Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5. Kesempatan terakhir
#Hotel
Malam itu Ria baru saja pulang dari hotel setelah menyelesaikan meeting dengan para petinggi hotel tentang pemasaran.
Satu demi satu anak tangga ia lalui dan saat ia sampai, Tiba-tiba Finn datang dan menghampirinya.
"Finn? apa yang kau lakukan disini? kenapa kau tidak menelponku jika kau akan kemari?" Tanya Ria sedikit terkejut dengan kedatangan Finn.
"Tidak menelpon? maaf, tidak telpon. Kau bisa periksa ponselmu berapa banyak aku menelponmu." ujar Finn.
Ria segera mengambil ponselnya didalam tas.
"Ria, bisa tidak kau berhenti bersandiwara seperti ini? Aku tidak suka. Kau tidak mengangkat telponku, tidak mengirimku pesan, bisa tidak kau berhenti menjadi seperti ini!" ujar Finn sedikit kesal.
"Okey..okeyy" Ria segera melihat ponselnya.
"Sayang aku benar-benar minta maaf, Kau sendiri tau kalau aku ini sangat sibuk, karena itu aku tidak bisa menelponmu" ujar Ria setelah melihat berapa banyak panggilan tak terjawab dalam ponselnya.
"Sekarang kau sudah selesai bekerja kan? Ayo ikut aku aku bertemu dengan ibu dan ayahku" ujar Finn
"Mau pergi kemana? untuk apa aku bertemu dengan mereka? " tanya Ria sedikit terkejut
"Jelaskan pada mereka, jika kau serius denganku! tapi kau tidak mau menikah denganku, Kau belum siap, seperti itu, bisa? " ujar Finn dengan penekanan
"Okey...okey aku akan menemui mereka, tapi tidak sekarang, tidak besok dan juga tidak lusa. Karena minggu ini aku benar-benar sangattt sibuk. apa lagi perusahaanku akan membuka hotel didaerah perkotaan Jepang" Jelas Ria
"Kau tak henti-hentinya dengan pekerjaanmu itu" ujar Finn kesal
"Aku? Masa depanku, kau tidak memikirkannya?" tanya Finn dengan menatap Ria dalam.
" Hey! Aku tidak suka kau merengek seperti ini ya, seperti anak kecil" ujar Ria yang mulai kesal
"Tidak, aku serius. Aku serius dengan hal ini" ujar Finn
"STOP! kenapa kau menjadi seperti anak kecil begini?" protes Ria.
"Kau juga sibuk kerja, kan? Kau harusnya mengertikan. Kau harus jelaskan pada mereka yang sedang kita lakukan. karena kita punya pekerjaan masing-masing, kau juga tau itu kan?" Ujar Ria.
Finn hanya bisa membuang mukanya karena sudah sangat kesal dan tidak tau harus melakukan apa lagi.
"Ria, masalahnya aku--"
"STOOPPPP!"
"Aku tidak mau mendengar apa pun dari mu. sekarang ini aku harus menyelesaikan sebuah berkas untuk aku berikan pada bosku, Jadi aku akan menelponmu nanti!" Ujar Ria lalu pergi
...○...
# Sebuah Apartemen
Ria yang sedang berjalan menelusuri lorong tiba-tiba dihampiri oleh seorang lelaki yang tak lain adalah rekan kerjanya.
"Hai Frans," ujar Ria seraya tersenyum.
"Hai"
"Terima kasih kau sudah mau turun tangan membantuku dalam pengerjaan projek pemasaran ini." ujar Ria
" Tidak masalah" ujar Lelaki bernama Frans itu
"Ehh tapi bukannya aku minta kau untuk bertemu dicafe ya?" tanya Ria.
"Ria, kau tau aku sudah menunggumu selama 1 bulan, Kau mau suruh aku untuk menunggu lagi?" ujar Frans.
"Oke, ayo kalau begitu" ujar Ria seraya tersenyum
"Ayo" ujarnya seraya memegang tangan Ria.
"Tapi tidak perlu seperti ini" ujar Ria sambil melepaskan tangan Frans
...○...
#Rumah keluarga Rowan
Lariessa terus melihat ponselnya seraya tersenyum meskipun disampingnya ada ibunya yang tengah memperhatikannya.
"Rissa, A-apa Ethan suka padamu?"tanya ibunya.
"Ibu, dia sudah tau, kalau aku ini tidak akan mencintainya." ujar Lariessa yang tak melepaskan pandangannya dari ponselnya.
"Jadi dia tidak akan melamarmu kan?"
"Ibu ini, Tidak mungkinlah, dia hanya bercanda manja saja." ujarnya. "Lalu, kenapa dia baik sekali dengan ayah?"tanya sang ibu.
"Ibu, diakan pembisnis, Jadi sudah sewajarnya dia akrab dengan ayah."
" Oohhh, Tapi bukan karena dia suka kepadamu kan?"
"Ibuku sayang dan yang kucinta sebesar laut dan gunung, Cintaku ini hanya untuk satu orang saja yaitu untuk masa depanku Finn Harisson." Ujar Lariessa dengan puitis.
"Eyy...eyy kau ini..." ujar sang ibu sambil terkekeh.
