Harga Diri Yang Tergadaikan

" Jadi Erland bukan anak kandungku " Batin William sambil memegang hasil tes DNA dirinya dengan putranya itu.

( William memang merasa curiga dari dulu ketika Erland masih kecil, karena golongan darah mereka yang berbeda. Namun keraguan itu ditepisnya demi keutuhan keluarganya)

Tapi hari ini tiba tiba William membaca sebuah artikel yang membahas masalah gen, golongan darah dan alergi. Karena di dalam keluarga Frederick tidak ada satupun yang memiliki alergi, kecuali Erland.

William merasakan kakinya lemas seketika setelah mengetahui hasil test DNA putranya, dia pun bersandar di dinding yang dingin sambil memegangi dadanya. Hatinya hancur bagaikan ditimpa ribuan ton beton yang meluluhlantakkannya.

" Kamu sungguh tega ma, kalau Erland bukan anak kandungku lalu anaknya siapa? " Batinnya.

" Pa, papa! Papa kenapa? " Erland yang pergi ke rumah sakit untuk cek kesehatan, tanpa sengaja melihat papanya bersandar di di dinding sambil memegangi dadanya.Erland pun bergegas menemuinya.

Tanpa menunggu jawaban, Erland segera memapah William dan membawanya masuk ke ruangan dokter.

William sengaja menyembunyikan hasil test DNA itu di balik bajunya agar tidak dilihat oleh Erland, karena Erland pasti akan terluka jika mengetahui kebenarannya.

Erland sangat mengkhawatirkan keadaan papanya dan terus menunggunya sampai dokter selesai memeriksanya.

" Bagaimana keadaan papaku dok? "Tanya Erland penuh kekhawatiran.

" Tenang mas, tuan William baik baik saja. Beliau hanya butuh istirahat, mungkin banyaknya pekerjaan di kantor penyebabnya" Jawab dokter tersebut.

Erland mengangguk dan segera membawa papanya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Erland mengedarkan tatapan ke seluruh ruangan " Pa, di mana mama? ".

William menggeleng membuat Erland mendengus kesal.

" Jangan jangan mama pergi ke Jepang lagi untuk menemui Revi. Tapi untuk apa lagi, mama sudah menyebabkan tante Izumi meninggal. Apa lagi yang mama mau" Batin Erland.

( Erland sebenarnya memang sudah mengetahui tentang kematian Izumi yang mendadak karena serangan jantung setelah mamanya menemuinya di Jepang. Tapi Erland sengaja diam, begitu juga dengan hubungan Revi dengan sahabatnya ( Rama) Lagi lagi Erland memilih diam dan berpura pura tidak tahu apa apa. Rencana balas dendamnya Revi terhadap keluarga Frederick pun Erland tahu semuanya )

" Sudah hampir 3 hari ini mamamu menghilang Land, papa sendiri gak tahu karena ponselnya juga tidak bisa dihubungi " Ucap William dengan menahan perih di hatinya.

Erland pun hanya bisa menghela nafas tanpa bisa berbuat apa apa " Baiklah pa, Erland akan mencari mama, papa gak apa apa ditinggal di sini sendirian".

William hanya bisa mengangguk " Gak apa apa nak, kan ada banyak asisten rumah tangga di sini, mang Udin juga ada. Kamu tenang saja ".

" Erland pergi ya pa? " Erland pun beranjak dan melangkah meninggalkan papanya.

" Erland " Panggil William yang membuat Erland berhenti dan memutar tubuhnya

" Ada apa pa? "

" Apa kamu dan Nabila jadi bercerai? "

Erland terdiam sejenak.

" Nak, sebenarnya papa bingung harus bagaimana? Di satu sisi ada Erick yang masih mengharapkan Nabila. Tapi di sisi lain papa ingin kamu pertahankan rumah tangga kamu".

Erland tersenyum tipis dan kembali melangkah mendekati papanya

" Pa, biarlah takdir yang menjawabnya. Erland akan mempertahankan rumah tangga Erland tapi Erland juga tidak akan berhenti menyayangi Erick. Entah bagaimana akhirnya nanti biarlah semua berjalan di atas takdirnya masing masing" .

William tersenyum bangga dengan jawaban Erland dan akhirnya Erland benar benar pergi dari sana.

🌺

🌺

🌺

Ceklek

" Tante Shella, Sean. Mari silahkan masuk?".

" Kak Nabila " Jawab Sean.

Shella pun tersenyum sambil berbisik kepada Sean " Sean, apa maksudnya ini".

Sean tak menjawab kemudian menatap Nabila dengan lekat " Kak bisakah kamu menunjukkan ini" Sean menunjukkan kalung dengan liontin Teratai seperti yang pernah Nabila pakai.

Nabila terdiam sejenak kemudian menariknya dari lehernya.

