Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marahan?
"Kamu yakin sudah baik-baik aja mas?" Dania dengan wajah cemas masih menanyakan keadaan Kendra.
"Aku sudah nggak apa-apa sayang, mungkin karena yang rawat kamu jadinya cepat sembuh deh.." Kendra menyentuh ujung hidung Dania yang mancung dengan melemparkan kata candaan.
"Apa aku harus tanya mas Kendra soal Nadia ya, tapi...ah ..jangan deh, nanti yang ada dia marah lagi."
"Sayang, heiii...sayang...kok ngelamun sih, kamu mikirin apa, hemm?"
"Ah.. nggak, aku cuma ingat semalam kamu demam dan bahkan mengigau." mendengar jawaban Dania, Kendra mengernyitkan dahinya.
"Mengigau?" Dania mengangguk mengiyakan." Kamu masih ingat aku mengigau apa?" Dania pun terpaksa menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu. "Yakin?" Dania kini mengangguk mengiyakan.
"Aku yakin ,habisnya kamu mengigau nya juga pelan banget kok..Ahhh...iya, kamu beli apa?" Dania akhirnya mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Beli sarapan nasi soto, kita sarapan dulu yaa.. walaupun sudah lumayan siang sih.." Dania mengangguk.
"Mas Kendra duduk saja, biar aku saja yang siapkan ." Dania segera mencari peralatan makan di dapur sekaligus air minum untuk mereka.
"Bagaimana keadaan mas sekarang, sudah lebih baik?" di sela-sela mereka malam, Dania menanyakan keadaan Kendra saat ini.
"Sudah lebih baik, maaf semalam buat kamu repot ya.."
"Tidak masalah, itu juga sudah jadi tugas Dania. Karena bagaimanapun juga mas Kendra sekarang kan majikan Dania." mendengar penuturan Dania sepertinya Kendra sedikit kurang setuju dengan kata-kata gadis itu.
"Maksud kamu apa sih, Nia..sekarang kamu calon istriku, bukannya kota sudah sepakat..
"Mas, sepertinya bukan kita yang sepakat tapi mas sendiri yang sudah menentukan. Nggak ada pilihan juga aku buat menolak. Tapi aku rasa mas perlu berpikir ulang dengan hubungan antara kita yang mas mau kemarin. Aku nggak mau menjadi bayang-bayang seseorang yang belum sepenuhnya mas lupakan."
"Kamu itu kok ucapannya semakin ngelantur sih, bayang-bayang siapa maksud kamu? Aku serius dengan apa yang aku katakan kemarin. Kalau kamu nggak percaya, secepatnya aku akan bilang sama mama juga papa untuk menikahi kamu." Dania menatap dalam mata Kendra. Walaupun memang terlihat keseriusan di mata Kendra tapi, sepertinya hati Dania belum sepenuhnya percaya.
"Siapa Nadia?" pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Dania.
Pertanyaan itu sontak membuat Kendra terkejut dan bahkan terlihat Kendra melebarkan matanya saat nama itu disebut oleh Dania.
"Kenapa diam, apa dia mantan tunangan kamu? Kamu masih memikirkan dia ?" Kendra mengernyitkan dahi nya.
" Nia, maksud kamu apa bertanya seperti itu? Aku sama Nadia sudah berakhir, aku pun sudah tidak berharap dia kembali. Dia sudah punya kehidupan sendiri. Dia sudah punya suami sekarang, jadi..buat apa aku memikirkan orang yang jelas-jelas sudah bukan milik kita lagi." Dania tersenyum kecut mendengar jawaban Kendra.
Dania beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah wastafel.
"Mungkin kamu nggak mikirin dia saat kamu bangun dari tidur, tapi..di alam bawah sadar kamu masih memikirkan nya. Bahkan sampai kamu menyebut namanya berkali-kali dalam tidur kamu." Kendra lagi-lagi di buat kaget dengan ucapan Dania.
Kendra menarik nafas dalam-dalam dan kemudian meninggalkan tempat duduknya dan berjalan mendekat ke arah Dania.
"Apa aku mengigau nama dia?" Dania yang selesai membersihkan bekas makan mereka, dia pun menoleh ke arah Kendra yang saat ini berdiri di sampingnya.
