Tiba-tiba Hamil Saat Masih Sekolah

Semua orang terdiam menunggu apa yang dilakukan oleh Edgar. Kemudian terlihatlah rekaman CCTV dari awal Natasya masuk rumah, sampai saat dia menanggalkan pakaiannya sendiri sebelum.masuk ke kamar mandi.

Deg

Jantung Natasya rasanya berhenti berdetak saat itu juga. Dia lupa, rumah mewah ini pasti ada banyak CCTV yang menjadi buktinya.

"Sudah jelas kan, permainan apa yang dia perankan. Dan aku harap Om Bagas tidak menutup telinga, jika tadi dia bilang sudah tidak perawan. Bisa jadi itu benar, tapi yang jelas bukan aku yang mengambil keperawanannya. Atau jangan-jangan dia sudah hamil, dan ingin aku yang menjadi tumbal perilaku liarnya itu."

"Karena sekarang sudah malam, dan besok aku harus pergi ke sekolah. Aku pamit dulu, urusan dia dengan aku cukup sampai di sini. Jangan sangkut pautkan aku lagi dengan sandiwaranya lagi."

Malam itu menjadi pukulan telak bagi mama Elena dan papa Bagas. Mereka tidak menyangka jika putri kandungnya memiliki sikap murahan.

Tidak ada perdebatan lagi di rumah papa Bagas, mereka menunggu pagi setelah untuk membahas masalah ini lebih lanjut. Lolita tidak boleh tahu, karena pasti gadis kecil itu sedih karena Edgar telah difitnah. Terlebih tujuannya adalah untuk mengambil Edgar dari tangannya. Ya, Lolita sudah mengklaim jika Edgar adalah suami masa depannya.

Sejak hari itu, sikap Edgar pada Natasya semakin dingin. Membuat gadis manis itu frustasi dibuatnya. Terlebih dia butuh Edgar untuk menutupi aibnya. Ya, selain karena cinta, Natasya nekat ingin menjebak Edgar karena dirinya terlanjur berbadan dua. Natasya bukan gadis lugu dan baik seperti yang orang tuanya ketahui. Dia gadis liar.

Sex sudah tidak asing bagi Natasya, dirinya kerap mengelabui mama dan papanya dengan bilang menginap ke rumah teman karena ads PR yang sangat banyak. Padahal, dia pergi ke club malam untuk bersenang-senang. Having sex tanpa perasaan sudah biasa untuknya. Dan Natasya kecolongan saat bermain dengan Alex hingga kedapatan hamil.

Alex adalah pemuda tampan tapi bukan teman sekolah. Natasya mengenalnya di club malam tanpa tahu status dan tempat tinggal Alex. Setiap malam minggu, Natasya akan mengajak Alex. Karena sejak mengenal Alex, Natasya berhenti bergonta-ganti pasangan. Menurut Natasya, Alex saja sudah cukup memberi dia kepuasan. Dan setelah hamil, Alex menghilang.

Seperti biasa, Natasya masih berangkat ke sekolah. Karena tinggal sebulan lagi ujian kelulusan. Mengenai kehamilannya, papa Bagas dan mama Elena sepakat tutup mulut hingga saatnya. Toh, sekolahan milik orang tua angkat dari papa Bagas. Sebisa mungkin mereka menutupi aib Natasya. Sedangkan Edgar bersikap bodoh amat dengan semua drama keluarga Natasya.

Hari itu, seperti biasa Edgar yang memang pendiam lebih suka menyendiri. Tiduran di atas pohon yang ada di halaman belakang sekolah. Saat sedang memejamkan mata, Edgar mendengar pembicaraan dari gadis yang berusaha menjebaknya kemarin sore.

"Gue ketahuan Widi, rencana gue hancur total. Ternyata Edgar tidak bisa gue kelabui. Dia cerdik."

"Jadi gimana dengan kandungan lu yang semakin lama semakin besar. Sedangkan kita masih sebulan lagi ujiannya." Kata Widi sahabat Natasya.

"Untuk masalah sekolah, sudah diatur oleh orang tua gue. Mereka akan menutup mulut semua pihak jika aib gue terbongkar sebelum kelulusan. Masalahnya gue gak mau hamil tanpa suami." Ucap Natasya.

