Chelsea Cellina Stefani adalah seorang gadis cantik dan juga pintar dia adalah sahabat baik Earlyn.
Mereka telah bersahabat semenjak kecil.
Darielle Abrisham Nathaniel atau yang biasa dipanggil Ziel adalah sahabat kecil mereka.
Ketika lulus SMA Ziel melanjutkan kuliah di Harvard University sehingga mereka terpisah selama beberapa tahun. Namun walau begitu mereka masih tetap saling memberi kabar.
Ziel tidak mengetahui bahwa diantara Celline dan Earlyn memendam perasaan yang sama pada orang yang sama. Akankah Ziel memilih salah satu diantara mereka ataukah dia menjatuhkan pilihan pada gadis lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ThaRoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Dimana
Jam 10 malam Ziel baru mengantar Celline pulang. Malam ini begitu berkesan baginya karena untuk pertama kalinya dia jalan berdua dengan Ziel sampai malam.
" Kakak pulang sana udah ada yang nungguin tuh di apartemennya" Line
" Apa kamu cemburu?" Ziel
"Hah!!cemburu? Huh..tidak akan" Celline bersedekap sambil melengoskan wajahnya.
"Ya sudah kalau tidak cemburu. Aku balik ya sekarang" Ziel berjalan menuju pintu pengemudi.
"Eehh...tunggu.. tunggu kak" Celline mengejar Ziel lalu menyuruh Ziel membungkuk dan dia membisikkan sesuatu " Jangan lupa pakai sutra hahaha" Celline segera berlari menjauhi Ziel dan Ziel langsung mengepalkan tangannya dengan wajah merah padam. Celline segera melambaikan tangannya.
"Tidur sana jangan sampai telat besok" Ziel langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Celline.
Celline masih saja terdiam dengan pikirannya sendiri. Dia masih saja memikirkan adegan percintaan Ziel dengan Kelly yang membuat dadanya sesak.
"Heh....ngapain juga aku mesti mikirin dia bercinta itu urusan dia bukan urusanku. Mau berapa ronde kek...mau selama apa kek dia bercinta itu juga bukan urusanku" Celline mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Lalu dia masuk kedalam rumahnya secara diam-diam.
Firda mengintip dari balik tirai kamarnya.
"Yess....yesss....akhirnya" sambil senyum-senyum sendiri.
"Kamu kenapa mah kaya orang kejang-kejang begitu senyam-senyum sendiri" Yugho berbaring diranjangnya dan menepuk-nepuk kasur disebelahnya menyuruh Firda berbaring disisinya.
Firda langsung menghampiri suaminya.
"Pah...Celline diantar Ziel" ujarnya sangat bahagia.
"Jangan suka ngintipin anak kenapa sih mah? Gak bagus tau. Nanti dia marah privacy-nya terganggu" Yugho langsung menyemplakkan kakinya melilit pinggang Firda.
"Baru jam segini pah, mama masih mau cerita" Firda.
"Hmmm...ya..papa dengerin mah" sambil memejamkan matanya.
"Mereka jalan dari sore tau gak sih Pah, awalnya mereka ngobrol bertiga dengan Axel, tiba-tiba Alma memanggil Axel agar membantunya tetapi ternyata itu kode Alma agar Ziel dan Celline bisa berduaan. Ehh....pas mama sama Alma kesana lagi tau-tau itu bocah udah ngilang berdua" Firda menowel-nowel pipi suaminya agar segera bangun dan mendengarkan ceritanya namun Yugho diam saja dan hanya mengeluarkan dengkuran halusnya.
Dengan kesal Firda mencubit lengan kekar suaminya itu lalu mencium bibir tipis milik suaminya.
"Gemes....gemeees...sama papa..masih ganteng saja walau udah tuir hehehe" Firda pun memeluk tubuh suaminya dan langsung tertidur.
Pagi hari
Celline masih saja cekrak-cekrek dengan handphone barunya. Dia langsung v-call dengan Hilda bermaksud memamerkan handphone barunya.
