Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
Di tengah kesibukannya yang sedang mengatur rencana untuk pembentukan citra para pemainnya dengan Brian, Jalu menerima pesan dari Emil yang mana pesan itu hanya berisikan sebuah foto saja.
Karena rasa penasaran yang sangat tinggi dan kekhawatiran akan sesuatu, Jalu membuka dengan rasa bersemangat dan buru buru tapi, alangkah terkejutnya saat Jalu melihat isi foto yang di kirimkan oleh Emil itu karena merasa semua itu atau foto ini tidak ada hubungan dengannya sama sekali dan merasa bahwa Emil mungkin salah kirim.
Foto itu adalah foto seorang wanita yang sedang berjalan sambil berpegangan tangan dengan seorang pria yang Jalu bisa sebut dan nilai bahwa umur pria itu lebih tua dari wanita yang sedang di gandeng nya.
Selain pria itu memiliki umur yang lebih tua dari wanita nya, pria itu memiliki perut yang juga buncit tapi Jalu bisa melihat bahwa dari wajahnya pria itu menampakkan bahwa pria itu adalah pria yang sukses dan kaya raya.
Awalnya foto itu terlihat biasa saja dan Jalu merasa tidak ada hubungan dengannya bahkan merasa Emil melakukan salah kirim tapi saat Jalu dengan jelas mengecek kembali dengan melihat pada wajah wanita yang ada di foto, Jalu langsung tertegun.
Wanita yang ada di foto itu memiliki wajah, tinggi dan bentuk tubuh yang sama persis dengan Jasmine, pacarnya sendiri.
Karena rasa ingin tahu dan kecemasan, Jalu segera menghubungi Emil dengan secepatnya untuk menanyakan apakah dia telah melakukan kesalahan atau memang melihat nya dengan jelas.
Tapi jawaban yang di berikan oleh Emil adalah sebuah kepastian dengan tingkat keyakinan 100% bahkan Emil menjelaskan bahwa dia mengikuti nya untuk sesaat supaya bisa memastikan apakah wanita yang di lihatnya itu pacar Jalu atau bukan.
Sudah 2 hari berlalu atas kejadian foto yang di kirimkan oleh Emil dan Jalu sudah mencoba menghubungi Jasmine tapi tidak ada jawaban sama sekali yang membuat Jalu semakin yakin bahwa foto wanita itu benar benar Jasmine pacar nya sendiri yang berselingkuh.
Di dalam kamar, Jalu merenungkan kejadian ini karena tidak mengerti kenapa Jasmine melakukan ini.
Ini jelas sebuah perselingkuhan dan tentu saja adalah sebuah pengkhianatan yang kembali Jalu terima tapi di sisi lain dari pekerjaannya.
Tokk! Tokk!
"Jalu, apakah kamu baik baik saja? Keluarlah! Ayo kita minum, jangan di pikirkan wanita seperti itu. Kamu sekarang sedang dalam perjalanan menuju kesuksesan dan wanita mana pun bisa kamu dapatkan dengan sangat mudah nantinya. Jadi abaikan, buang perasaan mu dan tinggalkan kesedihan mu yang mengecewakan itu."
Suara yang sangat Jalu kenali itu terdengar dari luar pintu dan suara itu adalah suara Ramon yang mengetahui mengenai keadaan Jalu saat ini.
Sebagai teman dekat, Ramon tentu sangat memperhatikan dan harus membantu temannya ini untuk bangkit kembali apalagi mengingat situasi karir dan pekerjaan yang sedang mereka jalani saat ini sudah berjalan dengan sangat baik.
Ramon tidak ingin Jalu gagal dan terhenti dalam perjalanan menuju kesuksesan nya ini hanya karena sebuah kekecewaan dari perasaannya terhadap seorang perempuan.
"Jalu! Kamu brengsek ya, keluar sekarang juga kalo tidak aku hancurkan pintunya!"
Ramon segera berteriak dengan keras untuk membuat Jalu sadar bahwa berlarut dalam kekecewaan seperti ini akan menghancurkannya.
