NovelToon NovelToon
Thieves And The Night

Thieves And The Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:959
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Noval

Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.

Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Rencana baru

Roberto, Carla, dan Amelia pergi berbelanja bersama, sementara Raven memikirkan rencana untuk membantu mereka. Raven mulai mengingat percakapan sebelum nya dengan Roberto dan ia mendapatkan informasi bahwa anak buah suruhan ayahnya Carla yang mengejar mereka adalah salah satu anggota Vipers.

"Menurut informasi yang kudapat dari Roberto, anak buah suruhan ayahnya Carla yang mengejar mereka adalah salah satu anggota Vipers, apa hubungan mereka dengan ayahnya Carla?" kata Raven dalam hati. "Hmm... menarik." Raven tersenyum

Raven memutuskan untuk mencari informasi tentang organisasi Vipers dan informasi terkait kematian Frey. Namun, ia belum berhasil menemukan satu pun petunjuk.

"Tapi aku masih bingung dengan apa yang terjadi pada Frey, kenapa kematian nya bisa pas banget dengan kejadian Roberto membawa Carla." Raven berpikir dalam hati. "Mungkin aku harus mencari tahu lebih banyak tentang kematian Frey dan organisasi Vipers."

Raven mulai mencari informasi melalui jaringan kontaknya di dunia gelap. Namun, ia belum berhasil menemukan satu pun petunjuk.

"Huh... tidak ada satupun petunjuk tentang mereka" Raven mengeluh. "Apa mungkin aku bisa menemukan beberapa petunjuk di rumah ayahnya Carla?"

Sementara itu, Roberto, Carla, dan Amelia kembali dari berbelanja dengan beberapa pakaian baru dan barang-barang lainnya. Carla terlihat bahagia dan lebih ceria.

"Terima kasih, Roberto, Amelia," kata Carla dengan senyum. "Aku sangat senang hari ini."

Roberto dan Amelia tersenyum. "Aku senang melihatmu bahagia, Carla." kata Roberto.

Ketika mereka masuk ke rumah, Raven sudah menunggu mereka dengan ekspresi serius.

"Ada apa, Raven?" tanya Roberto dengan penasaran.

"Kita akan pergi menyelinap ke rumah ayahnya Carla nanti malam" kata Raven dengan serius.

Roberto terkejut. "Apa kau yakin? Itu terlalu berbahaya."

Raven mengangguk. "Kau benar, tapi aku butuh beberapa informasi lagi dan menurut cerita mu, ada sesuatu yang ingin aku cek di sana dan tenang saja aku punya rencana."

Roberto mengangguk. "Baiklah, aku akan ikut."

Raven mengangguk dan pergi bersiap-siap. Roberto meminta Amelia untuk menjaga Carla sementara dia pergi.

"Jangan khawatir, Carla. Aku baik-baik saja kok," kata Roberto dengan senyum.

Carla sedikit tersenyum. "Baiklah, aku percaya padamu, Roberto."

Amelia menambahkan, "Jaga dirimu juga, Roberto. Kalau kau kenapa-kenapa, itu akan membuat Carla sedih."

Roberto berterima kasih atas saran Amelia.

Hari mulai gelap, dan akhirnya Raven kembali dengan mengenakan jas hitam.

"Apa kau sudah siap, Roberto?" kata Raven.

"Ya aku siap" Roberto melihat kearah Raven dan terkejut "Kau terlihat keren dengan pakaian itu, mengingatkan ku masa lalu ya" Roberto tersenyum.

"Huh... cukup nostalgia nya, ayo kita berangkat" Raven mengelak.

Mereka berdua akhirnya pergi setelah berpamitan dengan Amelia dan Carla.

"Apa kau masih ingat tempatnya di mana? Kalau kau ingat, kau yang memimpin, oke" Raven bertanya.

"Ya, aku ingat," kata Roberto dengan yakin.

Mereka berdua bergerak menuju rumah ayahnya Carla dengan hati-hati, dan akhirnya mereka tiba dirumah ayahnya Carla.

"Raven, aku tidak melihat ada orang di sekitar, ini benar benar sepi" kata Roberto.

Raven mengangguk. "hm.... Mencurigakan apa mereka sudah tau kalau kita akan datang?" Kata Raven dalam hati

Mereka mulai menyelinap kedalam dan menyelusuri seluruh isi rumah, mencari petunjuk tentang organisasi Vipers dan kematian Frey.

Raven berhenti dan berkata pada Roberto "Rumah ini terlalu besar kita akan berpencar saja! Aku lantai atas dan kau lantai bawah oke!"

