NovelToon NovelToon
Di Persimpangan Rasa

Di Persimpangan Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Candylight_

Alana tak percaya pada cinta—bukan sejak patah hati, tapi bahkan sebelum sempat jatuh cinta. Baginya, cinta hanya ilusi yang perlahan memudar, seperti yang ia lihat pada kedua orang tuanya.

Namun semuanya berubah saat Jendral datang. Murid baru yang membawa rasa yang tak pernah ia harapkan. Masalahnya, Naresh—sahabat yang selalu ada—juga menyimpan rasa yang lebih dari sekadar persahabatan.

Kini, Alana berdiri di persimpangan. Antara masa lalu yang ingin ia tolak, dan masa depan yang tak bisa ia hindari.

Karena cinta, tak pernah sesederhana memilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 — Amarah yang Membela

Jendral tidak mengerti. Guru maupun teman sekelasnya tidak ada yang mempertanyakan tentang Alana, padahal Alana sudah hampir dua puluh menit pergi ke toilet. Ia gelisah, sementara yang lainnya masih bisa mengikuti pelajaran seperti biasa.

"Bu." Jendral mengangkat tangannya, membuat Bu Ika melihat ke arahnya.

"Iya, Jendral. Ada apa? Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Bu Ika kepada Jendral. Ia mengira Jendral mengangkat tangan karena ada sesuatu yang belum dimengerti.

Jendral menggeleng. "Alana belum kembali, Bu," ucapnya memberitahu, barangkali Bu Ika dan murid lainnya tidak menyadari itu.

Bukannya khawatir terjadi sesuatu dengan Alana, Bu Ika malah tersenyum. "Tidak apa-apa, Jendral. Mungkin Alana ke UKS karena tadi wajahnya pucat."

Jendral semakin tidak mengerti. Jika benar Alana ke UKS, bukankah seharusnya mereka mengkhawatirkan Alana? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Alana?

"Alana tidak suka ditanya apakah dia baik-baik saja, dan tidak nyaman jika orang lain tahu dia sakit," ucap Bu Ika, seolah mengerti apa yang Jendral pikirkan.

Kelas yang sudah hening terasa semakin hening setelah Bu Ika mengatakan itu. Jendral yang sadar merasa bahwa ada maksud lain dari perkataan Bu Ika.

"Ibu harap kamu terbiasa dengan Alana. Kamu boleh bertanya apakah dia baik-baik saja, tapi jangan memaksa dia untuk menjawab," jelas Bu Ika.

Jendral merespons dengan menganggukkan kepalanya, meski ia tidak sepenuhnya mengerti perkataan Bu Ika. Namun, melihat teman-teman sekelasnya yang diam, sepertinya mereka memang sudah terbiasa dengan Alana yang seperti ini.

"Sial, gimana caranya menghilangkan kekhawatiran di hati gue?" keluhnya dalam hati.

Jendral melirik ke bangku Nisya, namun ia tidak tahu kemana Nisya pergi. Andai saja Nisya ada, mungkin ia bisa bertanya padanya sekarang.

"Ternyata cewek yang gue suka bukan cuma susah didapatin, tapi juga susah dimengerti," keluhnya lagi.

***

Membuli orang di tempat sepi mungkin sudah biasa. Namun, Alana melakukan hal yang berbeda. Ia membuli di depan banyak orang, saat pelajaran sedang berlangsung. Ia menyiram Kaluna dengan air bekas pel, sama seperti yang sudah Kaluna lakukan terhadap Nisya.

Di saat Jendral sedang mengkhawatirkannya, Alana justru sedang berada di kelas lain—kelas XI-3—untuk memberikan pelajaran kepada orang yang sudah membuli Nisya.

"Apa yang lo lakuin, hah?" tanya Kaluna marah. Berbeda dengan Kaluna, semua orang di kelas tampak terkejut. Ratu pembuli dibuli di depan umum—sesuatu yang mengejutkan dan menarik perhatian mereka.

Di bangku paling belakang, di pojok kanan kelas, ada Aska yang ekspresi terkejutnya lebih jelas terlihat dibandingkan murid lainnya. Aska tidak menyangka bahwa perempuan yang disukai Jendral adalah perempuan yang lumayan mengerikan.

"Sumpah? Jendral bakal makin kecintaan nih kalau lihat," gumamnya. Andai saja mereka tidak ada di kelas dan tidak ada guru di depan, mungkin dia sudah bertepuk tangan Karena kagum.

"Apa yang gue lakuin?" Suara itu menggema. Aska dengan cepat mengambil ponselnya dan mengarahkan kamera ke arah Alana, agar ia bisa menunjukkan itu kepada Jendral.

"Gue mau ngelakuin apa yang udah lo lakuin ke Nisya," Alana tersenyum, namun senyumannya terlihat mengerikan bagi siapa pun yang melihatnya. Dan yang terjadi setelahnya...

Plak.

Plak.

Plak.

