Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Seminggu sudah arumi tinggal bersama juanda. Mereka menjalani pernikahan itu seperti dua orang asing yang terjebak dalam perjanjian. Tak banyak bicara, tak ada tanya jawab, hanya basa basi secukupnya jika diperlukan
Namun hari itu berbeda
Pagi masih basah oleh sisa hujan semalam. Ketika arumi hendak membuka pintu apartemen ingin membuang sampah keluar. Tapi langkah nya terhenti saat melihat seorang wanita cantik berdiri tepat di depan pintu
Wanita itu memiliki wajah yang cantik, penampilan nya terlihat anggun dengan tinggi semampai. Rambut hitam panjang yang tertata rapih, sorot mata yang tajam, dan bibir nya terangkat membentuk senyum miring saat melihat arumi
"Kamu siapa? kenapa ada di apartemen nya juanda" tanya nya tanpa basa basi
Arumi mengerutkan keningnya "maaf, anda siapa?"
Wanita itu melipat tangannya didada sambil menilik penampilan arumi dari atas sampai bawah
"Kamu bukan istri baru nya juanda kan. kamu pasti pembantu baru nya juanda. Benar kan" tebaknya karena melihat arumi sedang membawa kantongan plastik sampah.
Namun tebakan wanita itu sebenarnya salah besar
'Hah"arumi menarik nafas dan menahannya kesal
"Bisa-bisanya dia bilang aku pembantu, dia tidak tau saja kalau aku adalah istri dari pemilik apartemen ini" gerutunya geram bercampur kesal
"Apa tuan kamu ada dirumah?" sambung wanita itu lagi
Dengan nada ketus arumi menjawabnya "dia masih tidur" lalu arumi masuk tanpa memperdulikan wanita itu
"Heh babu tunggu" panggilnya dan arumi menghentikan langkah nya
"Berani-beraninya kamu cuekin aku ya. kamu belum tau apa kalau aku ini adalah tunangan nya tuan kamu. Cepat sana bangun kan tuan kamu. Bilang kalau aku ada disini" perintah nya dengan paksaan
Malas berdebat lagi, arumi memutuskan untuk membangun kan juanda
"Tok.. tok.. tok.. tuan bangun, tunangan anda datang dan sedang menunggu anda didepan" panggil arumi dari luar kamarnya juanda.
Sebenernya juanda sudah pun bangun setengah jam yang lalu. Jadi ia bisa mendengar kan apa yang dikatakan arumi tadi
"Tunangan? apa yang dimaksud itu catrine. Tapi bukan kah dia sedang berada di Perancis untuk belajar" ucap nya sendiri namun pelan
"Tuan, apa tuan sudah bangun"
Arumi menempel kan telinga nya ke pintu guna mendengarkan apakah masih ada makhluk yang masih bernafas lagi di dalam sana
Dan tiba-tiba pintu dibuka oleh Juan, spontan tubuh arumi terjatuh kebawah. Dan hal itu Juan hanya melihat nya saja tanpa mau menolong nya untuk bangkit
"Apa yang sedang kamu lakukan di depan pintu kamar aku" tanya Juan seolah-olah tak tau kalau arumi tadi berdiri di depan pintu kamar nya
Masih dibawah, arumi menoleh ke Juan kesal.
"Dasar pria aneh, aku jatuh bukan nya ditolongin, malah diam ngeliatin doang" gerutu nya geram
Lalu ia bangkit sendiri dan mengelap-lap telapak tangan nya seolah-olah ada debu.
"Ada tunangan anda di depan, dan sedang menunggu anda" ucap arumi Seakan-akan masih kesal dengan kejadian barusan
Lalu arumi pun pergi meninggalkan Juan sendirian dan masuk ke kamar nya. Lalu Juan berjalan menemui catrine
Juanda duduk di sofa di depan catrine. Ditatapnya catrine dengan ekspresi datar sembari menyilangkan kedua kalinya dan melipat tangannya ke dada
"Ada keperluan apa lagi kau datang kemari" tanya juan dingin dan penuh penekanan
"Apa kau sama sekali tidak rindu dengan ku"
"Kalau kau datang hanya untuk membuang waktu ku, lebih baik kau keluar"
Cetrine berjalan mendekati juan, tangannya mulai turun merayap ke dada nya Juan. lalu ia mulai mengalungkan kedua tangannya, mensejajarkan kepalanya dan berbisik ditelinga nya juan
"Ayolah sayank, apa kau benar-benar sudah tak menginginkan ku lagi" ujar nya selembut mungkin dengan rayuan.
Lalu tanpa izin cetrine mncium pipi juan
Tiba-tiba arumi muncul didepan mereka. Spontan mata juanda dan arumi bertembung. Seperti ada sengatan listrik yang mengalir diantara mereka berdua. Arumi membuang muka nya dan berjalan melangkah keluar membiarkan sang suami dengan tunangan nya
"Mau kemana dia, apa dia marah?" gumam juanda dengan kening berkerut
Juanda melepaskan tangan cetrine dan berdiri tegak dengan kedua tangan ia masukkan kedalam saku celana dan berkata
"Pergi lah dan jangan pernah menemui ku lagi. Antara kita semuanya telah berakhir. Bagi ku kau hanya lah sebuah masa lalu yang harus dilupakan" ucap nya pelan namun sungguh menyakitkan hati
Kesal dan geram itu lah yang dirasakan cetrine saat ini. Meskipun hatiny masih mencintai dan menyayangi Juan, namun la tau betul bagaimana sifat keras nya juan. Ia tak mungkin harus bersikeras melawan keinginan nya saat ini.
