NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Tamat
Popularitas:680.7k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangis Arif

Arif masih menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan lincah ke kiri ke kanan serta berputar, bersama dengan anak perempuan itu di sampingnya. Sedangkan Teh Hamidah juga menggoyang tubuhnya dengan pelan. Sepertinya mereka belum menyadari akan kehadiran Mas Setya.

Sedangkan aku, seluruh tubuhku terasa begitu kaku, aku takut Arif dan Teh Hamidah mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan tentang suamiku yang telah mendua.

Yang terpenting Arif, iya Arif. Aku yakin luka hatinya akan bertambah dalam saat melihat Ayah nya lebih sayang dan dekat dengan anak lain.

Setelah beberapa saat.

''Caca Sayang, sepertinya kamu sangat menyukai Badut, karena mau menghampiri Badut kamu tega meninggalkan Papa dan Mama, lain kali enggak boleh gitu lagi ya.'' Suara itu lembut, tapi terdengar membunuh bagi ku. Mas Satya berbicara saat dia sudah berada tepat di hadapan kami. Dia jongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh anak yang bernama Caca. Lalu Mas Setya merapikan poni anak itu yang sedikit berantakan. Dari tatapan matanya terlihat sekali Mas Setya sangat menyayangi Caca.

''Iya Papa. Caca sangat suka, habis Badut nya lucu. Apalagi yang ini.'' anak perempuan itu membalas ucapan Mas Setya seraya menggandeng tangan Arif yang di balut kostum Badut.

Sesaat kemudian aku melihat ke arah putra ku. Arif tak lagi menggoyangkan tubuhnya, dia berdiri diam kaku, begitu juga Teh Hamidah.

''Ayo goyang lagi, kenapa kamu diam sih?!'' ucap anak perempuan itu.

Arif masih tak menggoyangkan tubuhnya.

''Hey Badut kecil, mau uang nggak kamu. Ayo cepat turuti perintah putri ku.'' ujar wanita yang berpakaian terbuka. Dia memakai dress tanpa lengan dan di atas lutut. Paha nya yang mulus nampak setengah. Aku jijik melihatnya. Ternyata wanita seperti itu yang telah membuat Mas Setya berubah. Seleranya sungguh rendah!

Lagi-lagi Arif tak menghiraukan, kepalanya telah menunduk. Dadanya nampak turun naik. Sedangkan aku tidak dapat berbuat apa-apa. Aku Ibu yang tak berguna.

''Iya nih, kok diem aja. Belum makan kali, jadi Badutnya lemes gini Sayang.'' kelakar Mas Setya yang enggak ada lucu-lucu nya di pendengaran ku. Dia mendorong-dorong tubuh Arif agar Arif merespon dengan bergoyang.

Sedangkan Caca dan Mama nya tertawa bersama-sama melihat tingkah Mas Setya.

Susah payah aku menahan sesak di dada melihat putra ku di perlakukan seperti itu. Aku rasa Teh Hamidah juga. Tapi aku masih mau menyembunyikan identitas ku. Aku rasa suatu saat nanti aku akan membuat Mas Setya menyesal karena telah berbuat curang.

''Ihh Papa, Badut nya enggak lucu, enggak asyik!'' anak manja itu merengek dengan wajah di buat sedih.

Mas Setya pun lalu kembali mendorong tubuh Arif. ''Ayo goyang dong,'' ucap Mas Setya sedikit membentak.

Kerena merasa sudah tak tahan lagi, aku berjalan ke arah Arif. Lalu aku menarik tubuh Arif agar berlalu dari sana.

Tapi Arif tak mau. Dia masih setia di tempatnya. Sesaat kemudian Arif menaikkan kedua tanggannya lalu Arif melepaskan kostum Badut yang menutupi kepalanya.

Aku tercengang melihat keberanian Arif. Ya sudah biar saja Mas Setya tahu. Aku mau melihat respon nya. Aku pun berpikir setelah ini aku akan memintanya untuk mengakhiri rumah tangga kami yang tak sehat lagi.

Lalu aku melihat ke arah Mas Setya. Mas Setya pun sama, dia memundurkan langkahnya menjauhi Arif. Langkahnya tak seimbang, hampir saja dia terjatuh, dia seperti orang linglung, lalu setelah itu Mas Setya berdiri diam dengan netra menatap Arif lekat. Mulut nya menganga. Dia seperti melihat setan saja.

Air mata putra ku tak dapat di bendung. Air mata itu sudah turun ke pipi lalu membasahi dagu kecilnya. Isakan kecil terdengar begitu menusuk bagi ku.

''Hiks ... Ayah. Ayaah jahat, huhuhuhu.'' Arif tergugu seraya menatap Mas Setya.

''Hey kamu kenapa? Mana Ayah mu hah? Itu Papa aku. Enak aja ngaku-ngaku.'' anak perempuan itu mendorong tubuh Arif. Arif yang tak melawan membiarkan tubuhnya terjatuh, terduduk di tanah.

Aku yang tak terima anakku di perlakukan seperti itu lalu balas mendorong tubuh anak perempuan kurang ajar itu. Anak itu menjerit saat aku dorong. Dia juga ikut terduduk di tanah. Tangis anak itu pecah, dia menjerit seperti anak yang baru saja kehilangan mainannya.

