Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Pekerjaan Baru
Hari-hari Maharani lalui dengan mengisi kekosongan dengan membantu ibunya dan juga melamar kerja di berbagai tempat dan tidak lama kemudian mendapat kabar kalau lamarannya di terima di suatu perusahaan besar hatinya sangat senang .
Satu minggu kemudian Maharani berangkat bekerja di perusahaan baru . Dengan semangat baru ia berpamitan kepada ibu dan neneknya dengan mengendarai motor. scoopy miliknya yang sudah lama tidak ia gunakan kini kembali memakainya untuk pergi bekerja .
Sampai di perusahaan Maharani melihat nama perusahaan menjadi lesu tapi ia sudah bertekad untuk bekerja demi masa depannya akan bersikap profesional Perusahaan tersebut yang ternyata milik rekan bisnis Edi yang pernah ia masuk ketika perusahaan mertuanya mengadakan meeting di tempat itu .
Maharani masuk ke gedung dan bertanya kepada resepsionis kalau lamarannya di terima . "Dengan Maharani Saputri mari saya antar ke ruangan anda ," sapa resepsionis bernama Ekayanti Wulandari berjalan menuju lift Maharani mengikutinya ,
Sampai di lantai dua puluh keduanya keluar dari lift dan Ekayanti menunjukkan ruangan Maharani berjalan masuk . "Ini adalah ruangan kamu nanti akan asisten direktur yang akan memberitahu cara kerja kamu , saya permisi silahkan kamu tunggu di dalam ," Ekayanti keluar dari ruangan dan kembali ke tempat resepsionis .
Maharani merasa asing dan jujur ia kurang nyaman dengan tempat baru namun ia tidak akan mengeluh karena ia sudah pernah menjabat sebagai sekertaris jadi ia bisa menyesuaikan diri dengan tempat baru .
Seseorang mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan Maharani tersenyum begitu manis karena ada lesung di pipinya . Maharani terkejut melihat orang tersebut karena ia mengenalnya walaupun tidak akrab .
"Selamat pagi nona Maharani , kenalakan saya Levrand asisten direktur Edgar Dauglas ," sapa Levrand mengukurkan tangannya , Maharani menyambut uluran tangan Levrand . "Selamat pagi pak Levrand , senang sekali bisa berjumpa lagi dengan anda ," Maharani dengan ramah namun terkesan dingin karena belum mengenal baik .
"Tidak usah panggil Pak , saya masih muda dan masih jomblo panggil saja Levrand , oh iya ini ada beberapa laporan dan ini ada juga tugas baru yang perlu kamu pelajari dulu jangan sampai salah karena direktur tidak suka karyawannya melakukan kesalahan sedikit saja , selamat bertugas ," Levrand berjalan keluar sebelum menutup pintu ia berbalik melihat Maharani sambil tersenyum .
"Aku yakin kamu pasti bisa ,“ kemudian menutup pintu . Maharani yang tadinya tegang kini bisa bernapas lega karena asisten itu sudah keluar .
Maharani mulai mengerjakan perintah asisten bosnya dengan teliti dan hati-hati. Saking seriusnya Maharani tidak mengetahui kalau seorang Ob masuk menawarkan minuman ia tidak mendengar .
Satu tepukan tangan membuat keseriusannya buyar seketika , ia terkejut ingin marah tapi sadar ketika berada di tempat lain bukan milik Edi mertuanya . "Kenapa tidak mengetuk pintu aku kan kaget ," Maharani kesal melihat ob dengan serius .
"Maaf tadi saya sudah mengetuk sampai beberapa kali tapi tidak menyahut akhirnya saya masuk saja , mau minum apa biar saya buatin ," kata Ob tersebut .
“Aku pengen kopi late saja , ada kan ?" Maharani menyebut pilihannya. " Ada , mau pahit atau manis ?" tanya Ob lagi . "Gulanya satu sendok teh saja , karena aku tidak suka terlalu manis ," jawab Maharani sambil nyengir membuat Ob tersebut geli karena wajah Maharani terlihat lucu .
