Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamatan dan Penyesalan
"Ku mohon" Lirih karin memejamkan matanya seraya sedikit demi sedikit mendekati pak ratim tanpa disadari olehnya.
Dengan gerakan cepat pistol di tangan pak ratim di raih oleh karin namun ia tetaplah seorang wanita yang akan gemetaran memegang senjata api itu.
"Jay pergi aku mohon" Teriak karin sambil memegang pistol yang berusaha di rebut pak ratim.
"Karin apa yang kau lakukan!!!" Sentak Jay terkejut dengan apa yang dilakukan istrinya itu.
"Tuan muda lebih baik anda menjauh dulu dari sini" Ucap kemal bermaksud biar Jack yang mengurus lelaki tua itu.
"Kau gila, dia dalam bahaya"Bentak Jay. "Jack, kenapa kalian terus diam hah?!!!" Sambung Jay berteriak.
"Berani maju, peluru ini akan menembus kepalanya" Tekan pak ratim menahan leher Karin dengan pergelangan tangan kiri sementara tangan kanannya menodong pistol ke kepala karin.
"Jangan pedulikan aku, pergi!!!" Teriak karin mengusir.
"Pergilah, jangan khawatir setelah berhasil melenyapkan wanita ini aku akan langsung menyerahkan diri" Ujar pak ratim.
"Jauhkan senjatamu!!!!" Teriak Jay.
"Jay pergilah" Berkali-kali karin meminta pria itu pergi namun Jay tetap tidak mau pergi.
Dari belakang pak ratim anak buah Jack berhasil mengunci pergerakan pak ratim membuat karin terlepas dari kungkungan pak ratim.
Karin segera berlari menjauh dari pak ratim mendekati Jay, tanpa berkata-kata Karin memeluk Jay dengan erat yang tentu saja di balas oleh pria yang nyatanya mencintai nya dengan sangat.
"Kau tidak apa apa?" Tanya Jay melepas pelukan nya.
"Iya" Jawab karin singkat seraya menganggukan kepalanya.
Cup
Pertama kali selama pernikahannya, Karin mendapatkan ciuman di keningnya, ciuman hangat yang sudah ia dambakan sejak lama.
"Kita akan keluar dari sini" Ucap Jay pelan yang dijawab anggukan oleh karin.
Jay kembali memeluk karin, entah mengapa perasaan nya sangat bahagia, ingatan kebencian Jay yang terlontar kemarin hilang begitu saja tergantikan dengan keyakinan akan cinta suaminya.
Kini perasaannya mengatakan untuk tidak pergi kemanapun, yang saat ini ia inginkan hanya terus bersama dengan Jay. Jay pria pertama yang berhasil merebut hati nya.
Nihil, semua keinginan karin hanya angan angan karena pak ratim berhasil melepaskan diri dan mengarahkan pistolnya ke arah Jay. Karin melotot melihat suaminya yang akan tewas jika saja tidak di selamatkan.
"Jay awas!!!" Sentak karin memutar posisi menjadi membelakangi peluru yang sudah melayang di udara.
Dor
Tepat dibagian kepalanya karin tertembak, hanya dalam hitungan detik gadis itu terkulai jatuh bersimbah darah di hadapan Jay yang menatap tak percaya kejadian di depannya.
"KARIN!!!!!" Teriak Jay. Bahkan kemal dan yang lain ikut terkejut dengan apa yang karin lakukan.
"Karin, aku mohon buka matamu, lihat aku" Ucap Jay menepuk pipi Karin berkali-kali.
"J-jay, aku- aku pernah bilang kan jika aku tiada lebih dulu dari kamu ahhhh" Karin menarik nafas dalam-dalam menjeda perkataannya. "Aku ingin mendengar 1 ungkapan cinta untukku, ku mohon" Sambung karin, tangannya berusaha meraih wajah tampan suaminya.
"Kau akan baik baik saja, kau akan selamat Karin" Ucap Jay sesak, tanpa terasa air matanya jatuh menetes tepat di pipi Karin yang sedikit terkena noda darah dari kepalanya.
"Sudah aku katakan, k-kau adalah orang yang paling sedih ketika aku tiada" Ucap Karin tersenyum dengan lembut sambil sesekali menarik nafasnya.
"Diam Karin, kau akan baik-baik saja" Ucap Jay tidak tahan mendengar kata yang keluar dari bibir istrinya.
"Sekali saja" Lirih Karin.
"Aku mencintaimu Karin, benar benar mencintaimu, ku mohon bertahanlah kita bisa memulai semuanya dari awal" Ucap Jay mengutarakan isi hatinya.
"Terima kasih" Ucap Karin pelan sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.
"Karin, Karin, KARIN BUKA MATAMU!!!?" Panggil Jay berkali-kali.
"Tuan muda, ayo kita harus bawa nona secepatnya kerumah sakit" Ucap kemal.
Jay buru buru menggendong karin, tangannya memegang kepala karin yang sejak tadi mengeluarkan darah segar. Tidak peduli bajunya yang kini sudah berubah warna menjadi merah sama seperti warna matanya saat ini.
"Jack, jangan biarkan dia bisa melihat matahari lagi" Tekan kemal sebelum pergi.
