Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Enam bulan kemudian....
" Bro sebenarnya apa sih alasan Lo ganti jadwal flight? Mana dadakan gini lagi,gue bahkan baru tidur dua jam anjir " Erik berjalan dengan langkah terburu mengikuti langkah lebar Kai seraya merapikan atributnya, sebelah tangan nya menarik koper miliknya,keduanya menuju ruang brifing.
" Lo udah tau pasti alasannya,ga usah pura-pura,dan masalah Lo yang tidur baru dua jam,itu pilihan Lo,ga ada sangkut pautnya sama gue,Lo terlalu sibuk menggarap lahan lo" kai menjawab malas pertanyaan Erik,ia bahkan meledek sahabatnya itu.
" Karena Cantika? Sampe segitunya lo menghindari dia,apa sih kurang nya dia? Cantik,pinter,dari keluarga terpandang juga,dan yang paling penting dia tu cinta mati sama Lo " itu adalah nasehat yang kesekian kalinya Erik dan Leon ucapkan pada kai.
" Kalau gitu kenapa ga buat Lo aja? " kai masih tetap menanggapi dengan santai.
Erik berdecak geram mendengar jawaban kai" serah Lo deh,di kasi yang nyaris sempurna masih aja nolak,dapat yang burik tau rasa Lo dan gue ingatkan ya gue udah ada Dara,ALDARA ...wanita impian gue" umpat Erik geram.
" Lo nyumpahi gue? Ngakunya wanita impian,di garap Mulu di halalin kagak" dengan tenang kai bertanya pada Erik.
Yang di tanya justru terlihat salah tingkah,Erik menggaruk pelipisnya yang sebenarnya tidak gatal,ia tersenyum canggung " ya ga ada maksud gitu juga kali,Lo mikirnya buruk terus ke gue,gue belum halalin dia itukan karena emang maunya dia,katanya tunggu beberapa bulan atau satu tahun lagi,dia takut belum siap nikah muda" bantah Erik cepat.
" Kalau gitu Lo bisa diem kan?,ga siap nikah tapi kok siap bercocok tanam" kai memasuki ruangan khusus untuk berkumpul para kru yang akan terbang bersama nya,ia akan memimpin brifing sebelum mereka bersama menuju pesawat.
" Tu mulut makin hari makin pedes aja sih,kayak bon cabe level sepuluh" geram Erik yang ikut memasuki ruangan dan berdiri tepat di samping sang kapten.
" Sudah hadir semua kan? Kita mulai" kai berucap dengan nada tegas,wajah dinginnya sudah tak asing bagi beberapa pramugari yang pernah terbang bersama nya,namun begitu bisik-bisik tetap saja terdengar,siapa yang tidak mengagumi ketampanan nya, walaupun hampir semua awak pesawat tidak mengetahui identitas aslinya.
" Maaf capt ada satu lagi rekan kita yang belum hadir, junior baru, menggantikan Megan yang tiba-tiba sakit,kita juga masi memiliki waktu sepuluh menit lagi" seorang pramugari senior memberikan informasi.
" Bro kabarnya ada pramugari junior terbang bersama kita hari ini,dari desas-desus nya sih beautiful face,tapi muslimah,dan yang lebih hot news nya,doi deket sama anak pemilik salah satu maskapai" bisik Erik di samping kai.
Kai tak menghiraukan ocehan Erik,ia melihat jam tangannya, mengangkat wajahnya menatap lurus kedepan dan memulai briefing nya seperti biasa.
Sedangkan di lain tempat,tepatnya di koridor bandara, seorang wanita cantik berseragam pramugari lengkap dengan hijabnya, tengah berjalan cepat, bahkan ia setengah berlari karena ia hanya memiliki waktu lima menit lagi,ini penerbangan perdananya dengan penerbangan internasional,baru satu Minggu ia bergabung dengan maskapai itu,tapi hari ini dengan sangat terpaksa ia di haruskan mengganti seniornya yang tiba-tiba sakit.
' Ya Tuhan...semoga saja ga terlambat ' mohon nya dalam hati seraya menarik kopernya menuju ruangan khusus.
Tok tok tok..
