NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17_Dia Kembali

Pria itu merawatnya dengan baik, semua kebutuhan Aya sudah dia siapkan. Saat ini dia tengah berkutat didapur, memasak sesuatu yang akan mereka makan untuk makan malam.

" Biar aku saja," Aya mencoba untuk mengambil alih tapi Rai melarangnya dan memintanya untuk menjadi penonton saja.

" Bagaimana keadaan New York masih sama kah?" Rai terkekeh pelan, pria itu menyodorkan timun yang sudah dia cuci sebelumnya untuk Aya makan.

" Tidak ada yang berubah semuanya masih sama." Rai tengah memotong sayuran sepertinya dia akan membuat salad " Kenapa kamu tidak memberitahu kami jika kamu kembali kesini? Vallen sangat mencemaskan mu."

Jika saja Aya bisa bercerita yang sebenarnya mungkin Rai akan terkejut atas apa yang sudah dia alami. Tapi itu tidak mungkin, Aya tidak ingin Rai terbebani oleh ceritanya.

" Setidaknya kamu menghubungi kami agar kami tidak cemas. Sungguh Vallen sangat merindukanmu dan mencemaskan mu,"

" Maafkan aku. Aku lupa mengirim email padanya untuk mengabari kalau aku baik-baik saja. Aku kehilangan ponselku sehingga aku tidak bisa menghubungi kalian." Itu benar, Aya memang kehilangan ponselnya gara-gara Zain dan Mian membawanya pulang secara diam-diam. Semua barang pribadi Aya tertinggal di apartemen lamanya.

" Tidak apa. Aku akan mengabarinya kalau kamu baik-baik saja," Rai mengusap lembut pucuk rambut Aya, pria itu memiliki senyum yang manis dengan lesung pipi di pipi kirinya.

" Ayo makan," Aya mengekor di belakang membantu Rai menyiapkan semua makanan yang sudah dia masak. Ada omlet, salad, dan juga mie ayam pesanan Aya tadi.

" Itu apa?" Tanya Rai saat Aya mengaduk mie Ayamnya.

" Mie Ayam, mau mencobanya?" Rai langsung membuka mulutnya agar Aya langsung menyuapinya. Aya hanya bisa terkekeh pelan, Rai tetap seperti Rai yang dia kenal.

Rai pria berperawakan tinggi blasteran New York dan Rusia memiliki paras yang tampan dan mempesona. Matanya biru sebiru air laut dengan hidung yang lancip. Bibirnya ranum dengan bulu halus di dagunya membuat wanita akan jatuh pada pesonanya.

Rai teman pria Aya saat masih kuliah, saat ini dia tengah di tugaskan oleh Daddy nya untuk mengurus perusahaan yang ada di indonesia. Dia baru saja landing dua hari yang lalu dan tuhan sepertinya menginginkan mereka bertemu kembali dengan cara yang lucu. Apartemen Aya dan Rai saling bersampingan setelah keduanya berbincang sebelumnya.

" Pelan pelan Ay nanti keselek loh," Aya menghentikan kunyahannya saat Rai mengusap ujung bibirnya yang kotor. Rai hanya bisa tersenyum setelahnya dia melanjutkan makan malamnya.

Rasanya ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya karena dia menutupi kebenarannya. Tapi Aya belum siap untuk menceritakannya kalau saat ini dia tengah hamil muda dan dicampakkan oleh suaminya. Aya takut, dia benar-benar takut kalau Rai salah menilainya dan menganggapnya murahan. Selama ini Rai mengenal Aya wanita yang baik dan tertutup pada pria. Lalu bagaimana responnya nanti kalau dia tahu jika Aya dipaksa menikah lalu dicampakkan saat hamil muda seperti saat ini? Apa Rai akan menjauhinya?

" Tidak. Aku tidak ingin semua itu terjadi,"

" Zahra?" Zahra memasang wajah memelasnya. Bola matanya mulai berembun dengan hidung yang memerah.

" Aku mohon jangan pisahkan aku dengan Putri, hanya dia yang aku punya Mon. Hiks!" Ramon membawa Zahra kedalam pelukannya, mengusap punggungnya berharap dia akan tenang.

" Stttt. Tidak ada yang bisa memisahkan kamu dengan Putri. Percayalah padaku,"

" Tapi Aya.... dia, dia menginginkan Putri dan ingin memisahkannya dariku," Zahra mengendurkan pelukannya lalu mencengkram kemeja Ramon  dengan derai air mata " Aku tahu. Aku tidak ada hak untuk tinggal disini, tapi Putri anakku darah dagingku. Hiks.!"

" Zahra," Ramon menangkup wajah Zahra lalu menghapus air matanya " Akan ku pastikan tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kalian. Tidak ada seorangpun yang bisa mengusir kalian dari sini. Ini mansion kalian tempat tinggal kalian."

Zahra tersenyum dengan air mata yang masih membuat jalur di pipinya dia meraih tangan Ramon lalu menggenggamnya erat " Terimakasih. Terimakasih karena sudah mempertahankan kami disini. Aku sangat bersyukur karena kamu mau menerima kami."

" Tentu saja Putri anakku darah dagingku. Dia memiliki hak atas diriku!" 