"Ehmmm....ada yang dapat hadiah handphone baru nih. Jadi kemaren kamu menghilang gara-gara beli hp ini kak?" Tanya mama Firda sambil menuangkan jus jeruk ke gelas Celline.
"Hilihhh.....mama tau aja aku punya hp baru" Celline langsung memoto mamanya yang masih berantakan dandanannya dengan daster bolongnya itu.
Yugho tiba dimeja makan dan langsung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat daster bolong istrinya itu. Secepat kilat dia langsung membredel bolongan daster itu hingga sobek-sobek daster Firda itu.
"Papaaaaaaa" teriaknya marah.
"Ini daster kesayangan mama...adem pah, kenapa harus disobekin sih?"
"Uang ada ketimbang beli daster saja tidak mampu. Pesan daster sana langsung 1 lusin papa yang bayarin" tanpa rasa bersalah Yugho segera duduk lalu mengambil roti dan memberinya selai. Sementara Firda hanya menatap sedih daster kesayangannya itu.
"Kalau papa lihat lagi mama masih pakai daster bolong juga, langsung papa buang semua daster-daster mama" ancam Yugho
"Ini baju kerja mama dirumah pah" ratapnya.
"Beli yang banyak sekalian nanti papa yang bayarin" Yugho mengelap bibirnya dengan serbet lalu dia berdiri dan beranjak hendak pergi kerja.
"Cup...cup" dia mencium anak gadisnya baru mencium istri tercintanya.
"Jahat...jahat..papa jahat....baju kebesaran mama dihancurin. Hati-hati ya papah sayang i love you" Firda dan Celline melambaikan tangannya kepada Yugho lalu dia segera berangkat menuju kantornya.
"Aku juga mau jalan mah" ucap Celline sambil memasukkan rotinya ke dalam kotak makan.
Firda menarik putrinya duduk ke bangku makan.
"Cerita dulu napa kak kejadian semalam" pinta mamanya.
"Iihh...mama kepo ya...hahaha....kepo aja atau kepo banget mah?" Celline mentertawakan mamanya.
"Yaelaa kak sama mama gak usah pake rahasia-rahasiaan. Kitakan teman kak, best friend hehehe" Firda berusaha mengorek keterangan dari anaknya tentang kencannya semalam.
"Aalaahh..mama mah lebay..emang aku ngapain sih mah? Kak Ziel cuma antar aku beli hp aja semalam. Lagian kan kami sudah punya pasangan masing-masing mah, jadi otak mama yang mau ngejodohin aku dengan kakak sebaiknya DI HAPUS karena itu tidak akan terjadi titik. Dah ah aku mau jalan kerja dulu" Celline segera mencium mamanya. "Cup..cup...bye.. mama sayang"
"Eeh...kakak itu kemauan mama Ziel tau bukan mau mama..kakak...dengerin mama" teriak Firda.
Cellin hanya menggoyang-goyangkan ibu jarinya saja.
"Dasar anak keras kepala, sama kaya papanya huh" Firda mendengus diabaikan Celline.
Celline membuka gerbang pintunya lalu nampaklah ojek yang sudah dipesannya. Dia segera memakai helmnya lalu naik membonceng dibelakang babang gojeknya.
"Kantor Grup H ya bang" Line
"Siap neng" jawabnya lalu meluncurlah mereka menuju gedung perkantoran Grup H.
Ziel sengaja menunggu Celline diujung jalan. Beberapa kali dia mengklasonnya namun Celline tidak mendengarnya. Ziel menjadi kesal, jauh-jauh dia datang kemari ingin menjemput Celline namun yang dicari malah pergi dengan abang gojek. "Dasar wanita aneh, diajak yang nyaman malah milih yang terbuka" ujarnya dengan kesal. Dia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang menuju gedung Grup H.
Begitu sampai kantor dengan tergesa dia segera turun dari mobil.
Dia melangkah dengan cepat dan besar-besar menuju ruangannya.
Baru saja duduk dan hendak membuka cctv ruang admin, ayahnya langsung menelponnya.
"Iya dad...aku baru sampai" Ziel.
