"Pengasuh Tuan Muda"
Kimmy, gadis usia 22 tahun yang tak sengaja menabrak seorang pria di sebuah kantor saat hendak interview, gelas kopi yang dibawanya tumpah mengenai pakaian pria tampan, seorang pemimpin kantor di tempatnya melamar.
Pria dingin, sombong, dan arogan itu meminta Kimmy untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dengan mengganti harga baju miliknya seharga 10 Miliyar.
Kimmy merasa tak mampu membayarnya, sedangkan untuk bertahan hidup saja sudah amat susah bagi Kimmy, apalagi mengganti uang sebanyak itu. Pikirnya.
Pria bernama Lucas itu memberikan Kimmy tawaran, sebagai gantinya, Kimmy harus menjadi pengasuh di rumah utama, apabila Kimmy menolak, Kimmy harus bersedia bertanggung jawab, dimasukan ke dalam penjara.
Dengan berat hati, Kimmy menerimanya.
Bagaimana kisah Kimmy selanjutnya? Yuk, cari tahu di novel ini!
________________________________
Instagram Author : @Oktavianii_Offc
©opyright Liska Oktaviani
Visual ada di part 18
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liska Oktaviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengasuh Tuan Muda : Ch-35
“Apa yang terjadi di rumah ini, Oma?” tanya seorang pria muda yang baru saja sampai di mansion.
Pria bernama Aslan, putra dari Siren Brandly kini tepat berhadapan dengan Lucas, ia baru saja pulang dari tempatnya bekerja, di sebuah kantor. Ia adalah seorang pria yang sama seperti Lucas, sukses diusia muda. Namun, Aslan tak tahu bahwa pria yang dianggapnya ayah, mempunyai anak dari wanita lain selain ibunya.
Jarak mereka terpaut tujuh tahun, ia berusia 20 tahun, sedangkan Lucas berusia 27 tahun. Lucas ditinggalkan Adam pada saat ia menginjak usia tujuh tahun, di mana ia hanya bisa berpikir bahwa Adam tak menyayangi dirinya. Semua kenyataan yang ia anggap seperti itu ternyata salah, justru Adam sangat menyayanginya. Maka dari itu, ia dititipkan di sebuah panti dan dirawat dengan baik.
Jika Adam tak menyayanginya, tidak akan mungkin ia bisa seperti saat ini. Mungkin nasibnya akan jauh lebih buruk daripada ini.
Kesalahan Adam tidak pernah memberitahu hal yang sebenarnya, dan kesalahan dirinya tak pernah mencoba untuk mencari tahu alasan dibalik perlakuan Adam.
Saat ia tahu kebenaran, disaat itu pula maut memisahkan mereka.
Mengapa perpisahan itu begitu cepat terjadi di antara mereka?
Ia tahu yang bernyawa pasti akan mati.
Setelah terpisah lama, dipertemukan dalam waktu sekejap dan dipisahkan oleh kematian.
Lucas menatap dalam pria di hadapannya, ia teringat penjelasan Albert bahwa, laki-laki bernama Aslan memiliki tanda lahir berbentuk api di bagian belakang bawah lehernya seperti yang terdapat pada ayah biologisnya.
“Aslan, apakah kau mempunyai tanda lahir berbentuk api di bagian bawah belakang lehermu?” tanya Lucas, ia memasukkan tangannya ke saku celana.
“Aku memiliki itu, siapa kau?” Aslan tampak bingung, ia menatap ke arah ibunya dengan tatapan heran, seakan ia menuntut jawaban. Apa yang terjadi di Mansion ini?
Siren terdiam, hatinya seakan tertusuk belati, menancap dengan tepat. Ia tak tahu harus menjelaskan apa pada putranya, yang jelas saat ini hanyalah kekhawatiran dahsyat menguasai diri.
Akankah riwayatnya akan segera tamat?
Haruskah ia menggunakan sebuah cara agar keselamatannya terjaga dari pria ini?
“Aslan! Ayo ikut mama pergi!” ajak Siren, ia tak sanggup apabila putranya akan terhasut oleh pembicaraan Lucas.
“Lho, kenapa, Maa?” Aslan semakin bingung, mengapa ia terjebak dalam situasi ini? Pikirnya.
“Anda dan putra Anda tidak boleh meninggalkan ruangan ini!” tegas Lucas, ia memberikan kode kepada Albert.
“Apa maksudmu?” tanya Aslan, ia mengerutkan dahinya heran. Mengapa tak ada yang menjawab pertanyaannya langsung?