"Karin aku mohon bertahanlah, sebentar lagi kita akan sampai kau harus kuat sayang" Ucap Jay memangku kepala karin sambil sesekali menepuk pipi nya.
Kemal mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, tidak bisa di ragukan kemampuan membawa mobil sudah di cap di sertifikat berstample resmi karena itu keramaian sekalipun bisa ia pecah demi menyelamatkan nona mudanya.
Beruntung lokasi rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga karin bisa secepatnya ditangani pihak rumah sakit. Jay mondar-mandir di depan ruang operasi setelah dokter memberitahu jika Karin harus menjalani operasi karena peluru yang masuk ke dalam kepalanya.
"Tuan muda minumlah dulu" Ucap kemal memberikan sebotol air mineral pada Jay.
"Tidak" Balas Jay menolak, yang saat ini ia rasakan adalah kekhawatiran terhadap karin.
"Setidaknya anda duduklah tuan, saya yakin nona karin akan baik baik saja" Tutur kemal.
"Sudah diam, kau tidak tahu bagaimana perasaanku" Bentak jay membuat kemal diam menundukkan kepalanya.
Kemal lebih memilih diam daripada harus berdebat dengan jay, ia cukup merasakan bagiamana sakitnya hati Jay ketika orang yang kita cintai terbaring tak berdaya di atas brankar di ruang operasi apalagi orang itu telah menyelamatkan nya.
Sementara di dalam ruang operasi, sektiar 2 dokter yang dibantu 3 orang suster sedang berdiri di sisi kanan dan kiri Karin yang memakai alat bantu pernafasan juga beberapa alat yang wajib di gunakan diruang operasi.
Teng....
Suara anak peluru yang berhasil di keluarkan dari kepala karin kemudian di letakkan ke sebuah piring rumah sakit yang terbuat dari bahan aluminium.
"Dokter, detak jantungnya mulai melemah" Ucap suster yang menjadi pengawas lcd monitor.
"Ambilkan AED (automated external defibrillator)" Ucap dokter wanita itu.
Salah satu suster buru buru mengambil alat yang diminta sementara dokter lainnya sudah selesai menjahit bagian kepala karin.
"1,2,3 ayo" Ucap dokter seraya menempelkan alat AED itu.
Deg
Satu percobaan tak membuat detak jantung karin kembali, percobaan kedua pun tidak membuahkan hasil apapun.
"Dok, kita coba sekali lagi" Ucap suster.
Dan Alhamdulillah percobaan terakhir membuat detak jantung karin kembali normal, semua dokter saling pandang dan mengucap syukur. Setelah memperban kepala pasien, mereka semua membereskannya alat alat bekas operasi kemudian barulah salah satu dokter keluar untuk mengabari pihak keluarga.
"Dok, bagaimana keadaan istriku?" Tanya Jay dengan cepat.
"Operasinya berjalan lancar, meski tadi detak jantung pasien melemah tapi Alhamdulillah kini sudah kembali normal. Untuk selanjutnya kita akan menunggu hasil tes lab nya" Ujar dokter menjelaskan.
"Istri saya akan baik-baik saja kan dok?? lakukan yang terbaik saya akan membayar berapapun" Ucap jay memelas.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien, anda mohon bantu doanya" Ujar dokter dengan serius. "Saya permisi, pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan pukul 9 malam nanti jadi di mohon anda jangan menemui pasien setelah di Pindahkan ke ruang rawat intensif" Sambung dokter itu kemudian pergi meninggalkan Jay.
Tak beberapa lama 2 suster mendorong bangsal karin, Jay langsung mendekat begitupun dengan kemal yang sigap di belakang Jay.
"Karin bertahanlah, kau adalah wanita yang kuat" Ucap Jay dengan suara sesak.
"Maaf pak, pasien masih terlalu sensitif untuk disentuh" Ucap suster ketika Jay ingin mencium istrinya.
Bagai tertusuk ribuan pisau, hati Jay begitu sakit mengingat selama ini ia menyia-nyiakan istri seperti Karin, menganggap bahwa wanita itu hanyalah mengincar hartanya, melontarkan beberapa ujaran kebencian. Jangankan menyentuh, untuk melihatnya saja Jay bagai melihat kotoran dan saat ini ketika ia ingin mencium karin terdapat pembatas untuk itu.
"Karin kau harus tetap ada bersamaku, aku janji akan memperbaiki semua ini, aku janji akan memberikanmu cinta dan kasih sayang yang selama ini tak kau dapatkan. Maafkan aku sudah menyia-nyiakan dirimu" Batin Jay menatap sendu pada karin yang terlihat begitu pucat.
"Ya Allah kau maha melihat dan maha tahu, kau pasti tahu bahwa tuan Jay sangat mencintai nona karin. Jadi tolong persatukan mereka agar bisa sama sama bahagia" Batin kemal tidak tega melihat Jay yang begitu terpukul.
Aku akan kembali jika Allah masih mengizinkan ku kembali, tapi jika tidak aku hanya bisa berdoa semoga kamu bisa bahagia sayang~Karina Jayden Winata.✨
BERSAMBUNG.........