Di cerai karena anak yang dia lahirkan meninggal, membuat hati Adelia semakin terpuruk, akan tetapi beberapa hari kemudian, dia di minta untuk menjadi ibu susu anak CEO di tempatnya bekerja, karena memang dirinya di ketahui mempunyai ASI yang melimpah.
Apakah Adelia mampu menyembuhkan lukanya melalui bayi yang saat ini dia susui? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti Kedua
Bukannya senang anaknya berhenti menangis akan tetapi Arthur malah melemparkan tatapan tajam dan bengis kepada wanita cantik yang saat ini tengah menyusui bayinya itu.
"Sekarang, kau boleh merasa menang tapi lihat saja besok," gumam Arthur dengan tatapan elangnya.
Dokter dan perawat pun merasa lega akhirnya tangisan kencang itu mulai berhenti, lalu mereka mulai kembali keluar, dan saat ini tinggallah mereka berdua.
Adel begitu sibuk menyudahi Dalton yang terlihat begitu lahap menyesap sumber makanannya itu, sementara Arthur hanya duduk membelakangi Adel karena dia tahu perempuan itu dari tadi menyusui buah hatinya lupa memakai penutup mungkin karena kondisi tadi yang cukup menegangkan sampai-sampai adek lupa, beruntung dokter dan perawat tadi merupakan seorang perempuan.
"Kalau kasih ASI tuh pakai penutup," celetuk Arthur dengan nada ketusnya.
Seketika Adel mulai terkejut, dam refleks langsung menutupi buah dada yang masih terlihat menggunakan tangannya.
"penutup kain, mana penutup kain itu," ucap Adel sendir.
Setelah melihat sekeliling, ternyata penutup kain itu ada di sandaran kursi yang di duduki oleh Arthur, beruntung Adel langsung melihat ke arah pria tersebut dan melihat sepucuk penutup kain itu.
"Tuh penutup kainnya ada di belakangmu," celetuk Adel yang membuat pria itu seketika menengok ke belakang.
Arthur pun mulai kesal, pasti si wanita menyebalkan itu akan menyuruhnya untuk mengambilkan penutup tersebut, hingga membuatnya berdiri, sambil mengambil kain tersebut.
"Nih, penutupnya, lain kali jangan ceroboh, atau jangan-jangan kau sengaja ya, melakukan cara kotor untuk menarik perhatian pria lain,X cibir Arthur yang membuat Adel geram.
"Sorry ya, gak ada niatan untuk goda pria manapun apalagi prianya modelan es balok kutub Utara lagi iiih ngeri ...." selorohnya membuat pria dihadapannya itu semakin jengkel dibuatnya.
"Kau ... Ah ... Dasar sinting," kesal Arthur dengan nada datarnya.
*******
Malam semakin larut, Dalton masih saja menyusu, dan tidak mau melepaskan isapannya, padahal matanya sudah mulai terpejam, bayi itu seakan takut kehilangan kembali mata air kehidupannya hingga membuat Adel meringis kesakitan.
"Kau kenapa?" tanya suara bariton itu.
"Perih Tuan, maklum ini pertama kali aku menyusui," ucap Adel
"Pertama kali, memangnya anakmu belum sempat kau susui?" tanya Arthur lagi.
Sejenak Adel mulai menghempaskan nafas panjangnya, tatapan wanita itu sendu ketika ingat beberapa hari lalu dimana ia menyaksikan sendiri bayinya yang tidak bisa terselamatkan.
"Anakku meninggal di dalam kandungan Tuan," sahut Adel yang membuat si pria es di sampingnya itu tertegun.
"Maaf ya, aku sudah menguak luka lama mu," ucap Arthur terdengar ketus meskipun sedang meminta maaf.
"Gak apa-apa Tuan, ini sudah menjadi takdirku," sahut Adel.
"Ngomong-ngomong apa kamu tidak minta ijin dulu sama suamimu, aku takut saja nantinya ketika anakku sudah nyaman denganmu, tapi suamimu justru keberatan, karena seterusnya kamu akan menemani anakku," ucap Arthur.
"Gak akan Tuan, saya sudah di talak setelah anakku dinyatakan meninggal oleh dokter," jelas Adel yang benar-benar membuat pria dingin itu tertegun.
"Heeemb, makanya lain kali kalau menikah carilah pasangan yang tepat, jangan pria pecundang seperti itu yang kamu nikahi," ujar Arthur lalu mulai pergi ke luar entah apa yang di cari pria dingin itu.
*******
Langkah kaki Arthur mulai meninggalkan ruang inap kamar anaknya, pria itu terlihat begitu tegas langkahnya terdengar lantang mewakili wajahnya yang terlihat begitu tegas dan tajam, entah kenapa melihat wajah Adel yang menahan rasa sakit pria itu langsung melajukan mobilnya lalu pergi ke suatu tempat.
Mobil pun mulai berjalan melewati jalanan malam yang terlihat begitu sepi, sehingga mempermudah perjalanannya menuju ke restaurant yang memang buka di jam-jam larut seperti ini.
Sesampainya di restaurant, Arthur mulai dihadapkan dengan buku menu, lalu diapun mulai memilih makanan yang baik untuk ibu menyusui.
"Saya pesan Salmon Teriyaki, dan juga Daging sapi lada hitam, terus sayur tumis, dan tidak lupa jus alpukat nya ya," ucap Arthur.
"Baik Pak, tunggu sebentar ya," ucap waiters tersebut.
Arthur pun mulai menunggu, dia sengaja membelikan makanan kepada wanita yang menyusui anaknya itu, dengan makanan yang bergizi dan pastinya lezat, agar dia pun merasa senang dan otomatis ASI yang di hasilkan pun berkualitas.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya makanan yang dia pesan pun datang dalam bentuk kemasan yang cukup praktis di bawa.
