NovelToon NovelToon
Mekar

Mekar

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.

Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.

Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Pernikahan

"Dit, sudah ada komunikasi sama Elham?" mama mengirimkan pesan yang belum sempat aku baca saat rapat.

Elham? Lagi-lagi ada sesuatu yang mengusik pikiranku atas nama Elham yang akhir-akhir sering kudengar. Bahkan yang kak Alan sebutkan tadi, nama pimpinannya bernama Elham.

Mengapa tiba-tiba di hidupku dipenuhi dengan orang bernama Elham? Seumur hidup, baru kali ini dan pertama kalinya aku mendengar satu nama Elham dari bu Galih, mama, lalu disebutkan berulang kali di sini sejak pertemuan tadi bahkan setelah aku jauh berada di luar kota. Baru tahu jika nama Elham sefamiliar itu di dunia ini.

"Halo, Dit, gimana? Sudah beres urusannya?"

"Iya, sudah, Ma. Alhamdulillah, kelar barusan."

"Ya sudah, cepatlah pulang. Ada hal penting yang mau mama bicarakan," ujar mama di seberang panggilan.

"Hal penting apa, Ma?"

"Di rumah saja, cepatlah pulang."

Karena permintaan mama yang memintaku cepat-cepat kembali, maka siang di hari itu juga aku segera menuju terminal dan memesan tiket bus di tempat. Pertanyaan dari Vika yang tidak bisa aku jawab, ia hanya mengikutiku.

"Kenapa sih, Bu, mau buru-buru pulang? Semuanya aman, kan, Bu?" tanya dia dengan kaki yang berkejaran denganku.

Aku mengangguk, Vika belum tahu jika aku dijodohkan dengan segala persoalan asmaraku.

Sampai rumah, hari sudah sore. Papa menjemputku di terminal menggunakan mobil kesayangannya, sedangkan Vika dijemput oleh pacarnya.

"Mama mau bicarain hal penting apa, Pa?" tanyaku seraya mencium punggung tangan papa, lalu papa membukakan pintu mobil untukku.

Papa tidak menjawab sampai beliau selesai memasang sabuk kemudinya.

"Biasa," jawab papa.

"Tentang perjodohan itu, ya, Pa?" tanyaku pada papa.

Papa tak segera menjawab, beliau sibuk memutar setir supaya bisa keluar dari area parkir dengan mulus tanpa menyenggol mobil lain.

"Memangnya kamu sudah sreg sama calon pilihan mama?" tanya papa saat mobil sudah melaju tenang di jalan raya.

Aku tidak tahu, kenal saja belum. "Menurut papa, cocok gak kalau Dita sama dia? Jodoh, gak?"

Papa menoleh padaku, menatapku, lalu tersenyum.

"Papa gak tahu, yang bisa menentukan sehati atau enggaknya ya kamu. Kalau kamu punya pilihan sendiri dan cocok, coba tunjukan dia pada papa mama. Itu lebih baik kalau pernikahan didasarkan pada saling kenal dan suka," ujar papa.

"Menurut pandangan papa?"

"Ya, papa setuju saja. Bu Galih orangnya baik, selama bertetangga dengan mereka tidak pernah terdengar ada masalah. Tetapi urusan anak-anaknya, papa gak tahu. Papa kurang kenal karena sejak kecil mereka sekolah di luar negeri."

Aku mengangguk-angguk. Papa benar, bisa dihitung dengan jari selama seumur hidupku bergaul dengan keluarga itu bahkan tidak pernah lengkap dan tidak tahu siapa saja anggota keluarga itu, termasuk pak Galih.

Papa terkekeh melihatku yang menunduk lemas, tidak lagi bersemangat seperti sedia kali.

"Sebagai gambaran saja, anak-anak bu Galih tidak pernah berinteraksi dengan ramah di lingkungan kita. Pendidikan, pertemanan, pekerjaan, mungkin background mereka berbeda dengan kita. Bukannya papa menyuruhmu insecure, tidak. Tapi kita perlu berorientasi pada masa depan. Seandainya .... Seandainya, ya."

