Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.
#konfliketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERJODOHAN TAK TERDUGA
Rindu beristirahat beberapa hari di rumah sakit sekaligus memantau perkembangan Arya, bayi mungil nan tampan perpaduan wajah orang tuanya tapi sepertinya akan dominan kearah Noka.
Noka menemani istri dan anaknya hingga mereka sama sama diperbolehkan untuk pulang. 3 hari sudah ia bekerja di rumah sakit. Melakukan meeting dan tanda tangan dokumen di ruangan sang istri.
Bagi direktur sekelas Noka, tidak masalah dimanapun ia berada, yang penting ada laptopnya serta sang asisten setia yaitu Jiman yang siap sedia dipanggil kapanpun.
Kepulangan mereka disambut meriah oleh Saka, Fina, Rada, Naka, Reno dan Riyan beserta beberapa asisten rumah tangga.
*Rumah Noka dan Rindu
Didalam rumah yang sudah ditempati beberapa bulan ini, ada acara syukuran kecil kecilan internal keluarga dan para pekerja dirumah. Dari asisten rumah tangga, tukang kebun, penjaga dari rumah Saka dan Fina pun hadir.
Termasuk asisten Noka di perusahaan yaitu Jiman juga datang bersama orang tuanya yang sekaligus sudah sangat dekat dengan keluarga. Lakso adalah mantan sekretaris Saka, sekaligus ayah Jiman. Sedangkan Sukma adalah ibu Jiman sekaligus teman dekat Fina karena pekerjaan suami mereka.
Mungkin jika ditotal ada sekitar 40an orang yang menyambut kedatangan baby Arya dirumah.
Ada makan siang yang sudah disiapkan Fina dan Rada. Baby Arya sudah berusia 3 hari, bayi mungil ini sudah terlihat semakin mirip daddynya.
Sekitar pukul 2 siang, baby Arya sudah ditidurkan di kamarnya, di box bayi. Para pekerja pun sudah kembali ke pekerjaan mereka masing masing.
Kesempatan ini digunakan keluarga Saka berkumpul di ruang keluarga rumah putra pertamanya, dan yang bikin heran keluarga Jiman juga ikut berkumpul.
Ternyata ada maksud dari kedatangan Jiman bersama kedua orang tuanya datang ke rumah Noka selain ikut merayakan kedatangan Baby Arya.
"Hahaha akhirnya kita ada waktu untuk mengobrol begini" celetuk Saka.
"Haha iyaa...aku tidak sabar melamar putrimu untuk putraku, Ka" sahut Lakso.
Deg!
Awalnya Rada yang sedang menyemil kue langsung terbatuk hingga Rindu yang duduk disampingnya menepuk punggung wanita itu.
"Pelan pelan kak, makannya" ujar Rindu.
"Hahahaha sampek keselek tuh. Setelah ini kamu akan tau tujuan keluarga Jiman datang kesini selain menjenguk putraku" sahut Noka.
Deg!
Langsung saja perasaan Rada tidak enak.
"Apa apaan ini? Apakah aku dijodohkan dengan Mas Jiman?" batin wanita hamil muda ini.
Ia menatap Rindu dengan tatapan minta tolong. Sampai adik angkat sekaligus adik iparnya itu kebingungan.
"Apa Kak?" lirih Rindu yang berusaha peka dengan raut wajah Rada.
"Helm me" balas lirih Rada.
"Langsung aja yaa, Saka. Aku akan mengawali pembicaraan ini" ujar Lakso.
Jiman hanya bisa diam dan sesekali memandang kearah Rada yang terlihat tidak tenang.
Sebenarnya ia pribadi memiliki perasaan pada Rada namun ia simpan perasaan ini karena merasa wanita itu tidak menyukainya sebagai pria dewasa, hanya sebagai teman dan mungkin sudah dianggap saudara.
Tapi Lakso dan Saka ternyata memiliki rencana perjodohan ini sejak keduanya memikirkan hal yang sama yaitu usia putra putri mereka sudah pas untuk menikah.
Jiman pun tidak menolak dan menyerahkan urusan ini kepada orang tuanya. Lagipula jika memang Rada mau, malah jadi rejeki untuknya.
Tapi jika Rada tidak menyetujui perjodohan ini yasudah, Jiman berfikir Rada bukan jodohnya.
"Katakan sahabatku, apa tujuanmu datang kesini" sahut Saka.
"Aku dan istriku datang kesini bersama putra kami satu satunya, Jiman Toro, bukan sekedar datang untuk menyambut kepulangan baby Arya namun juga ada niat lainnya yaitu melamar Rada" ucap Lakso lugas.