" Maaf saya terlambat" Ara menundukkan kepalanya bahkan sebagian tubuhnya,meminta maaf atas keterlambatan nya, walaupun ia tau ia masih memiliki waktu dua menit lagi dari jadwal seharusnya.
" Sudah berapa lama anda bergabung dengan maskapai ini? waktu anda memang masih tersisa dua menit lagi,tapi apa anda belum paham sudah menjadi hal rutin para awak pesawat hadir minimal lima menit lebih cepat dari waktu yang di tentukan?" kai bertanya dengan nada tegas dan dingin,ia bahkan tidak menatap lawan bicaranya.
Sedangkan Erik menganga menatap tak percaya wanita berhijab di depan nya,matanya nyaris keluar dari tempatnya, beberapa kali ia menyenggol lengan kai,tapi sahabatnya itu tak sedikitpun memberi respon.
" Ma- maafkan saya capt,ini tidak akan terulang lagi" ucap Ara pelan, awalnya ia sedikit terkejut saat melihat keberadaan Erik di depan nya,tapi ia berusaha untuk tetap tenang,Ara belum menyadari pria di samping Erik adalah kaivan,mantan kekasihnya,atau mungkin masih kekasihnya,tak ada kata break di antara mereka saat itu.
" Ini pertama dan terakhir anda terlambat, selanjutnya jika terulang lagi maka saya tidak akan mengizinkan anda terbang bersama saya, karena saya tidak suka orang yang tidak bisa menghargai waktu..." kai tertegun di kata terakhirnya saat melihat wajah orang yang tengah ia marahi, begitupun dengan Ara yang juga terdiam kaku, tubuhnya seakan membeku di tempatnya.
Wajah tegas dan dingin kai berubah menjadi semakin dingin dan me merah,kedua tangannya terkepal erat, menatap intens wajah cantik Ara yang masih terlihat begitu terkejut.
" Paham nona carabella Anisha?" suara bariton kai menyadarkan Ara dari keterkejutan nya.
" Pa-paham ka- capt" hampir saja ia menyebut kai kakak,untung ia cepat tersadar dan segera merubah panggilan nya.
' Mampus dah,akan ada perang besar ini' batin Erik mengeluh,merasa sangat nelangsa menjadi asisten kai, matanya menatap bergantian wajah kai dan Ara, rasanya ia akan merasa frustasi.
Kai melanjutkan briefing nya hingga selesai, semuanya bersama berjalan menuju pesawat melalui jalan khusus,entah kebetulan atau takdir,kai bersama Ara sama-sama berada di posisi paling belakang,itu karena kai tadi harus menerima telfon, begitupun dengan Ara, sedangkan Erik berada tak jauh dari mereka.
" Junior apa kabar? Masih inget gue kan? " Erik terlebih dahulu menyapa Ara yang terlihat sedikit mempercepat langkahnya.
" Alhamdulillah baik kak, walaupun tidak terlalu ingat,tapi tidak lupa juga" Ara menjawab dengan nada sopan.
" Kalau yang jalan di belakang Lo masih inget" Erik memang memiliki jiwa usil seratus persen.
Ara melihat kebelakang sesaat, setelahnya ia tersenyum tipis seraya mengangguk pelan" sama seperti Anda capt" jawab Ara santai, walaupun sebenarnya dalam hati berdegup kencang.
kai yang mendengar jawaban tenang dan singkat dari Ara merasa tak terima,ia menggenggam erat gagang kopernya,rasanya ia sangat ingin menarik wanita di depan nya itu dan menanyakan alasan menghilang dan meninggalkan nya,kai merasa di campakkan oleh seorang wanita dan ia tidak akan pernah bisa menerima itu.
" Sudah berapa lama gabung di maskapai ini?" Erik mengalihkan pembicaraan mereka .
" Baru satu Minggu" jawab Ara singkat.
Sedangkan di belakangnya kai terus menatap punggung Ara,ia masih seperti tak percaya bertemu dengan Ara, seseorang yang pernah membuat nya merasa frustasi karena kehilangan jejak nya.
' Aku bersumpah akan tetap menuntut jawaban mu carabella Anisha ' batin kai geram,namun ia harus profesional,ini jam kerja, maka itu ia harus sabar.
hanya tahu kritik apa yg trlihat oleh mata,