuatku kepikiran. Sebenarnya apa yang salah? Bukankah malam-malam biasanya aku juga keluar untuk sekedar jalan-jalan sambil olahraga? Namun kenapa baru tadi malam aku diganggu?

Aku tidak asal bicara, aku tidak sedang datang bulan juga, namun mengapa aku diganggu?

Aku bingung. Baru kali ini aku mendapatkan gangguan, mana ekstrem bangett.

"Hoi! Ngape lo?" Seorang siswi merangkul bahuku.

Aku menepis. Aku bukan sedang dalam mood baik. Jadi plis deh jangan ganggu aku yang lagi sibuk mikir ini.

Siswi dengan nametag Starla di seragamnya itu terkekeh. Ia merasa lucu dengan kejutekan ku yang satu tingkat lebih tinggi dari biasanya.

"Ngapeee sihh huluh huluhhh~" dengan nada tengil Starla menyubit kedua pipiku.

Plak!

...(( Komentator gang : duh.. Sakit tuh.. ))...

Tanganku secara refleks menyapa pipinya hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.

'duh tangan..' batinku sembari meringis karena lagi-lagi tangan imyutku ini bergerak dengan sendirinya.

Pandanganku yang awalnya menyorot pada telapak tangan mulai beralih, ku gulirkan tatapanku untuk memandang takut-takut pada gadis yang baru saja menjadi korban.

Starla terdiam, sebelah alisnya terangkat konyol, bukannya marah gadis tersebut malah terkekeh sembari melepas permen yang sedari tadi ia simpan didalam pipi. Starla melempar asal permen itu lalu menatapku dengan mata menyipit.

"Kalau mau nampol itu bilang-bilang dong! Gue emang udah biasa elu tampol tapi tetep aja gue kaget kalau elu maen langsung serang gitu." Starla menggerutu sembari memeriksa kondisi mulutnya yang berdarah dengan jari.

"Nohkan pecah jadinya gusi gue." Ujarnya melanjutkan gerutuan.

Lagi-lagi aku meringis mendapati banyaknya darah yang menetes keluar itu lalu dengan cepat aku melangkah untuk lebih dekat dengan Starla yang terlihat santai walau darah telah memenuhi dagunya. Kutarik lengan Starla lalu ku giring ia untuk mengikuti langkahku.

'hadeuh! Pagi-pagi udah bikin anak orang berdarah-darah!'

Para murid tanpa kusadari telah membentuk gerombolan, mereka memutari kami sambil asyik menyaksikan drama yang baru saja terjadi.

Berbagai tatapan melayang berusaha menusukku namun aku yang sejatinya tidak terlalu perduli hanya menampilkan raut bodo amat dan bergegas menuntun Starla untuk keluar dari kerumunan dan membawa gadis tersebut menuju UKS.

Aku dengan santai melepaskan lengan Starla ketika kami berdua telah memasuki area UKS depan yang tidak ada penjaganya. Mungkin belum datang.

Oh iya, diperjalanan menuju kesini tadi ada pemandangan yang membuat kami salah fokus.

Mau tahu?

Mari kuceritakan.

Flashback on..

Aku membirit Starla sedikit cepat sekiranya cepat juga aku mengobati mulut Starla yang darahnya berlomba-lomba untuk keluar itu. Bahkan kini darah tersebut bukan lagi memenuhi dagu gadis itu, namun seragam bagian atasnya juga.

Memang goblok aku ini.

Kami berdua berjalan melewati lorong sekolah namun ketika aku dan Starla baru mau melewati bagian sempit antara dua kelas, Starla dan aku secara serempak tiba-tiba menghentikan langkah.

"Suka lo? Cuih, gak sudi."

Aku dan Starla saling tatap. Masing-masing dari kami menampilkan raut shock yang sama bagongnya.

"Kok gitu?!! Udah kamu tuh gak usah malu-malu, kalau suka ya bilang aja suka. Lagian kamu pikir aku gak sadar bahwa pas dikelas itu tatapan kamu gak pernah gak tertuju ke aku?"