"Seandainya bagaimana, Pa?"

"Seandainya, kesenjangan di dalam rumah tangga kalian itu benar-benar ada, lalu apa yang akan kamu lakukan, Nak?" Itu pertanyaan berat bagiku. Aku bahkan tidak pernah memikirkan hal secamam itu.

"Ini ilmu pranikah, tidak hanya berlaku untuk saat ini saja. Tapi dengan siapapun nanti calon pasanganmu. Bahwa kesetaraan itu besar kecilnya berpengaruh pada kehidupan rumah tangga."

Aku semakin menunduk. Ya, papa mengingatkanku pada diriku sendiri. Jika keseimbangan itu diperlukan dalam sebuah hubungan. Aku paham maksud papa bahwa kita harus sadar diri dan sebelum pernikahan itu benar-benar terjadi. Aku perlu memikirkan sekali lagi sebelum semua terlambat.

Papa mengusap kepalaku. "Hahaha. Jangan dibawa sedih, hei. Ini papa hanya sedang mengajakmu becanda, Nak."

Namun, yang aku tangkap dari perbincangan ini bukan sekadar becandaan. Papa sedang mengajakku berpikir serius.

Aku menatap papa dengan menyiratkan pertanyaan di dalam hati, "Jadi, bagaimana, Pa?"

"Keputusan ada di tangan kamu. Kalau sekarang papa tanya, kamu akan tetap melanjutkan semua ini atau tidak?" ujar papa dengan tersenyum.

Sayangnya, aku tidak punya jawaban untuk itu. Hanya berupa gelengan kepala. Sedangkan mama sudah menyiapkan ini dan itu. Dan juga, cincin di jariku ini? Apa bisa dikembalikan? Benar tidak akan terjadi apa-apa pada hubungan keluarga kami dengan bu Galih?

Di tengah perjalanan, papa menepikan mobil.

"Kenapa, Pa?"

"Beli jagung rebus dulu, langganan Papa. Jagungnya manis." Papa yang turun dari mobil, sedangkan aku mengamati dari dalam mobil.

Papa berinteraksi dengan penjual jagung di depan sana, aku hanya melihatnya dari kejauhan. Pedagang jagung rebus dengan dua anak kecil dan istrinya yang sedang menyusui si bayi yang duduk berlesehan.

Aku melihat si wanitanya belum terlalu tua, mungkin usianya tidak jauh berbeda dariku, tetapi dia sudah mempunyai sepasang anak yang lucu.

Papa kembali membawa sekeresek jagung rebus yang masih terkepul asap. Papa memberikannya padaku.

"Makanlah, kesukaan kamu kan jagung rebus manis?"

Aku pun mengangguk. Benar, makanan yang paling aku suka sejak kecil adalah jagung rebus karena manis dan mengenyangkan.

"Pa, tadi itu mang-nya yang jual? Masih muda, ya, istrinya?" tanyaku.

"Itu bukan istrinya, itu anaknya. Dia janda," ujar papa.

"Janda? Suaminya meninggal atau? Anaknya masih menyusu begitu, kasihan," komentarku berempati.

"Bukan meninggal, tapi bercerai. Prianya menikah lagi dengan wanita lain. Itulah kalau menikah tanpa rasa tanggung jawab."

Aku berkomentar lirih. "Hah? Kasihan banget, anaknya mana masih kecil begitu."

Kenapa bisa begitu, sih? Prianya gak mikir, ya, kalau jadi perempuan tuh susah. Dia gak mikirin istrinya yang menyusui begitu sampai kurus kering, bisa jadi dia jarang makan cuma buat ngurus anaknya yang kecil-kecil itu.

"Yang jualan jagung itu dulu temen SD papa. Itu dulu anaknya dijodohkan, tapi gak cocok. Prianya punya wanita idaman sendiri," ujar papa membuatku yang sedang menatap jendela menoleh pada beliau.