"Baiklah aku" Roberto mengangguk dan pergi ke lantai bawah

Raven melanjutkan pencariannya dan pergi ke lantai atas, setelah beberapa menit mencari, Raven menemukan sebuah dokumen yang tersembunyi di ruang kerja ayahnya Carla.

"Hmm... Apa ini?" kata Raven dengan suara rendah. Raven membuka dokumen itu dan mulai membacanya.

"Ini... Jangan-jangan Carla adalah anak..." kata Raven dengan serius. Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Seorang pria dengan rambut hitam dan mata tajam muncul di depannya, membawa pedang yang berkilauan di cahaya remang-remang.

"Ke... ke... keh... sudah lama ya tidak bertemu Ravenska Oplio atau sang Night shade," kata pria itu sambil tertawa.

Raven langsung mengeluarkan belati dan pistol dari dalam jasnya. "Ya, sudah lama... Aku bahkan hampir tidak mengingat wajahmu sama sekali" Raven bersiap.

Pria itu tersenyum sinis. "Jahatnya... Padahal kita dulu adalah teman, aku bahkan rela membunuh..." Sebelum dia menyelesaikan perkataannya, Raven langsung menembaknya dengan pistol.

Pria itu menghindar dengan cepat, menghindari peluru yang melesat ke arahnya. "Oy... oy... kau memang masih dingin seperti biasa ya, pantas saja Luna menyukai mu" kata pria itu sambil tersenyum.

Raven terguncang mendengar nama Luna, Raven langsung memandang pria itu dengan dingin. "Diam! Atau aku akan membunuhmu"

"Coba saja kalau bisa" Pria itu menantang Raven

Tiba-tiba semuanya hening dan pertarungan sengit pun terjadi, mata mereka terpaku pada satu sama lain dengan intensitas yang membara. Pria itu mengayunkan pedangnya dengan gerakan yang cepat dan presisi, sementara Raven menembakkan pistolnya dengan akurasi yang mematikan.

Raven melompat ke samping, menghindari tebasan pedang pria itu yang hampir mengenai tubuhnya. Dengan gerakan yang cepat, Raven membalas dengan belati yang tajam, menusuk ke arah dada pria itu. Namun, pria itu berhasil mengelak dan membalas dengan tendangan yang kuat.

Raven terhuyung ke belakang, tapi segera mendapatkan keseimbangannya. Dengan mata yang masih terpaku pada pria itu.

Raven menghambur buku yang tersusun di lemari dan memanfaatkan situasi itu untuk membuat celah

"Kau licik sekali ya Raven" kata pria itu sambil berusaha memfokuskan pandangannya

Raven muncul di belakang pria itu dan menusukkan belati ke arah punggungnya. Namun, pria itu berhasil menghindar dan membalas dengan serangan pedang yang ganas. Raven terpaksa melompat ke atas untuk menghindari serangan itu.

Pertempuran antara Raven dan pria itu semakin sengit, dengan kemampuan mereka berdua yang semakin meningkat. Raven menunjukkan keahliannya dalam menggunakan belati dan pistol, sementara pria itu menunjukkan kemampuan pedangnya yang mematikan.

"Oy..... apa kau marah karena aku yang membunuh Luna." Pria itu terus memprovokasi Raven

Suasana menjadi semakin tegang ketika Raven mendengar nama Luna disebut oleh pria itu. Raven menjadi semakin marah dan bertekad untuk mengalahkan pria itu. "Aku membunuh mu disini, aku akan membalaskan dendam Luna!!" kata Raven dengan suara yang dingin dan membunuh.

"Ke..ke...ke..... Ini semakin seru dan menarik" pria itu tertawa tipis dan tersenyum

Dengan serangan yang semakin ganas, Raven dan pria itu terus bertempur, masing-masing berusaha untuk mengalahkan lawannya.

Sementara itu Roberto masih mencari beberapa barang dan informasi di lantai bawah. 'Hmm tidak ada apa pun disini, apa Raven baik-baik saja ya? Aku sedikit khawatir'

Tiba-tiba Roberto merasakan langkah kaki yang mendekat ke arahnya, ia langsung berbalik dan melihat seorang pria membawa sebuah senjata sabit yang besar dan tajam menuju arahnya. Tatapan pria itu memancarkan kebencian, dan Roberto bisa merasakan aura kematian yang mengelilinginya.

Roberto menelan ludah dengan keras, jantungnya berdegup kencang. Ia tahu bahwa ia akan melawan untuk pria itu, tapi apakah ia bisa selamat?

1
veragarden ✷
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Esmeralda Gonzalez
Sumpah baper! 😭
Grecia Amiel
Ceritanya seru banget, jangan biarkan aku dilema menanti update 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!