Mendengar teriakan dan rasa amarah dari Ramon, Jalu segera bangkit dan membuka pintunya. Jalu melakukannya bukan karena takut pada Ramon tapi karena khawatir Ramon benar benar menghancurkan nya apalagi mengingat keberanian dan ketegasan Ramon di masa lalu.
"Nah begitu dong di buka pintunya. Ayo kita minum minum di luar untuk melepas kesedihan dan kekecewaan mu itu."
"Tidak perlu Mon, kamu tidak perlu mengajak ku untuk ini. Aku tahu bahwa aku sudah melakukan kesalahan dalam 2 hari ini karena telah membuang waktu ku yang berharga hanya untuk berdiam dan mengurung diri saja."
"Sekarang mari fokus kembali pada pekerjaan yang ada."
"Bagus! Jika kamu kedapatan seperti ini lagi nanti, aku tidak akan segan segan untuk memukul wajah tampan mu itu dan menghancurkannya."
Ramon segera merespon sambil tersenyum sinis dan tangannya juga segera mengepal dan menggosok gosoknya dengan niatan memberitahu Jalu bahwa dia sangat serius akan melakukannya.
Atas sikap yang di tunjukan Ramon ini, Jalu hanya membuang wajahnya saja dan segera melihat sekeliling ruangannya.
.....
Dengan keyakinan untuk bangkit dan fokus pada pekerjaannya, Jalu segera menghapus kontak Jasmine tanpa menunggu kejelasan apapun lagi dari Jasmine karena Jalu tahu bahwa itu sudah terjadi dan tidak bisa di apa apakan lagi.
Mengenai apakah Jasmine akan membalasnya nanti, Jalu tidak tahu tapi yang pasti jika Jasmine membalas dan mengirimkan kabar, Jalu akan mengabaikannya karena sudah tidak lagi berminat padanya.
Yang membuat Jalu sangat beruntung adalah dia belum membawa dan mengenalkan Jasmine pada Ibunya yang mana mungkin jika Ibunya tahu mengenai hal ini, dia pasti akan kecewa dan pasti hal terakhirnya adalah membantu Jalu untuk mencari seorang wanita untuk bisa di jadikan istri.
"Bagaimana Brian? Apakah kamu akan melanjutkan untuk bertemu dengan 3 pemain lainnya langsung atau menunggu saja dan fokus pada ketiga pemain yang ada dulu?"
Jalu kembali melanjutkan aktivitasnya untuk membahas pembentukan citra pemain nya dengan Brian.
"Menurutku, lebih baik aku fokus pada ketiga yang ada disini dulu apalagi seperti yang kamu katakan kan bahwa 3 pemain lain yang itu juga nanti akan pindah kesini sehingga tidak perlu buru buru juga."
"Kalo begitu baiklah, aku serahkan padamu."
Pembentukan citra untuk Prabu, Noah dan Milo sudah terselesaikan setelah Brian melihat ketiga pemain tersebut.
Noah citra yang di bentuknya akan menampilkan seorang pekerja keras sehingga produk produk yang saling berhubungan dengan kerja keras dan berbau kerja keras akan menjadi produk yang di utamakan untuknya.
Milo citra yang di bentuknya adalah seorang yang berpendidikan tinggi sehingga produk yang di tarik untuk mendukungnya bisa seperti produk produk seperti makanan makanan sehat dan bermanfaat baik untuk tubuh seperti contohnya adalah produk olahraga yang bisa membuat anak anak semangat belajar dan beraktivitas yaitu produk minuman seperti susu.
Tentu saja itu hanya contoh dan jika benar terjadi maka di masa depan juga harus sedikit mencari yang lebih baik dan tidak berfokus pada susu.
Untuk yang terakhir yaitu Prabu, citranya adalah seorang pria tenang, cool dan elegan, maka produk yang di tariknya bisa banyak sekali seperti Noah yang merupakan produk berbau kerja keras.
Seperti contoh untuk produk alat mandi yaitu produk shampoo seperti yang pernah di lakukan oleh Mega bintang asal Portugal yaitu Cristiano Ronaldo.
Dengan adanya pembentukan citra ini, Brian bisa segera melakukan kerjanya sebagai seorang manajer komersial/pemasaran.