Bertemu Jodoh Di Desa

***

Baru pulang kerja sudah di beri surat undangan pernikahan, Raga duduk di kursi meja makan. Ia membuka surat undangan yang di berikan nenek nya itu.

“Aku gak kenal sama yang nikah nya.” ucap Raga.

“Yang ngundang bukan calon pengantin nya, tapi Ibu nya.” balas nek intan.

Raga membaca isi surat undangan tersebut, “Dewi Melinda,” gumam Raga membaca nama ibu si calon pengantin.

Raga melirik neneknya, “aku gak kenal sama ibu-ibu namanya Dewi, yang kerja juga perasaan gak ada namanya Dewi.”

“Itu lho yang ikut antar putra ke rumah sakit, namanya Dewi, sepupunya Santi, istrinya Sapri.” ucap neneknya.

“oh yang itu,” ucapnya.

semenjak tinggal dengan Kakek nenek nya, Raga lebih banyak berinteraksi dengan ibu-ibu dan bapak-bapak. Kalau remaja malah tidak pernah, paling ada lah satu dua orang, itu juga yang kerja di kandang.

“Di sini itu ada perkumpulan karang taruna, rata-rata masih sekolah SMP sama SMA, yang udah dewasa nya itu yang gak merantau ke kota orang.” ucap nek intan.

“Sering ada perkumpulan nya?” tanya Raga.

“Ada, tapi gak nentu. gimana kesibukan mereka.” jawab nek intan.

“Kapan-kapan kamu ikut gabung, biar akrab.” lanjut nek intan.

“Malu lah kalau tiba-tiba gabung, mana gak pada kenal lagi.” ucap Raga.

“ada Bulan sama Putra, kalau mau nanti biar nenek yang ngomong sama mereka.”

“jangan, sekarang belum tertarik gabung.”

Baru juga nek intan mau bicara lagi, keburu terdengar suara suaminya dari ruang tamu memanggil Raga.

Raga beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan ke arah kakeknya dan disusul oleh neneknya.

“ada apa, kek?” tanya Raga.

“kamu udah mandi belum?” tanya balik kek Dani.

“belum, kan baru juga pulang.” jawab raga.

“kalau gitu sana mandi dulu, habis itu ajarin kakek belanja di hp.” ucap kek Dani.

Raga melebarkan matanya begitu juga dengan nek intan, nek intan langsung memicingkan matanya, “Liat siapa yang belanja di hp?” tanyanya kepada sang suami.

“tadi pas di warung si icah, ada tukang paket datang, paket si Maria anaknya si icah, katanya beli sepatu sama lemari plastik, terus aku tanya belinya dimana mana, eh sama si Maria di kasih tahu aplikasi nya,” jawab kek Dani.

“eh, aplikasi kan ya ini namanya? Udah di pasang juga sama si maria.” kek Dani memperlihatkan layar hp nya kepada Raga.

“iya, nanti kita bisa nyari apa yang kita pengen.” jawab Raga.

“kakek belum ngeri cara pesen nya, nanti ajarin ya. Sekarang kamu mandi dulu sana” ucap kek Dani, Raga hanya mengangguk.

Raga sudah masuk ke kamarnya, nek intan duduk di samping suaminya. “mana coba mau lihat aplikasi belanja nya.” pinta nek Intan.

Kek Dani kembali memperlihatkan nya, “Oh oren, yang toktok juga bisa belanja” ucap nek intan.

kek Dani mengernyitkan keningnya, “toktok apaan?”

Nek intan mengambil ponselnya yang kebetulan ada di sofa yang beliau duduki. “ini yang aku sering nonton video, nah bisa belanja juga,”

Dari sepasang suami istri tersebut, cuma nek intan yang sering nonton video random di hp nya. kalau suaminya cuma di pake menerima dan menghubungi orang lain, kadang beliau juga ikut-ikutan bikin status, gak jauh dari gambar sapi-sapi nya sama gambar kebun nya.

Kek Dani memberikan hp nya kepada nek intan, membuat nek intan bingung sendiri. “Apa?”

“mau juga yang bisa nonton video.” jawab kek Dani.

“nanti aja ke Raga, aku gak tahu gimana caranya.”

“terus itu kamu dapat dari siapa?” tanya kek Dani.

“Sekar”

Setelah nunggu setengah jam, Raga keluar kamar juga dan kembali bergabung dengan Kakek neneknya.

Kek Dani langsung mengatakan ingin ada aplikasi toktok juga juga. Raga mendownload aplikasi tersebut, sekaligus ia buat akunnya, dan tak lupa Raga mengetikan pencarian tentang dunia kesehatan dan yang lucu-lucu, agar yang fyp di beranda Kakek nya seperti yang ia cari.

Setelah itu baru Raga mengajarkan cara belanja online, cara nyarinya gimana dan cara pesan nya gimana.

Raga yakin, pasti setelah ini bakalan sering tukang paket datang. Soalnya kakeknya itu setiap barang yang di lihat dan menurut nya suka, maka bakalan langsung di beli.