Alana menampar Kaluna sebanyak tiga kali, sama seperti yang sudah Kaluna lakukan terhadap Nisya. Pembalasan yang menurutnya setimpal.

Anehnya, semua orang diam, bahkan guru di depan sana juga diam. Seolah mereka membiarkan Alana melakukan semua hal gila itu.

"Denger, jalang!" Alana menjambak rambut Kaluna, memberi peringatan pada Kaluna karena sudah menyentuh orangnya.

"Lo boleh bully siapa pun di sekolah ini, kecuali Nisya. Kalau sekali lagi lo berani nyentuh Nisya, gue pastikan tangan lo nggak bakal ngerasain perawatan di salon lagi," ancamnya.

Namun, meskipun begitu, orang-orang masih saja diam. Mereka seolah mengerti alasan Alana bisa sampai semarah itu sekarang.

"Dan lo berdua!" Alana menunjuk Liona dan Savana bergantian, masih dengan satu tangannya yang menjambak rambut Kaluna. Meski Kaluna sudah berusaha berontak, percuma. Alana dan kemarahannya tidak bisa dilawan.

"Gue nggak peduli dari keluarga mana kalian berasal, sekali lagi kalian nyentuh Nisya, gue pastikan kalian ditendang dari sekolah ini!" tegasnya.

Alana memang tidak suka menunjukkan kekuasaannya, tapi jika diperlukan, ia akan lebih mengerikan dari orang-orang sok berkuasa di sekolah mereka.

"Paham nggak, kalian?!" tanya Alana saat melihat Savana dan Liona diam. Tangannya semakin menarik rambut Kaluna sampai Kaluna meringis kesakitan.

"I-iya," ucap Savana dan Liona terbata-bata. Mereka takut bernasib sama seperti Kaluna, dipermalukan dan disiksa di depan umum.

"Bagus!" Alana akhirnya melepaskan rambut Kaluna dan mendorongnya dengan keras hingga Kaluna terduduk kembali di bangkunya, punggungnya membentur kursi.

Alana berjalan ke arah pintu, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Sebelum benar-benar pergi, ia berbalik dan menatap Aska, membuat Aska langsung menyembunyikan ponselnya.

"Lo, murid baru. Jangan sembarangan video orang," ujar Alana, lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Sekejap, Aska merasa jantungnya hampir melompat. Teman-teman sekelasnya menatap ke arahnya, seolah menghakimi Aska karena berani merekam Alana.

"Sorry, gue iseng aja tadi," pekiknya. Ia anggota geng, tapi entah kenapa, kini ia mendadak ciut.

***

Nisya menunggu Alana di depan kelas XI-3, menyaksikan apa yang Alana lakukan dan merasakan ketakutan yang sama seperti murid-murid di kelas tersebut. Alana masih sama seperti dulu, selalu membela Nisya jika ada yang mengganggu.

Nisya bukan siapa-siapa bagi Alana. Ia hanya anak supir dan pembantu yang bekerja di rumah keluarga Astareyna, tapi Alana tidak pernah memperlakukannya seperti anak supir atau pembantu, apalagi memandang rendahnya.

"Alana, kamu baik-baik aja?" tanya Nisya saat melihat Alana keluar dari kelas XI-3. Sebenarnya, ia lebih suka memanggil Alana "Nona"—panggilan biasa untuk Alana di rumah—tetapi Alana melarangnya memanggil seperti itu.

"Hem," Alana membalas dengan gumaman seperti biasa.

"Ayo, ke kelas," ajaknya, lalu ia berjalan lebih dulu menuju kelas mereka.

"Iya," Nisya langsung mengikuti Alana dari belakang. Ia tidak ingin Alana mengulangi ucapannya dan menjadi marah.

Seragam Nisya yang sebelumnya basah kini sudah berganti dengan seragam milik Alana. Meski pemiliknya dikenal dingin, seragam itu justru terasa hangat saat dipakai.

Alana masuk lebih dulu ke dalam kelas, diikuti Nisya dari belakang. Tidak ada sambutan atau pertanyaan dari guru maupun murid lain; mereka membiarkan Alana kembali ke kelas begitu saja.

Jendral yang melihat Alana masuk refleks berdiri dan segera menghampirinya, bahkan sebelum Alana sampai di bangkunya.

"Lo ke mana aja? Gue khawatir sama lo," ungkapnya jujur. Ia benar-benar cemas dan takut terjadi sesuatu pada Alana, meski guru dan teman-teman sekelas memintanya untuk tenang.

1
Syaira Liana
makasih kaka, semoga baik baik terus 😍😍
Syaira Liana
ceritanya sangat seru
Syaira Liana
alana percaya yuk
Syaira Liana
jadi bingung pilih naresh apa jeje😭😭
Syaira Liana
alana kamu udah jatuh cinta😍😍 terimakasih kak
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Syaira Liana
lanjutt kaka, alana bakal baik2 aja kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!