Teh Hamidah juga membuka topeng Badutnya. Dengan cepat Teh Hamidah membimbing Arif agar bendiri. Mau di gendong tak bisa karena kami masih pakai kostum badut. Setelah itu Teh Hamidah menarik tubuh Arif agar berlalu dari situ. Kali ini Arif menurut. Teh Hamidah yang seorang pengajar pasti tahu apa yang harus dia lakukan. Dia tidak akan membiarkan keributan sekecil apapun terjadi di depan mata anak sekecil Arif. Kerena katanya dapat merusak pikiran dan sel otak Arif yang masih belia.

''Dasar Badut kurang ajar, berani nya kau mendorong putri kesayangan kami!'' wanita itu mendorong tubuhku.

''Itu pantas untuk anak manja seperti anak mu!'' balas ku tak mau kalah.

Sedangkan Mas Setya masih diam di tempat, dia tak berbuat apa-apa. Membantu Caca pun tidak. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya.

''Papa, cepat ambil Caca. Kok malah dibiarin sih! Aku mau kasih pelajaran dulu sama badut ini!'' kata wanita itu. Mas Setya pun dengan cepat membantu Caca berdiri.

Aku membuka topeng Badut ku. Wanita itu masih belum puas mendorong tubuhku. Aku balas mendorong tubuhnya lebih kuat. Hingga ia ikut terduduk di tanah. Aku melihat sekeliling, ternyata kami sudah menjadi tontonan orang-orang.

''Mas ... Puas!'' aku menunjuk jari ku ke arah Mas Setya yang sibuk membersihkan Caca. Setelah itu aku berlalu. Aku rasa cukup, aku tak ingin wajahku jadi viral hanya kerena hal konyol ini. Kasihan Arif. Aku tidak mau menambah bebannya.

''Dasar wanita sialan! Awas saja kau wanita miskin!'' terdengar umpatan dari wanita itu untuk diriku.

Aku berjalan menembus orang-orang yang berkerumun. Mereka yang sebagian mengenal aku dan Mas Setya menatap iba.

***

Tatapan ku berputar mencari keberadaan Arif dan Teh Hamidah di tengah puluhan orang yang ada di taman kota. Entah kenapa air mataku tak mau lagi menetes menangisi pengkhianatan Mas Setya. Aku bersyukur untuk itu.

Tapi tiba-tiba seseorang memanggil nama ku.

''Hanifa,'' panggil nya. Aku menoleh kebelakang ke arah sumber suara.

''Mas Yusuf.'' ucap ku sedikit kaget.

''Mas di sini juga?'' tanyaku. ''Apa Mas Yusuf melihat peristiwa yang barusan terjadi.'' batinku bertanya.

''Iya. Kamu cari Arif dan Teh Hamidah?''

''Iya.'' jawabku singkat.

''Aku lihat tadi mereka berjalan ke sana.'' ujar Mas Yusuf seraya menunjuk ke arah barat.

''Ya udah, aku kesana dulu ya Mas. Terimakasih'' aku permisi.

''Iya. Kamu wanita pilihan, tetap kuat untuk Arif dan untuk dirimu sendiri ya.'' pesan Mas Yusuf dengan wajah tersenyum simpul. Aku mengangguk kecil, setelah itu aku berlalu. Ternyata Mas Yusuf tadi juga melihat semuanya.

Bersambung.

Yang mampir kalau berkenan tolong vote dan kasih hadiahnya ya. Kalau jumlah hadiahnya nambah nanti sore aku update lagi bab selanjutnya.

1
Dewi Dama
malas baca nya lagi...
01Khaira Lubna
😅😅
Dewi Dama
lanjut thorrr.sedih nyaaaa...
Dewi Dama
GK usah di jelasin..juga Thor..bikin kopi nya..cukup bikin bikin kopi...
Ika Marbun
saya suka cerita yang seperti ini bukan melulu sola CEO pengusaha dan kemerahan ttp yg real karena belum tentu wanita kaya mau baca novel on-line. TRIms buat ceritanya ya
Yati Syahira
menjijikan satya
Yati Syahira
suami dajjal cerai lebih baik baik hanifah
Yati Syahira
buang ketempat samph laki
Yati Syahira
walaupun tampan tapi kelakuanya setan bye cerai kenyang makan ganthengnya ssh selingkuh nafkah juga tdk si kasih ogah tinggalin
Efi Maifida Salim
seruh nich....mantu baik2 ke duanya
Efi Maifida Salim
kasihan siska.....
kapan Hamidah nikah
Efi Maifida Salim
seruh..


karma itu ada...
Efi Maifida Salim
mas Yusuf😭😭
Rahma Putri
luar biasa
tri sarawati
narsis sekali si baba g taksetya
Heriyani Lawi
hebat benar tranfusi darah bisa langsung ketahuan dna nya, periksa dna lama thor
Rismawati Damhoeri
kok langsung talak 3?
Omah Tien
ko bodoh ya gapain dekat mandu ini cerita kaya g bisa atur ya
wlysnpr
Luar biasa
Evy
Malik... lebih baik jujur sama istri dari pada nanti jadi salah paham..bisa runyam tuh..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!