“Jika aku berkata bahwa kau—”
“Tidak! Tolong jangan katakan, kumohon,” cela Siren memohon di bawah telapak kaki Lucas tiba-tiba.
“Berdirilah! Aku tidak suka pengkhianat,” bantahnya.
“Apa yang Mama lakukan?” Aslan menatap tajam ke arah sang ibu, ia masih tak bisa membaca situasi yang terjadi di Mansion ini.
“Ibumu telah melakukan hal keji, dia membunuh ayah kandungmu demi menutupi identitas aslimu. Kau bukanlah anak kandung dari Adam Argiantara.” jelas Lucas dengan serius.
Deg!
Jantung Aslan mendengar kalimat itu seakan ingin keluar dari tempatnya. Ia terkejut dengan pernyataan ini, apa kalimat yang didengarnya itu adalah sebuah kenyataan? Apa mungkin ia percaya dengan orang yang tidak ia kenal?
Apa benar ibunya berbuat hal keji itu? Tatapan Aslan melekat pada sang ibu, ia menuntut setiap jawaban dari kalimat yang keluar dari sudut bibir pria di hadapannya, tatapan Aslan beralih ke sang nenek, ia juga menuntut jawaban dari mereka semua.
“Oma, apa benar hal itu?” tanya Aslan dengan serius, pancaran bola matanya berapi-api menahan amarah.
“Cih, apakah kau mengira aku berbohong?” cibir Lucas, pria itu tersenyum miring. “Albert, berikam bukti itu padanya!” titahnya.
Albert meraih sebuah bukti tersebut di atas lantai, lalu ia memberikan dokumen itu kepada Aslan.
Pria itu menerimanya dan segera melihat semuanya.
Aslan mendekat ke arah sang ibu, ia berjongkok di hadapan wanita itu dan mencengkam dagu wanita itu dengan sangat kuat.
“Aku adalah putra kandungmu. Tapi mengapa kau tega melenyapkan ayah kandungku dan mengatakan bahwa Adam lah ayahku?!” tanyanya dengan amarah memuncak.
Siren meringis menahan sakit, putra yang ia kenal sangat menyayanginya kini telah berubah saat tahu kenyataan.
“Maafkan, Mama, Nak. Mama ngelakuin itu semua demi kamu, Aslan.” Siren menundukkan wajahnya, rasanya ia tak sanggup menatap pancaran bola mata putranya.
“Bawa wanita ini ke penjara! Berikan dia hukuman yang setimpal!” tegas Aslan kepada anak buah yang berada di dalam ruangan.
“Mengapa kau ingin menghukum ibumu, Aslan?” Lucas mengangkat satu alisnya, tatapannya melekat pada pria muda di hadapannya.
“Bukankah dia harus mendapatkan hukuman atas perilaku yang dibuatnya? Dia telah membunuh ayahku hanya karena ingin menutupi identitas asliku, bukankah Negara ini adalah Negara hukum? Maka Nyonya Siren Brandly harus diberikan hukum seumur hidup di dalam penjara!” geramnya, ia melihat wajah sang ibu dengan pancaran bola mata tajam.
Siren merasa tersambar petir di siang hari, ia harus menelan rasa kecewa karena putranya-Aslan tidak berpihak padanya, inilah yang harus ia terima atas perlakuannya.
Demi mendapatkan Adam, ia rela membuat banyak orang terluka. Ia membuat Adam menderita, lalu membuat Lucas terluka, dan membuat putra kandungnya sendiri terluka. Mampukah kesalahan itu dimaafkan? Entahlah.
Aslan berdiri, ia menatap Lucas dengan dalam. Pria itu mendekat ke arah Lucas berada, lalu ia menepuk pelan pundak pria itu.
“Atas penjelasanmu, akhirnya aku tahu bahwa wanita yang selama ini aku hormati ternyata adalah seorang iblis yang tega membunuh ayah dari anaknya sendiri. Terima kasih telah membuka semua kebusukan ibuku.” Aslan tersenyum di hadapan Lucas meski hatinya terasa tersayat.
Inilah kenyataan, harus bisa ia terima.
Anak buah yang diberi perintah oleh Aslan membawa paksa Siren keluar dari Mansion besar bak istana ini.
...----------------...
Untuk scene episode 36 sudah saya upload di akun instagram saya. Akan dimulai part 36, ya❤️❤️
@Oktavianii_Offc