Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 PERMOHONAN CERAI
"Belum pasti Nyonya..karena kami menunggu tubuh anda sedikit membaik terlebih dulu, kalau di paksakan operasi sekarang tubuh anda tidak memungkin kan, kami akan observasi untuk beberapa hari ke depan,jika semua nya sudah oke, kami akan memberikan waktu yang tepat untuk operasi nya" terang dokter menjelaskan, setelah memeriksa kondisiku dan menjelaskan masalah pelaksana operasi dokter berpamitan keluar meninggalkan ruangan kami.
"Mengapa kamu terlihat sedih?" tanya Felix dengan lembut sembari memakaikan selimut padaku.
"Maafkan aku karena telah merepotkan mu untuk mengurusi ku di sini" ungkap ku berbohong
"Tidak perlu sungkan, sudah menjadi kewajiban ku untuk mengurus istri yang sedang sakit hehehe, jangan mau sehat nya saja, istri sakit pun harus di urus hehehe" sahut Felix dengan lembut. Dan aku hanya bisa menatap nya dalam-dalam.
Terlintas difikirkan ku untuk bercerai dengan nya.
"Aku ingin bercerai.." ungkapku sembari memegang kedua tangan nya dan menatap nya dengan tatapan dalam.
"Kenapa tiba-tiba ingin bercerai?" sahut Felix menanggapi perkataan ku dengan penuh sabar
"Aku..aku.." ucapku terbata-bata, seakan bibir ku bergetar tak sanggup menahan kesedihan, dan tangisku pun kembali pecah,membuat Felix memeluk ku dalam dekapan nya erat-erat.
"Menangislah..jika kamu ingin menangis" ucap Felix sembari mengusap punggung ku yang masih saja di peluk nya, sesekali ia menciumi kening ku.
Setelah setengah jam menangis, sudah habis rasa sedih yang tiba-tiba hinggap itu dan aku akan mulai membicarakan alasan keinginanku bercerai dari nya.
Felix mulai bertanya padaku.
"Sudah habis sedih nya? Apa kita sudah bisa bicara?" tanya Felix penuh pengertian
Lalu aku hanya menganggukan kepala ku beberapa kali, menandakan jika aku sudah tenang.
"Yang pertama aku ingin bertanya kenapa kamu ingin bercerai? Apakah kamu tidak mencintai ku?" tanya Felix dengan nada mengejek saat mengucap kan nya
"Aku kasihan padamu, aku tidak mau seumur hidup ku penuh dengan penyesalan, menyesal tak melepaskan mu, karena kamu pantas bahagia bersama orang lain, bukan dengan ku" ungkap ku perlahan sembari menundukan kepala.
"Kalau kebahagiaan aku hanya ada, jika bersamamu bagaimana?" sahut Felix menanggapi perkataan ku sembari tersenyum.
"Aku..aku tidak akan cantik lagi seperti dulu, nanti kamu akan malu memiliki istri yang kepala nya botak karena operasi" ucapku lagi sembari menangis..
"Hanya itu saja??" sahut Felix membalas tangisan ku dengan senyuman manis nya dan aku hanya mengangguk.
"Dengarkan aku..." ucap Felix sembari memegangi kedua tangan ku
"Hal yang kedua yaitu ..Mau kamu sehat atau sakit,sesuai janjiku kita akan tetap bersama, mau rambut mu panjang atau botak kita akan tetap bersama, aku tidak akan berpaling walau kamu botak hehehe..lagi pula ini sudah zaman moderen, kalau botak tinggal pakai wig rambut panjang saja hehehe" ucap nya dengan tatapan mendalam.
Perkataan nya membuat ku merasa terhibur, lalu aku berusaha memeluk nya erat, dan berbisik
"Terimakasih.." bisik ku ke telinga nya.
Dan setelah nya aku kembali merebahkan tubuh ku diatas kasur pasien.
"Kamu harus banyak istirahat ya, biar cepat sembuh..kalau sudah sembuh kita pulang ke rumah, kan aku juga mau..." ungkap Felix yang sedari tadi membenahi selimut ku lagi, agar aku tidak kedinginan
"Mau apa?" sahut ku penuh tanda tanya dengan perkataan nya yang tidak ia teruskan
"Ia..kan aku juga mau malam pertama dengan mu, hehehe...setelah menikah kan kita belum melakukan malam pertama" ejek nya sembari menggodaku dengan menggelitiki pinggang ku.
"Mesum kamu ya.." sahut ku singkat sembari tertawa.