"Oh iya kenalakan nama saya Dodi ," Dodi memperkenalkan diri dengan mengukurkan tangan Maharani membalas uluran tangan . "Salam kenal aku Maharani Saputri ,biasa di panggil Hani ya panggil saja Hani ," balas Maharani dengan ramah sedikit senyum .
Ob tersebut pamit membuat kopi late sesuai pesanan Maharani , ia membuat dengan cekatan kemudian kembali ke ruangan Maharani tanpa mengetuk pintu , kembali Maharani di buat terkejut kedatangannya merasa kesal namun ketika melihat wajah Dodi tertawa justru terhibur .
"Jangan suka marah-marah nanti cepat keriput jauh jodoh loh ," canda Dodi meletakkan minumannya di atas meja ."Terimakasih Pak Dodi atas minumannya ," Maharani menyebut nama panggilan dengan sebutan Pak membuat Dodi marah menatap tajam Maharani .
"Saya masih muda dan belum punya istri dan anak , jadi jangan panggil saya pak , panggil saja Do di ingat nama saya D o d i ," Dodi mengeja namanya dengan jelas membuat Maharani tertawa karena ekspresi Dodi sangatlah lucu pantas untuk di tertawakan.
Akhirnya cewek batu ini bisa tertawa tidak seperti tadi wajah cantik tapi bekunya es kutub sampai kalah batin Dodi merasa lega kemudian duduk di depan Maharani dengan santai .
Maharani menatap heran pada Dodi kembali ekspresi seperti semula membuat Dodi kesal . Dasar kutub es makin lama bikin sebel nih orang batin Dodi.
"Kenapa masih di sini , sana kembali bekerja nanti bos melihatmu marah kamu bisa di pecat ," Maharani mengancam . "Pak bos tidak akan pernah memecat saya justru ia sayang sama saya buktinya setiap kali saya melakukan kesalahan tidak pernah di pecat ," kata Dodi jujur .
Maharani semakin tertarik dengar cerita Dodi tentang bosnya , bahkan Maharani mendengarkan dengan seksama . Asisten Levrand masuk ke dalam ruangan Maharani terkejut melihat Dodi ada di ruangan menatap jengah .
"Kamu sudah selesai membuatkan minumnya ?" tanya Levrand ." Sudah bos nih ," Dodi menunjukkan secangkir kopi late di atas meja , Levrand melihat kopi tersebut tersenyum tipis sampai tidak ada yang mengetahui .
"Keluar jangan duduk santai di ruangan orang lain mengganggu saja kerjakan tugasmu ," perintah Levrand dengan mata tajam membuat Dodi takut kemudian pergi dengan jantung berdegup cepat .
"Ada apa ya Pak eh Levrand , maaf ," Maharani merasa canggung dengan memanggil nama Levrand . " Nanti setelah makan siang bos ingin mengadakan meeting kamu siapkan bahan meetingnya dan presentasi jangan lupa teliti lagi sebelum di serahkan pada pak bos ," Levrand pergi meninggalkan Maharani dengan tersenyum puas ngerjain Maharani .
Maharani menghembuskan napas kasar kembali melanjutkan pekerjaannya . "Baru juga awal bekerja kenapa terasa sangat berat sekali lagi ada meeting , oh tuhan bantu hamba ini mengerjakan tugas dengan benar tanpa kesalahan apapun ," gumam Maharani dengan perasaan galau .
Di luar dugaan Levrand mendengar perkataan Maharani merasa bersalah tapi itu memang tugas dari bosnya ia tidak bisa membantu Maharani bisa di pecat kalau sampai membantunya , ia kembali ke ruangannya melanjutkan pekerjaannya .
Waktu makan siang Maharani tidak keluar dari ruangannya karena membawa bekal , perutnya terasa melilit ia menghentikan pekerjaannya lalu mengambil bekal dan memakannya .
Di ruang direktur Edgar tersenyum melihat Maharani sedang makan dengan lahap , ia tidak menyangka jika Maharani bekerja di perusahaanya dan sekarang bisa lebih dekat tanpa ada penghalang .
"Levrand , Bagaimana kinerja Maharani ?" Edgar menatap asistennya duduk di seberang . " Bagus , sepertinya bisa diandalkan " jawab Levrand memuji Maharani di depan Edgar .