"Dijodohkan?"

"Iya, anak-anak itu menikah tanpa saling mengenal lebih dulu. Setelah dijalani, ternyata tidak cocok. Suaminya akhirnya menikah lagi sama kekasihnya yang lain."

Ini semakin membawaku pada keraguan dengan adanya perjodohan yang sama dialami olehku. Aku menunduk memikirkan nasibku yang entah bagaimana jika sama dijodohkannya.

Sepanjang perjalanan itu, aku banyak terdiam. Menatapi jalanan yang sudah cukup lenggang di sore itu.

"Kalau Dita, bagaimana?" tanya papa. Papa seakan sengaja menceritakan kisah anak penjual jagung itu yang nasibnya tidak beruntung karena perjodohan.

Aku menggeleng. "Menurut papa, aku bakal cocok nggak sama dia? Dita gak tahu, Pa," jawabku.

Papa menoleh kepadaku. "Soalnya mama mau bahas tanggal pernikahan kalian." Tangannku yang kepanasan mengupas kulit jagung itu, tiba-tiba terasa kebas dan mati rasa, terkejut, dan memaku di tempatku.

.

.

"Bulan depan, ya, Dit. Sebelum Elham pergi ke Jepang," ujar mama padaku.

"Apa, Ma?" tanyaku terkejut.

"Mama udah diskusi sama bu Galih. Kami menyepakati sebelum Elham ke Jepang bulan depan kalian sudah harus menikah, sekarang mulai urus berkas pernikahan buat di KUA," ujar mama.

"Apa, Ma?" tanyaku sekali lagi dengan lebih lirih.

"Ya, berkas itu! Akte lahir, KTP, ijazah, dan lain-lainnya. Masa gak paham?"

Aku masih membeku di tempatku. "Maksud mama, apa?" bibirku lirih bergerak.

"Nikah bulan depan! Sudah jangan banyak tanya, besok ke KUA minta formulir kawin!"

1
Arini Zain
nyesek baca cerita nya thor.di buat berpisah ja knapa thor
Akasia Rembulan
aku sudah baca kak.. 😊
hello shandi: Yeay, I appreciate it Kak Akasia..
yg ini updatenya agak maleman yaa 🤗
total 1 replies
Vtree Bona
akh keren banget kak thor makasih bonus chapter
Anonymous
kereeen banget Thor bab terakhir nya….terima kasih ya Thor👍👍❤️ tapi sayang ya ga ada bab dimana usaha Mas Elham untuk membalas pengorbanan Dita pd wkt Mas Elham selingkuh… kaya nya Mas Elham cuma merasa dia paling benar dalam melakukan perselingkuhan nya dg Anastasia… sediih sih aku liat pengorbanan Dita selama bbrp thn…
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 2 replies
Yati Susilawati
bab yang menambah semangat.. ketika paksu"ayang mbeb ku " lagi sakit, dan sepertinya banyak yang salah dalam pandangannya. 😊
hello shandi: Hehehe... Makasih Kak udah ikuti sampe rampung tulisan ini/Smile/💖
total 1 replies
Mrs. Ketawang
Kalimat terakhir makjleb bgt dan itu sangat betul skaliiiii....
Fakta👍🏻👍🏻
Sukses thooor dan Semangat berkarya👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻
hello shandi: Makjleb-nya itu ya kak, semoga dapet feelnya. Entah berapa banyak kalimat yang coba kubuat makjleb di setiap episode nya. Sekali lgi, makasih udah ikutin smpe akhir /Smile/
total 1 replies
Rieka afrianti
luar biasa 😍😍🥰🥰
hello shandi: Terima kasih buat review-nya, Kak Rieka. /Smile/
total 1 replies
martini
bagus banget
hello shandi: Terima kasih review-nya, ya, Kak.🤗
total 1 replies
Binti Rusidah
bagus dejali
hello shandi: Senang kalau suka, terima kasih review-nya🤗
total 1 replies
Akasia Rembulan
terima kasih kk, sukses selalu, dirunggu karya2 indah lainnya.
hello shandi: Makasih supportnya dari awal smpe akhir, kak akasia/Whimper/
total 1 replies
Paradina
terimakasih banyak kakak penulis 🥰🥰🥰🥰, sukses selalu
hello shandi: Aamiin. Sukses untukmu juga kak./Smile/
total 1 replies
Niar Zahniar
aku ikutan happy dengan akhir cerita dita elham
hello shandi: Iyaa, makasih ya kak udah ikutin smp akhir banget😊
total 1 replies
Ayu
Woww Alhamdulillah kesampaian juga akhirnya baca episode Elham tersiksa karena cinta pada Dita heheheh
terimakasih Author sudah bikin cerita yang apik, sebenarnya malas baca soalnya Elham kayak gak butuh Dita .. tapi akhir episode akhirnya Elham dan Dita bersatu kembali dalam ikatan pernikahan
hello shandi: Makasih buat segala support nya, Kak Ayu. /Smile/💖
total 1 replies
hello shandi
Ada satu eps lagi, tp masih direview. Mungkin review manual sm editor dan akan muncul besok.