"Kamu pimpin rapat sekarang. Segera ke ruang rapat" Daniel.
"Baik dad" Ziel menyandarkan kepalanya di kursi dan membuka sabentar cctv untuk melihat Celline namun rupanya Celline tidak ada dikursinya.
"Sedang kemana dia?" Ziel terus saja menunggu hingga Celline sampai ke bangkunya tetapi Celline tak pernah nampak.
Telponnya segera berbunyi kembali. Akhirnya dia bangkit dan langsung menuju ruang rapat.
Ziel nampak kurang konsentrasi memimpin rapat kali ini hingga beberapa kali Daniel harus menegurnya. Rapat berjalan cukup lama. Jam 10 rapat break dan Ziel langsung keruangannya hanya untuk mengintip Celline dari cctv namun Celline masih tak ada juga.
"Hah...kemana dia? Apakah dia tidak masuk lagi hari ini?tetapi bukankah dia tadi sudah berpakaian rapi? Apa jangan-jangan dia kekantor lamanya?" Pikiran Ziel mulai bercabang mencari keberadaan Celline.
Sekretarisnya kembali menghubunginya dan memberitahukan jika rapat sudah dimulai kembali. Ziel langsung pergi menuju ruang rapat.
Ketika jam makan siangpun Ziel masih tidak berkutik. Sebenarnya dia ingin segera kembali ke ruangannya namun ayahnya mengajaknya makan siang bersama. Tidak ada alasan bagi Ziel untuk menolaknya. Dia menuruti kemauan ayahnya. Pikirannya masih saja bercabang mencari Celline.
Dia mengambil hp-nya bermaksud menelpon Celline namun panggilannya selalu di alihkan. Dia menjadi kesal sendiri.
"Huh..pasti dia sedang menelpon Yudha" Ziel menggigit-gigit bibirnya. Saat ini dia sedang kesal tanpa alasan.
"Kemana sebenarnya Celline?" Hatinya masih belum tenang jika belum mendengar dan berdebat dengannya.
"Ada apa boy?ada masalahkah?" Tanya daddy-nya
"Nothing dad" jawabnya berbohong.
"Apa ada yang mengganggumu?" Tanyanya lagi.
"Aku hanya lupa jika ada pekerjaanku yang tertunda dad. Sebaiknya aku segera keruanganku dad" Ziel bangkit berdiri ke arah pintu keluar.
"Bilang sama daddy jika ingin mengambil hati wanita boy ....hahaha..."Daniel menggoda putranya.
"Bukan masalah besar dad menaklukan hati wanita" jawab Ziel.
"Ini baru anak daddy...hahaha" Daniel memberikan jempol untuk anaknya.
Ziel langsung masuk ke ruangannya dan segera membuka cctv kembali.
"Shitt.. benar-benar tak tampak Celline hari ini" Ziel berdiri sambil bertolak pinggang. Dia mondar-mandir diruangannya memikirkan cara yang terbaik untuk mengetahui keberadaan Celline tanpa perlu dia (Ziel)yang menelponnya.
Dia menghubungi sekretarisnya dan meminta laporan serta job desk bagian administrasi.
Sekretarisnya bingung dengan hobby bosnya yang selalu berhubungan dengan bagian administrasi. Mereka nampak aneh melihat sikap bosnya yang satu ini.
Setengah jam kemudian dia baru mendapatkan laoran yang dimintanya. Dengan cepat dia memeriksa jobdesk Celline.
"Hmm....lagi-lagi dia minta tugas luar. Pasti biar dia lebih mudah bertemu dengan Yudha. Dasar wanita licik, aku harus mengawasimu dan memastikan jika kamu akan selalu standby di kantor" Ziel segera menutup laporannya. Dengan tidak sabaran akhirnya dia segera menghubungi Celline. Namun lagi dan lagi Celline tidak mengangkat telponnya hingga membuat dia amat marah.
*******
Halo kesayangan semua, semoga masih sabar menunggu ya🤗
Selalu sayang kalian semua😘😘
Jangan lupa like vote dan komennya genks🤗😘