Deg

Deg

Deg

Degup jantung Shela benar benar terpompa dengan begitu keras.

Air matanya tiba tiba lolos begitu saja.

Nabila masih belum mengerti dia pun hanya diam tak bergeming.

" Ma, benar kan Sean bilang, kak Nabila adalah kakak kandung Sean ma" Ucap Sean dengan sangat bahagia.

Shella mendekati Nabila dan mengusap lembut rambutnya " Ini milikmu " Shella menunjuk pada kalung yang Nabila pakai dan Nabila mengangguk yang membuat Shela semakin tergugu " Dan ini milikku, di dunia ini hanya ada dua, apa kamu tahu artinya sayang? ".

Nabila pun tak bisa lagi berkata-kata dan mulai berkaca-kaca kemudian berhambur ke pelukan Shella " Mama, kamu benar mamaku?".

" Iya sayang kamu adalah putriku " Jawab Shella. Dan keduanya pun menangis dalam kebahagiaan.

" Huek " Terdengar suara Kania dari dalam kamarnya. Sean, Shela dan Nabila segera berlari untuk melihatnya di kamarnya.

" Astaga Kania? Kamu kenapa? Kamu pucat sekali ayo aku antar kamu ke rumah sakit" Ucap Sean beruntun yang membuat Kania jengah dan menolak dibawa ke rumah sakit.

" Kamu sakit ya nak? " Tanya Shella yang juga ikut melihat Kania di kamarnya.

Kania menoleh dan menggeleng perlahan.

Huek

Huek

Kania terus saja mual membuat Sean sangat khawatir.

Shella terdiam sejenak kemudian mendekati Nabila yang duduk di samping Kania " Nabila, sejak kapan Kania seperti ini? ".

" Nabila baru tahu tadi pagi ma" Jawab Nabila yang membuat Kania menatapnya tajam "Ma?"

" Iya Kania, akhirnya kakak menemukan keluarga kandung kakak " .

"Jadi, kak Sean, tante Shela adalah " Kania tidak melanjutkan ucapannya, namun Nabila sudah memahaminya lalu segera tersenyum dan mengangguk.

Keduanya pun saling berpelukan " Selamat ya kak akhirnya kak Nabila bisa bertemu dengan orang tua kandung kakak".

" O iya sampai mana tadi ya, ehm Kania tante mau bertanya tapi jangan salah paham ya? "Ucap Shella yang membuat Nabila dan Kania saling mengedarkan pelukannya.

" Iya tante silahkan? " Jawab Kania.

Shella mengambil nafas dahulu " Hh, apa kamu terlambat datang bulan? ".

" Apaan sih ma" Protes Sean.

Kania menatap Nabila sejenak kemudian beralih pada Sean dan Shella secara bergantian karena tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Shela.

" Iya tante sudah satu bulan ini aku tidak datang bulan" Jawab Kania.

Mendengar jawaban Kania, Shela sempat syok tapi dia redam perasaannya dan menarik telinga Sean ke luar kamar yang membuat ketiganya tidak mengerti.

" Au, ma sakit ma, kenapa sih ma? " Rengek Sean.

Shella menjewer telinga putranya kemudian membawanya ke luar kamar agar tidak didengar oleh Kania dan Nabila.

" Sekarang jelaskan sama mama, apa yang sudah kamu lakukan pada Kania! "

" Apa sih ma? "

" Sean! Apa kamu dan Kania pernah melakukan hubungan suami istri! Jawab! "

" Ih kok mama tahu sih" Gumam Sean.

" Cepat Sean jawab! " Gertak Shella yang membuat Sean terperanjat " iya ma, Se Sean dan Kania memang pernah melakukannya, ta tapi ha hanya sekali kok ma" Jawab Sean terbata bata.

Jedar

Deg

Deg

Deg

Nabila yang mendengarnya pun seketika merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat kencang membuat dadanya sangat sakit.

Shella menarik nafas dalam dalam dan berusaha menahan emosinya " Kamu sangat bodoh dan tidak bisa menahan hawa nafsu kamu Sean, baiklah besok kita lakukan persiapan ".

" Persiapan apa ma? "

" Ya untuk menikahkan kamu dan Kania "

" Tunggu ma, apa mama bercanda"

" Mama serius Sean, karena mama tidak mau cucu mama lahir di luar pernikahan orang tuanya " Jawab Shela yang membuat Nabila semakin merasa sakit di jantung dan hatinya.

" Hamil, nikah " Gumam Sean bermonolog sendiri.

Shella tidak memperdulikan Sean, dia pun kembali melangkah ke kamar Kania. Tapi saat membuka pintu Shella menemukan Nabila yang sudah tergeletak di lantai kamar.

Dan semuanya pun panik, mereka bergegas membawanya ke rumah sakit.