Naskah lama yg tersimpan di draft, anggap saja itu bonus yaaa.

⚠️ Promotion alert!
👉 Temen-temen baca novelku yang sebelah ya, yg lagi on going (Cinta yang sederhna). Biar ramai, kalau rame aku lanjut nulis. Kalau sepi gak semangat. Huhu. Thanks🥰
kalea rizuky
lahh balikan heleh susah susah cerai dit dita menye2 sih lu
Debora Parta
bonus cphater ya Thor,please 🤗🤭
hello shandi: udah, kak. Itu bonusnya. Nanti bisa2 jadi session 2 nih😅☺
total 1 replies
Anonymous
yeah…. kok udah tamat sih..?? pdhl kepengen tau kelanjutan nya… kepengen tau apa Mas Elham akhir nya menyesal dan merasa bersalah krn oerbuatan nya dulu pd Dita ? Mas Elham yg egois, dia ga berterima kasih sama Dita yg sdh berkorban merawatnya wkt dia kecelakan sampai telinganya tuli sampai pulih dan Dita yg berbesar hati menunggu setiap malam nya kedatang suami nya yg tak berkabar sampai wkt melahirkan pun suami Egois nya tidak mendampinginya… kok kayanya hati Mas Elham sepeti batu ya tak berperasaan…. duuh… aku kepengen tau Mas Elham merasakan kesedihan dan penyesalan perbuatan nya pd Dita….kepengen ada session dimana Elham menyesal seumur hidup nya atas perlakuan nya sama Dita dulu…. jd jangan Dita aja yg menderita dulu… thank you Author buat novel nya… ditunggu session ke 2 nya ya…,
hello shandi: Makasih komentarnya, Kak. Udah menyesal itu mas Elhamnya, dah cinta banget sama Dita. Hehehe

Baca novel baruku yuk, klik di profil yaa. Makasih😊
total 1 replies
Vtree Bona
di baca berulang-ulang belum tetep berasa seru nya,,,,akh bahagia nya hatiku hehe
hello shandi: aku ikut bahagia kalau pembaca puas, kak...🥰
bikin mood, pngin nulis lagi hihihi
total 1 replies
Paradina
makasih author, akhir yg bahagia, terimakasih 😍😍😍😍😍
hello shandi: makasih kembali kak😍
total 1 replies
Mrs. Ketawang
aq baca bab ini sampe 2x,masih gak percaya aja Dita balikan sama Elham😭😅
Di tunggu extra part rumahtga mereka yg hepi" aja thoor
sdh cukup dag dig dug nya..ngarep😁
Rena Cantik: Yeay happy ending... lanjut part 2 ya Thor
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!