"Gue udah sering kali ingatkan untuk pasang alat kontra sepsi. Jadi kejadian kebobolan seperti ini bisa dihindari." Kata Widi lagi.

"Bangsat memang Alex, giliran gue hamil dia tiba-tiba saja menghilang. Mana nomer gue diblokir. Alamat rumahnya juga gue gak tahu, sekarang mau jebak Edgar malah ketahuan. Malu banget gue."

"Lu harus cari cara, supaya Edgar tetap mau menikah dengan lu. Jangan sampai gadis kecil itu benar-benar menjadi istrinya di masa depan. Lu sendiri yang bilang, jika mereka berdua terlihat saling mencintai. Dan lu akan kehilangan dua-duanya jika itu sampai terjadi." Provokasi Widi.

"Gue gak tahu harus apa?"

"Sudah jelas kata Lu ada surat wasiat dari almarhum kakek kandung Lolita jika dia sudah berusia 21 tahun maka seluruh aset akan menjadi miliknya sebagai ahli waris satu-satunya. Dan atau jika Lolita sudah menikah meskipun masih di bawah umur. Jadi sekarang tugas lu itu menyingkirkan Lolita dari dunia ini."

"Sadis bener saran lu Widi, tapi gue gak tega. Biar bagaimanapun dia adik gue meskipun hanya adik angkat." Jawab Natasya.

"Kalau gitu siap-siap aja lu jadi gembel setelah Lolita menginjak remaja. Sekarang dia masih bocah, mana ngerti urusan begitu. Tapi saat dia mulai mengerti, habis lah lu disingkirkan olehnya."

"Sudahlah, gue gak mau terlalu mikirin kekayaan. Saat ini gue hanya mikir gimana caranya supaya Edgar mau sama gue. Gue beneran cinta sama dia, karena sikap dinginnya itu gue jadi cari cowok lain yang hangat."

"Dan Lu kebablasan hingga bunting."

"Lu lupa, yang pertama ngajakin gue dugem itu lu Widi."

"Gue ngajakin lu dugem, tapi gak ngajarin lu bunting Tasya. Lu nya aja yang bego gak bisa jaga diri, lagian nih ya, lu tu gak tau siapa Alex. Hanya karena muka bulenya, lu langsung mau diajak naik ke atas ranjangnya. Mana kagak pake pengaman, bego kok dipelihara." Ucap Widi mengejek.

"Dan sekarang lu semakin kelihatan bego nya, udah gak datang bulan dua bulan tapi masih enjoy. Giliran tahu hamil, kelabakan."

"Udah dong Widi, jangan nyalahin gue terus. Gue capek tau..."

"Ya udah, kita balik ke kelas. Takutnya bel bunyi kita gak denger saking seriusnya kita ngobrol. Kira-kira Edgar dimana?"

Pembicaraan antara Natasya dan Widi terdengar sampai disitu, karena setelahnya mereka sudah menjauh dari halaman. Edgar gak habis pikir dengan kelakuan Natasya, ternyata sikap lemah lembutnya hanya pencitraan, aslinya beringas.

"Gonta-ganti pasangan ngeri banget dengernya." Gumam Edgar kemudian turun dari pohon lalu meninggalkan halaman belakang karena bel sudah berbunyi.

Hari-hari terus terlewati, hingga ujian kelulusan pun sudah terlaksanakan. Perut Natasya semakin membuncit, jadi keluarganya meminta dia untuk tidak ke sekolah lagi. Biar urusan ijazah akan papa Bagas ambilkan.

Di rumah keluarga papa Bagas kembali terjadi perdebatan sengit tanpa melibatkan Lolita yang pergi bermain. Natasya menangis, merengek meminta perjodohan.

"Pa, lihatlah perutku sudah buncit. Aku malu kalau keluar rumah. Paksa Edgar untuk menikah aku, paling gak sampai anak ini lahir. Setelah itu, aku rela jika diceraikan." Ucap Natasya egois.

"Kamu tidak bisa memaksa Edgar, karena bukan dia yang menghamili kamu. Kenapa tidak kamu cari keberadaan ayah dari bayimu itu."

"Aku kehilangan jejaknya Pa, Alex menghilang setelah tahu aku hamil."

"Siapa suruh jadi perempuan murahan."

"Sekarang juga, kemasi pakaian kamu. Papa kirim ke Luar Negeri."