"Mereka bilang, mereka sudah menyiapkan pernikahannya, tinggal kau dan Finn melihat baju pengantin saja." ujar sang ibu
...○...
Siang itu Ethan terlihat mengunjungi rumah Lariessa, mereka duduk bersama tapi mata Lariessa tak terlepas dari ponselnya.
"Rissa, Terimalah bunga mawar cantik yang tak secantik dirimu ini." Gombal Ethan sambil memegang satu kuntum mawar merah.
"Sejak kapan kau mulai romantis seperti ini? membawa bunga seperti ini" Ujar Lariessa yang tak memalingkan wajahnya dari ponselnya sedikit pun
"Selain bunga ini, kau juga bilang ingin ada seorang lelaki yang melamarmu, dengan makan malam yang diterangi oleh lilin lilin."ujar Ethan
Tapi Lariessa tak meresponnya, ia hanya fokus dengan ponselnya. Ethan hanya menghela nafas.
"Rissa, aku sedang berbicara denganmu" ujar Ethan
"Apa? aku tidak dengar?" tanya Lariessa sambil melihat Ethan.
"Kau ingin laki-laki melamarmu seperti apa?" Tanya Ethan seraya menunjukan bunga mawar
"Emmhh, kalau aku mau lelaki melamarku seperti Pretty woman, memakai Tuxedo membawa buket bunga" paparnya
"Waww aku mendapatkan referensi."
"Suka suka akulah, Dari pada kau yang enggan untuk mencari seorang pacar." ujar Lariessa. Tiba-tiba Ibu Lariessa datang.
"Ethan, Rissa , ayo kita makan siang bersama."
Ethan dan Lariessa pun beranjak dan mengikuti langkah ibu. Tak lupa Ethan pun menyimpan satu kuntum mawar itu dimeja
...○...
#Kafetaria Kantor
Lagi-lagi Pak Brams dan pak Ray kembali bertemu untuk membahas masalah perjodohan.
"Kalau aku sih tidak masalah, Jika ingin cepat-cepat. Itu hal yang baik" ujar pak Ray
"Tapi kenapa kau ingin cepat-cepat?" Lanjut pak Ray
"Tidak, ini kan hal yang baik jadi lebih baik disegerakan? Apa kau ada sesuatu yang mengganjal?" Tanya pak Brams
"Tidak, hanya saja kau tau kan, Finn sangat sibuk bekerja. bagaimana kalau kita atur pertemuan pertama mereka?" saran Pak Ray
"Ide yang bagus itu, tapi kau harus mengabariku lebih awal ya. Kau tau, biasalah perempuan itu sedikit agak ribet untuk bersiap-siap " ujar Pak Brams.
"Baiklah" ujar pak Ray
mereka pun tertawa ringan bersama.
...○...
#Rumah Keluarga Harisson
Kedua orang tua Finn tengah duduk berhadapan sementara Finn sendiri yang baru pulang kerja langsung dipanggil untuk berbicara.
"Persiapan? persiapan apa? Siapa yang akan menikah?" tanya Finn.
"Persiapan acara pernikahan untuk mu tentu saja." ujar sang ibu
"Ibu serius?" tanya Finn. Ibunya hanya mengangguk.
"Aku sudah mengatakan, kalau aku tidak mau!" Ujar Finn. "Ibu, ini soal hidupku, masa depanku. Boleh tidak aku saja yang menentukan?" lanjut Finn.
"Ayah dan ibu sudah melakukan pembicaraan dengan mereka, mereka bilang tidak perlu bertunangan, langsung menikah saja. Acara itu akan diadakan bulan depan." Ujar Ibunya.
Finn sudah tidak enak hati. ia terlihat cemas saat ibunya bicara seperti itu.
"Kau punya waktu 1 setengah bulan" ujar ibunya.
"Apa? K-kenapa cepat sekali?" Ujar Finn terkejut.
" Lariessa itu datang dari keluarga yang baik-baik! tidak terburu-buru atas apa pun. Mereka hanya ingin mempercepat niat baik ini." pungkas ayahnya.
"Bukan begitu, aku bukan berfikir apa-apa, tapi, Aneh saja. Kenapa harus sangat tiba-tiba." ujar Finn
"Lalu? Harus menunggu sampai 8 tahun? baru tidak cepat? seperti kau dan Ria, begitu?" Tanya Ayahnya "Sudah berapa lama, sampai sekarang kau tidak menikah-menikah? seperti ini" lanjut ayahnya.
"A-ayah bukan seperti itu, aku hanya merasa. bu, siapa tadi namannya?" tanya Finn pada ibunya.
"Lariessa" balas ibunya
"L-lariessa? yang benar saja..." ujar Finn
"Finn, Kalau kau tidak memiliki alasan yang kuat untuk menolak perjodohan ini, Sudah, Tidak perlu menjadi anakku lagi! Malu!" pungkas sang ayah.
Fin hanya terdiam lalu menundukan kepalanya.
"Oke, Fine, Baiklah. Tapi, ayah, Ibu. Tolong beri aku kesempatan lagi, untuk yang terakhir kalinya, please." Mohon Finn
Karena Finn terlihat begitu memohon, Akhirnya ayahnya pun memberikan Finn kesempatan untuk yang terakhir Kalinya.
To Be Countinue...