"Ini Pak, pesanan anda," ucap waiters tersebut.
"Baiklah terima kasih," sahut Arthur yang memang sudah selesai membayar makanannya tadi.
Dengan semangat pria itu mulai melajukan mobilnya kembali, kali ini Arthur merasa senang karena buah hatinya bisa memakan makanan yang bergizi melalui ASI yang dihasilkan oleh ibu susunya itu.
"Akhirnya kau bisa memakan makanan bergizi Nak, cepat besar ya anak Daddy, mamamu pasti bahagia di surga sana," gumam Arthur sambil menatap ke arah jalanan.
Mobil Arthur sudah berada di res area, segera pria itu turun lalu mulai membawa makanan yang sudah di kemas rapi di dalam kardus kecil itu.
"Malam Pak," sapa seorang parkir mobil.
Arthur hanya mengangguk lalu mulai melanjutkan kembali langkahnya, hingga sampai di depan pintu kamar anaknya.
Arthur mulai membuka pelan pintu tersebut khawatir jika anaknya akan terganggu mendengar bunyi dari pintu tersebut, di dalam ruangan terlihat wajah lelah yang sedari tadi masih menyusui itu.
"Masih belum mau di lepas?" tanya Arthur.
"Belum Tuan," sahut Adel.
"Tadi sebelum kedatanganku apa dia memang seperti itu?" tanya Arthur kembali.
"Sebelumnya tidak tapi setelah kejadian tadi dia seolah tidak mau melepas, padahal putingku sudah panas rasanya," sahut Adel yang membuat Arthur sedikit merasa iba.
"Coba kamu paksa lepas saja," suruh Arthur.
"Tetap gak bisa Tuan, tadi sudah aku lepas tapi si dedeknya mulai mencari-cari lagi," sahut Adel.
Itu di isap gak?" tanya Arthur kembali.
"Kadang di isap kadang tidak, tapi pas berhenti isap aku coba lepas tetap tidak mau dianya, aku juga bingung Tuan," jelas Adel.
Seketika Arthur mulai menghampiri anaknya itu, entah dorongan dari mana pria itu mulai meminta maaf seraya mengajak sang anak berbicara.
"Hai kids, kau marah ya sama Daddy, ya sudah mulai sekarang Daddy gak akan deh larang kamu nyusu langsung sama Ibu Adel," ucap Arthur sedikit membungkukkan wajah untuk mencium wajah anaknya.
Arthur mulai kembali ke kursinya, pria itu masih menatap sendu ke arah anaknya yang hanya beberapa bulan saja merasakan kasih sayang dari ibunya, tapi setelah itu sang anak mulai kehilangan sosok ibu untuk selamanya.
"Sisi lihatlah anakmu begitu lahap dan tidak mau lepas dari ibu susunya, mungkinkah dia sedang merindukanmu," gumam Arthur.
Setelah Arthur berucap seperti itu, percaya atau tidak bayi tersebut mulai melepaskan sendiri sumber makanannya itu, dan hal itu benar-benar membuat Adel menjadi lega.
"Tuan lihatlah, dia mulai melepas dengan sendirinya," ucap Adel.
"Mungkin dia sudah terlelap Del, aku juga merasa bersalah sudah menghalanginya tadi," jelas Arthur, yang sedikit menurunkan egonya demi kesembuhan sang anak.
Adel hanya terdiam dan mulai membaringkan makhluk kecil itu ke box bayinya, setelah itu pria dingin itu mulai menyuruhnya untuk makan.
"Del, ini makananmu," ucap Arthur yang diangguki oleh Adel.
Setelah menawari Adel makan Arthur pun mulai melihat-lihat handphone nya, karena tidak ingin melihat gadis itu canggung memakan makanan yang sudah ia belikan, terpaksa pria itu keluar sejenak mencari angin.
Ketika Arthur mulai menyusuri lorong-lorong rumah sakit tiba-tiba saja dia berpapasan dengan teman lamanya.
"Arthur," sapa wanita cantik itu yang berprofesi sebagai dokter anak.
"Maya, kau Maya ya," sahut Arthur.
"Iya aku Maya," sahutnya.
"Kau sudah lama di indo?" tanya Arthur.
"Sudah lama hanya saja aku masih sering bolak-balik ke Amerika, karena suamiku tugas di sana sekarang," sahut wanita berdarah blasteran itu.
"Oh begitu," ucap Arthur.
"Oh ya, Thur Minggu lalu aku ke Amerika, dan tidak sengaja bertemu dengan wanita yang begitu mirip dengan istrimu, tapi aku sapa dia hanya tersenyum dan bilang kalau dia bukan Sisi," adu wanita itu.
"Iya memang bukan, masalahnya istriku sudah meninggal May," ujar Arthur.
"Meninggal? Mana ada, dia itu mirip banget loh, bahkan aku sempat punya videonya, karena memang pada waktu itu suamiku mengabadikan momen tersebut," ucap Maya yang memang tetap tidak percaya.
"Boleh aku melihat," pinta Arthur.
"Boleh, ini dia," ucap dokter Maya sambil mengeluarkan handphone nya.
Arthur mulai melihat video dokumentasi itu, dan benar sekali wajah dan bentuk tubuhnya begitu mirip dengan istrinya, akan tetapi pria itu masih tidak mau percaya begitu saja karena memang dia tahu kalau di dunia ini memang ada kembar tujuh di belahan dunia.
"Sepertinya dia bukan Sisi, karena aku yakin istriku sudah meninggal," ucap Arthur yang pada akhirnya meyakini kalau istrinya sudah meninggal.
Bersambung ....
vote pun udah meluncur lho