Deg!
Lagi lagi Rada langsung kaget dan semakin panik.
Tidak mungkin dirinya langsung menolak lamaran ini dengan mengatakan jika dirinya sedang hamil dengan pria lain didepan keluarganya sendiri dan keluarga pria yang dijodohkan dengannya.
"Help me..Ndu. kayaknya..aku bakal pingsan deh" lirih Rada dengan wajah semakin pucat.
Rindu jadi ikut panik.
Lalu wanita yang baru saja jadi ibu itu terdiam membeku saat mendengar bisikan Rada.
"Aku hamil dengan Tara..tolong aku untuk menghindar dari perjodohan ini" bisiknya.
Rindu menatap tajam kearah Rada.
Saka, Fina, Noka, dan Naka menatap kedua wanita itu heran.
Kedua lengan Rindu dipegang erat oleh Rada sebagai tanda agar segera diajak pergi dari ruang keluarga.
Rindu pun menahan keterkejutannya dan langsung beracting mencari alasan agar bisa membawa Rada pergi dari perjodohan ini.
"Hmmm..sebentar ya semuanya, mohon maaf mommy daddy, suamiku, dan keluarga Mas Jiman, aku sama Kak Rada mau ngecek keadaan Arya dulu. Kalian lanjutkan saja obrolan perjodohan ini" ucap Rindu.
"Arya kenapa sayang? Dia belum nangis, ngapain kamu kesana?" tanya Noka yang gak peka dan keheranan dengan sikap sang istri.
"Gapapa ngecek aja, Kak Rada juga ingin gendong Arya" jawab Rindu.
Saka menatap Rindu dan Rada dengan tatapan tajam.
Kedua putrinya ini kenapa mendadak tidak sopan didepan tamu.
"Bentar tunggu dulu. Daddy akan membalas niat baik kedatangan keluarga Jiman, kalian jangan kemana mana" ucap Saka tegas.
Menciutlah naluri Rindu dan Rada dihadapan ayah mereka.
"Terima kasih atas kedatangan keluarga Nak Jiman. Terima kasiy sahabatku kamu sudah datang kesini untuk melamar Rada. Aku sangat senang jika kita bisa jadi besan" ucap Saka.
Rindu menatap lekat ke raut wajah Rada yang sudah semakin pucat dan berkeringat.
"Usia Jiman sudah 33 dan Rada sudah hampir menginjak 30, jadi aku harap mereka bisa cocok membangun rumah tangga" sahut Lakso.
"Aku rasa mereka akan cocok. Lagian mereka sudah kenal sejak kecil. Mereka juga bekerja di perusahaan yang sama" ujar Noka.
Fina yang dari tadi mengamati putrinya merasa ada yang aneh. Memang ia tau perjodohan ini sejak beberapa bulan lalu dan ia pikir tidak akan masalah untui Rada menerimanya karena juga sudah mengenal siapa Jiman hingga keluarganya.
Tapi melihat respon dan ekspresi sang putri, firasat Fina mengatakan ada yang aneh.
"Hei sayang..ada masalah?" tanya Fina lembut membuat Rada menatapya dengan tatapan minta tolong.
"Pasti ada apa apa ini" batin Fina.
Lalu wanita ini pun berdiri.
"Maaf semuanya, sepertinya aku membutuhkan waktu untuk berbicara dengan putriku. Maklum ya perjodohan ini kan memang niatnya mengejutkan Rada namun sepertinya Rada benar benar terkejut. Jadi mohon izin, untuk bis berbicara dengannya sebelum melanjutkan perjodohan ini. Gapapa ya sayang? Kamu bisa ngobrol dulu sama keluarga Lakso" ujar Fina.
Saka mencium bau bau mencurigakan. Tapi ia memperbolehkannya.
"Baiklah, sayang. Aku harap Rada memberikan jawaban terbaiknya" ucap Saka tegas.
Fina pun mengulurkan tangannya untuk dipegang sang putri. Rada menerimanya. Fina merasakan tangan Rada sedingin es dan berkeringat.
Rindu pun ikut berdiri dan meminta ikut bersama kedua wanita itu.
Mereka bertiga berjalan ke lantai 2 menuju kamar Rada.
Kamar Arya juga ada di lantai 2 dimana berada di kamar asli ibunya disamping kamar Rada. Jadi jika Arya benar benar menangis, Rindu bisa langsung menghampiri putranya.