Cetrine menarik nafas dalam lalu membuang nya
"Baik lah aku pulang. Tapi besok atau lusa aku akan datang kemari lagi" ucapnya tanpa malu
Dan setelah cetrine pergi, juanda langsung bergegas pergi ke kantor nya.
*****
Arumi kembali pulang kerumah nya, yaitu rumah orang tua nya. Saat ini Lukman dan Anita sedang pergi keluar untuk berbelanja bulanan. Sementara bela sedang kuliah. Jadi yang ada dirumah itu hanyalah agung.
"Hahaha... gue menang kali ini"
"Ah...sial, gue kalah terus"
"Santai bro, lo kan bisa pinjem uang lagi sama adik tiri lo itu"
Saat ini, agung membawa beberapa teman-teman nya kerumah untuk bermain judi. Lalu saat Arumi hendak masuk kedalam rumah, ia terkejut karena melihat agung membawa teman-teman nya
"Bang agung, abang kenapa bawa teman-teman kerumah. Terus, kalian sedang ngapain" Arumi melihat banyak kartu dan botol minuman yang berserakan
"Abang main judi? abang mabuk-mabukan?"
Salah seorang teman agung terus saja memperhatikan arumi dari atas sampai bawah.
Indra, salah seorang teman agung yang tadi terus memperhatikan arumi, ia menyenggol lengan agung dan berbisik pelan "jadi itu adik tiri lo"
"Iya, dia arumi adik tiri gue, kenapa" tanya agung yang masih belum faham dengan arah jalan fikiran nya indra
"Dia bisa jadi pelunas hutang lo asalkan lo ngasi dia ke gue" bisiknya pelan
"Dia?" ujar agung dan indra hanya mengangguk sekali
Arumi yang merasa akan ada terjadi sesuatu, ia langsung berjalan cepat menuju kamarnya
"Arumi tunggu" panggil agung lalu berjalan mendekati nya
Maka arumi pun berhenti
"Apa bisa sebentar saja kau duduk ikut bergabung bersama kami" pinta agung masih lembut
"Maaf bang agung, aku capek, aku istrahat saja" tolak arumi juga sopan
"Ayolah arumi...ini tak akan lama, cuma sebentar saja" kali ini agung sedikit memaksa dengan memegang kedua pundak arumi
"Tapi bang, aku benar-benar capek dan mau istrahat"
Kini hilang sudah kesabaran agung, ia mulai bertindak kasar
"Kau ikut sekarang atau kau akan kami perkosa bergantian"
"Bang, bang agung tolong jangan begini"
Agung terus menarik paksa arumi dan membawanya duduk disebelah indra. Indra langsung merangkul pundak arumi
"Halo cantik, jangan takut, aku tidak akan berbuat kasar terhadap mu. Aku hanya ingin bersenang-senang sebentar saja dengan mu"
Ucapan indra iu justru membuat arumi semakin ketakutan. Terlebih lagi dengan ancaman agung tadi yang akan memperkosanya secara bergilir jika ia tak mau menurut
"Ma-maaf bang, aku lagi nggak enak badan. aku mau ke kamar" pinta arumi memohon
Namun ucapan arumi itu sama sekali tidak dihiraukan oleh indra dan yang lainnya. Malah mereka semua tertawa mendengarkan alasan bodoh itu
Agung menggiring arumi dan indra menuju kamar nya.
"Bang, abang mau ngapain bawa aku ke kamar" arumi sudah merasa ketakutan
"Masuk lah dan jangan terlalu lama, keburu orangtua gue pulang" ucap agung sungguh terdengar gila
"Ok, gue tau. lo ketuk pintu sekiranya orang tua lo udah pulang" sahut indra dengan senyum smirk nya
"Aman tuh" agung mengacungkan ibu jari ya
"Bang, tolong jangan begini. lepaskan tolong jangan buat begini" rengek arumi memohon namun sama sekali tak didengar oleh indra apa lagi agung
Dan akhirnya indra menggiring paksa arumi masuk kedalam kamarnya agung dan mencampakkan nya di kasur. Perlahan arumi mundur kebelakang karena ketakutan. sementara indra sudah mulai melepaskan baju nya satu persatu. Dan setelah yang tertinggal hanya pakaian dalamnya saja, indra mulai naik keatas ranjang dan menarik kedua kalinya arumi
Arumi menggelengkan kepalanya takut. kini airmata nya jatuh lolos begitu saja.
"Tolong jangan lakukan ini bang" rengek arumi memohon
"Diamlah, apa kau tau kalau abang mu itu sangat banyak berhutang dengan ku. Dan kau adalah jaminan terindah untuk disia-siakan. Jadi berhentilah memohon karena aku tak akan melepaskan mu"
"Tolong jangan lakukan ini bang, aku bisa bayar semua hutang-hutang nya bang agung. Tapi tolong jangan lakukan ini. Aku mohon jangan" pintanya dengan kedua tangan ia takup menjadi satu
"Terlambat sudah. aku tak lagi membutuhkan uang mu. Yang ku butuhkan saat ini adalah dirimu. Jadi bersiaplah sebelum junior ku ini menembus dinding pertahanan mu itu" ucap indra sembari meng elus-elus junior nya tanpa malu dan ragu
Arumi terus menggelengkan kepalanya dan menangis. Dalam hati ia berharap semoga akan datang pertolongan seseorang
Dan diluar kamar...
"Bugh"
"Bugh"
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/