Setelah selesai bercanda, disuruh nya kembali aku untuk beristirahat dan aku pun menuruti nya.
Setelah aku tenang, ku lihat Felix memanggil asisten nya untuk mengambil kan semua perlengkapan kerja nya kemari.
Dan tak berapa lama asistennya membawakan semua perlengkapan kerja nya ke dalam ruangan kami.
"Sayang, boleh ya aku menjaga mu sembari bekerja" ia izin padaku agar ia di perbolehkan sembari melakukan pekerjaan nya.
"Boleh.." sahut ku sembari tersenyum ke arah nya.
Pertama kali nya aku merasa sangat di hargai, walau umur ku baru dua puluh satu tahun, tapi Felix sangat menghargai ku, padahal ia hanya akan melakukan pekerjaan nya di depan mataku, tapi tetap saja ia izin terlebih dahulu padaku, pada istri kecil nya ini.
"Apa aku telah salah faham terhadap nya selama ini? Felix yang selalu di kelilingi wanita cantik di sekitar nya, tiba-tiba saja menikah dengan gadis kecil seperti ku,aku fikir dia tidak akan menghargai ku karena umur ku yang masih muda, tapi ternyata ia benar-benar menganggap ku sebagai istri nya" gumamku dalam hati sembari menatap nya di kejauhan.
"Aku dapat tidur dengan nyaman jika Felix berada di sisiku" gumamku lagi dalam hati, tak lama setelah nya aku memejamkan mata untuk beristirahat.
Tiga hari lama nya aku di rumah sakit, tiba-tiba saja di kaget kan dengan kedatangan teman-teman kampus ku, dan kebetulan Felix sedang berada di kantor.
"Bagaimana keadaan mu Ell?" sapa Rilley, Jhon dan Jessica
"Aku sudah lebih baik, kenapa kalian kemari? Apa kalian tidak kuliah?" sahut ku menanggapi sapaan teman-teman ku itu uang menanyakan kabar ku.
"Kebetulan kami tidak ada kelas pagi, jadi bisa kemari" sahut Rilley
"Suami mu kemana? waktu tadi akan masuk kemari kami tidak melihat nya di depan" ucap Jhon menanyakan keberadaan Felix.
"Oh dia ke kantor dulu, ada meeting dengan Perusahaan nya" sahut ku datar
"Apa keluarga nya sudah kemari menjenguk mu?" tanya jhon lagi
"Tidak ada, selama aku sakit hanya kalian yang kemari menjenguk ku" sahut ku dengan jujur tanpa memikirkan apapun.
"Wah.. jangan-jangan kamu menantu yang tidak di akui oleh keluarga nya..hahaha" sahut Rilley menanggapi perkataan ku
"Dih..apaan sih, gak di akui bagaimana kami menikah resmi kok!" terang ku menyanggah praduga Rilley.
"Tapi kok menantu sakit tidak di tengok, apalagi Felix anak laki-laki satu-satunya di keluarga nya" tambah Jhon.
"Apaan sih.." sahut Jessica sembari memberikan kode pada Jhon dan Rilley untuk menghentikan obrolan kami.
"Oh ya Ell..kami kemari untuk memberikan surat cuti mu" ungkap Jessica
"Owh.. terimakasih, kalian sahabat ku yang paling the best hehe" sahut ku sembari memeluk Jessica
"Hmm..kangen party hahaha" ucap ku tiba-tiba saja
"Party terus di otak mu, fikirkan dulu kesehatan mu kenapa?" sahut Rilley
"Eh..tumben otak mu waras? Biasanya yang ngajak party kan elu hahaha" sahut Jhon menanggapi perkataan ku sembari menunjuk jidat nya Rilley, sontak kelakuan mereka berdua membuat aku dan Jessica tersenyum melihat kelakuan nya.
Aku meminta mereka untuk menemaniku hingga Felix datang ke rumah sakit. Dan bersyukur mereka pun mau menemaniku.
"Ell...ucapan Rilley dan Jhon aku fikir ada benar nya" ucap Jessica tiba-tiba
"Ucapan yang mana?" tanya ku kebingungan
"Perihal, keluarga suami mu..masa sih menantu nya sakit tapi tidak ada satu orang pun yang datang kemari,Oia sewaktu kalian menikah apakah ada salah satu dari pihak keluarga nya yang mengetahui?" tanya Jessica yang tiba-tiba saja ingin tahu.
Jawab ku.. hanya menggelengkan kepala beberapa kali.
"What...??" sontak gesture tubuh ku itu membuat Jessica kaget setengah mati, terlihat dari mata nya yang terbelalak.