"Iya. Dengar mas, aku bukan perempuan yang suka di PHP. Aku orang yang suka cemburu jika pacar atau suamiku dekat dengan lawan jenis apalagi dengan namanya mantan. Aku bisa berbuat nekad kalau sampai suami atau pacar aku memikirkan wanita lain. Jangankan di kehidupan kamu, di dalam mimpi kamu pun aku akan minta kamu usir dia dari pikiran kamu. Kalau kamu belum bisa, sebaiknya kamu berpikir ulang untuk kamu benar-benar ingin meminang ku." Dania berlalu dari hadapan Kendra.
Kendra dan Dania memutuskan untuk kembali ke rumah utama. Tak ada pembicaraan selama perjalanan ke arah mansion. Bahkan sepertinya Dania sengaja memejamkan matanya bahkan tidur nyenyak untuk menghindari obrolan dengan Kendra.
...----------------...
"Mama kenapa dari tadi diam saja? Apa ada masalah?" Dimas duduk di samping sang istri yang terlihat lebih banyak diam hari ini..
"Pa, Kendra bawa Dania ke apartemennya." Dimas mengernyitkan dahinya mendengar penuturan sang istri.
"Mama tahu dari mana Kendra bawa Dania ke apartemennya?" Dania menelan ludah dengan susah payah.
"Mama, mama diam-diam minta tolong orang buat pantau Kendra pa, maksud mama tadinya ingin tahu kalau Kendra masih ketemu sama Nadia atau nggak, tapi..mama malah di buat kaget sama laporan orang suruhan mama kalau Kendra bawa Dania ke apartemennya. Kendra nggak mungkin bawa orang sembarangan ke apartemennya itu pah, apa jangan-jangan mereka....
"Sudahlah ma, jangan berpikir yang tidak-tidak , jangan sampai kamu menyimpulkan negatif tentang orang lain. Ya kalau itu benar ,kalau itu salah? Itu jatuhnya fitnah loh.."
"Mama nggak mau negatif thinking sama anak sendiri pa, tapi..kalau memang Kendra suka sama Dania,apa dia akan benar-benar menerima segala sesuatu tentang Dania? Pa, jangan lupakan siapa kita.. aku nggak memandang rendah dari harta, cuma Dania apa mampu berada di samping Kendra dengan kehidupan Kendra yang tak sesimpel orang lihat.'
Dimas menghela nafas panjang.
"Kita bisa bimbing Dania ma, terutama kamu. Dia sudah tidak punya siapa-siapa, lagi pula kita kan nggak pernah bisa memilih kita di lahirkan dari keluarga miskin atau kaya. Kalau memang dari segi pendidikan, kita bisa dorong dia untuk kuliah.. setidaknya dia punya pengetahuan yang lebih dari sekarang, dia bisa menilai kehidupan Kendra dengan ilmu dan pendidikan yang dia punya." Yunita memijat pelipisnya yang terasa berdenyut saat memikirkan Kendra.
Di sisi lain, Kendra dah Dania sudah tiba di depan mansion. Dania turun dari mobil dan segera berjalan menuju ke arah dapur. Sedangkan Kendra hanya bisa menghela nafas panjang dengan menatap kepergian Dania. Kendra masuk ke dalam rumah melalui pintu depan dan segera ke lantai dua kamarnya.
Dania juga langsung masuk ke dalam kamar nya untuk sedikit mengistirahatkan tubuh nya sebelum kembali mengurus keperluan Kendra.
Kendra masuk ke dalam kamar nya dan kemudian mengambil sebuah kunci dan kembali keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Dia keluar ke area belakang rumah dan membuka sebuah pintu yang tak pernah satu orang pun membukanya.
Suti yang baru saja ingin ke kamar Dania terlihat menyipitkan matanya saat melihat tuan mudanya itu membuka pintu ruangan yang tak pernah di perbolehkan untuk siapa pun membukanya.
Kira-kira, dalam kamar itu ada apa ya? Kenapa sampai tidak di perbolehkan satu orang pun masuk kesana selama beberapa tahun ini.
Kita nantikan jawabannya di bab selanjutnya....