Didepan sana, terdapat siswa dan siswi yang sedang beradu kasih. Eh, tidak! Tidak! Tidak! Dibanding beradu kasih, itu lebih terlihat lagi adu kepedasan mulut, deh.

Si pemuda jangkung yang menampilkan raut angkuh juga menghina, dengan gadis yang berdiri dengan PD di depannya.

Aku dan Starla lagi-lagi saling melempar pandang. Saat-saat dimana kami bersikap begitu kompak memanglah pada saat-saat menegangkan bin asyik begini.

"Gak sudi, percaya diri banget lo sampe berani ngomong gitu sama gue." Si pemuda lagi-lagi berujar pedas, tatapan penuh hina yang ia layangkan pada si gadis membuat hidungku tergelitik.

Aku tumbuh dengan tatapan sejenis itu, namun milik pemuda yang sepertinya adalah murid dari kelasku itu adalah yang terdahsyat dari yang pernah ada.

"Lagian, yakali selera gue kayak lo. Liat muka gue dan liat muka lo, huhh.. udah sana minggir." Belum sempat si gadis menjawab, pemuda itu sudah menyambar lagi lalu mendorong siswi tersebut begitu saja.

...(( komentator L : belum 1% dari keangkuhannya komentator X kita ))...

...(( komentator K : setuju ))...

Aku menoleh lagi pada Starla yang menganga dengan mata menyipit penuh benci, ah.. sepertinya gadis itu telah mendapatkan target baru untuk dijadikan musuh.

"Itu ketua kelas lo, kan?" Ujarnya yang tak ku sahut, kedua tanganku terangkat untuk mendorong kedua bahunya agar kami kembali lanjut berjalan.

Flashback off..

"Samelekomm~" teriak Starla dengan salam khasnya.

Aku menuntun Starla untuk membasuh wajahnya dulu lalu baru lah aku mulai mengobati Starla.

"Eh, ehh! Bukannya itu buat luka yee??!!!" Starla menghentikan tanganku yang terdapat plester rumah sakit berwarna Oren. Aku lupa namanya.

"Emang mulut kamu nggak luka?" tanyaku polos.

"Luka sih.." sahut Starla tanpa sadar.

"Nah," aku menjentikkan jari lalu sebelah tanganku bergerak membuka mulut Starla lebar-lebar.

plaster oren ku arahkan lembut untuk masuk kedalam mulut Starla namun Starla dengan JAHAT menepisnya.

"TAPI BUKAN BUAT LUKA DIDALAM MULUT JUGA NGGAKK SIIIHHHH?!!!" Ia berteriak tepat didepan wajahku.

Jahat.

Dengan datar aku berujar. "Yaudah, jadi gimana?"

Starla mengangkat bahu. "Biarin aja, ntar juga berhenti sendiri darahnya." Ujarnya santai.

Aku mengangguk. Setelah mengembalikan kotak p3k pada tempatnya, aku menghampiri Starla lalu duduk tepat disebelah gadis tersebut.

"Starla."

"Hm?"

"Maaf ya. Tadi aku reflek, aku gak berniat ngelukain kamu sampai berdarah-darah gini. Maafin aku, ya? Kalau kamu mau, kamu juga boleh nampar aku balik," Ujarku tulus. Sebagai anak baik, tentu saja aku harus meminta maaf. Aku berjanji akan mulai melatih tanganku agar tidak sembarang ngegampar orang.

Ngomong-ngomong kalimat terakhirku itu serius, aku bahkan sudah menyodorkan pipiku pada Starla namun bukannya melayangkan tamparan ia malah mentoel hidungku pelan.

Starla terkekeh lalu tanpa pikir panjang mengangguk. Starla memang sebaik ini. Aku sayang Starla.

1
kalea rizuky
orang mana Thor kok tau pentol/Curse//Curse/
Yoyoo
cemangatt
Yoyoo
kiw
Diana
👍Seru banget, kayak nonton film di bioskop
minsook123
Thor, aku rindu banget sama ceritamu, please update secepatnya!
Jiraiya
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!