PROOKKK PROOOKK PROOOKK

Keduanya menoleh saat mendengar seseorang yang bertepuk tangan. Kavin pria yang masih berstatus suami Zahra tengah menyandarkan punggungnya menikmati adegan yang romantis seperti sebuah drama.

" Sangat bagus untung aku tidak melewatkannya," Zahra segera menjaga jarak dengan Ramon diapun menghapus sisa air matanya " Seorang pria mencampakkan istri sahnya dan seorang wanita yang dicampakkan suaminya karena berselingkuh dengan sepupu iparnya kini bersemi dengan selingkuhannya diatas penderitaan wanita yang tak berdosa. Sungguh dramatis dan mengenaskan nasib seorang Kanaya!"

" Kalian benar-benar tidak memiliki hati. Disaat ada hati yang terluka kalian bermesraan seperti saat ini."

" Cukup Kavin. Kamu tidak tahu kebenarannya," ucap Zahra.

" Kebenaran yang mana?" Kavin mulai memasang wajah datarnya. Elakan dan alasan yang meluncur dari mulut Zahra terdengar basi di telinganya " kebenaran kalau kalian sebenarnya sudah lama bermain di belakangku begitu?"

" Aku sudah muak dengan sikapmu Vin. Ceraikan aku!" Kavin terbahak mendengar penuturan Zahra, smirk devilnya membuat tatapannya semakin terlihat tajam dan menghunus " Sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi Zahra. Karena aku tidak akan membiarkan Ramon menikahi mu!" Itulah alasan Kavin sampai saat ini tidak mau menceraikan Zahra. Kecelakaan yang dilakukan oleh Ramon padanya membuat kebencian itu tumbuh dan mendarah daging dihatinya. Biarkan saja Zahra dan Putri tinggal bersamanya tapi Ramon tidak bisa memiliki mereka seutuhnya jika Zahra masih berstatus sebagai istrinya.

" Apa maumu sebenarnya? Kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?"

" Jangan menunjukkan wajah naif mu itu Zahra. Aku sudah tau kelakuan busuk mu, jika kamu benar-benar tulus mencintaiku kenapa kamu tetap bertahan dengan Ramon tanpa sebuah status. Andaikan kamu menyangkalnya satu kali saja, mungkin aku akan memaafkan mu dan menerima Putri sebagai putri kandungku sendiri. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu tetap bertahan disisinya dan ikut pergi bersamanya."

" Dan sekarang lihatlah Ramon, karena kesalahanmu dimasa lalu menjadi bumerang untuk rumah tanggamu. Dan lagi kau membuat orang lain terluka. Kanaya itu istri sah mu tapi kau masih mempertahankan wanita lain dibandingkan dengannya,"

" sepertinya kau melupakan sesuatu Zahra ibu dari anakku."

" Ya ibu dari anakmu bukan anakku, Aku tidak mengakuinya. Tapi pandanganmu salah Ramon, meskipun Zahra ibu kandung Putri dia bukan siapa-siapa untukmu."

" Aku pikir kau akan memilih keputusan yang tepat tapi ternyata," Kavin menghentikan ucapannya lalu menarik salah satu sudut bibirnya " kau tetap brengsek seperti dulu!"

" Aku harap Kanaya menemukan pria yang tepat untuknya. Dan aku yakin Azka pun tengah mengutuk mu diatas sana!" Setelah mengatakan itu semua Kavin pergi meninggalkan mereka. Tujuan dia mengunjungi Ramon untuk memastikan seperti apa kondisi Ramon setelah Aya pergi. Sempat melintas dalam benaknya Ramon akan cemas dan frustasi karena Aya meninggalkannya seperti Kavin dulu yang ditinggalkan oleh Zahra. Tapi pria itu baik baik saja bahkan seperti tidak terjadi apa apa dalam hidupnya.

" Dia benar-benar kejam,"

" Dia tidak kejam hanya saja dia belum menyadari kesalahannya," pria itu mengesah panjang. Tidak habis pikir dengan pola pikir temannya itu.

" Setelah melihatnya sendiri kau masih membelanya? Apa kau waras?"

Pria itu menoleh lalu ikut duduk bersebrangan dengan temannya tadi " Aku tidak membelanya. Justru aku pun sangat kesal padanya!"

" Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

" Kita ikuti saja permainannya,"

" Baiklah jika itu maumu. Aku mendapatkan kabar jika dia bersama teman prianya, apa itu benar?"

Pria itu mengangguk " Aku mengenalnya. Dia pria yang baik dan aku yakin dia bisa menjaganya."

" Kau mengenalnya? Tunggu jangan bilang kalau dia itu Rai?"

" Wahh kau menebaknya dengan benar."

" Kau serius membiarkan Aya bersama Rai? Azka kau tau sendiri Rai memiliki perasaan yang lebih untuknya."

Pria bernama Azka pun melirik pada Darren yang tak lain adalah lawan bicaranya. Salah satu sudut bibirnya tertarik keatas menunjukkan smirknya " Bukankah permainan ini akan lebih seru Darren? Aku akan melihatnya siapa yang bersungguh sungguh dengan Adikku!"

" Ramon atau Rai?!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!