Sang Pewaris

Kevin meminta pelayan membersihkan paviliun untuk ia tempati sebelum ia menikah.Itu memang satu keharusan pengantin wanita dan pengantin pria tak boleh bertemu dulu sebelum menikah alias dipingit.

Kevin mengepak beberapa stok pakaiannya ke koper.Hal itu tak luput dari perhatian Kanza yang mengikutinya ke kamar.

"Daddy mau pelgi?",tanya Kanza dengan wajah polosnya.

Kevin menghentikan kegiatannya dan menghampiri sang putri yang duduk ditepi tempat tidur.

"Gak sayang... Daddy akan tinggal dirumah belakang.Jika Kanza dan Kenzo ingin bertemu Daddy bisa kesana saja,oke",ujar Kevin memberi pengertian pada sang anak.

"Aku mau tidul dengan Daddy malam ini,boleh?",tanya Kanza penuh harap.

"Boleh sayang...",jawab Kevin mengecup pucuk kepala Kanza.

"Asyik...makasih Daddy",ucap Kanza.

"Daddy janji akan selalu membuatmu tertawa bahagia seperti ini sayang", batin Kevin.

"Daddy sudah siap?",tanya Kanza membuyarkan lamunanku pria tampan itu.

"Sudah...mau ikut Daddy sekarang?",sambung Kevin menutup kopernya.

"Iya Daddy...",jawab Kanza.

"Ambil pakaian kamu dulu yuk.Jarak Paviliun dan rumah sedikit jauh",ujar Kevin menggendong Kanza dengan satu tangannya sedangkan satu tangannya menyeret kopernya.

"Ayo Daddy...", semangat Kanza.

"Pak...anda--

"Saya akan tinggal di paviliun di temenin putri kecilku ini",sela Kevin mencium gemas pipi Kanza.

"Geli Daddy...",gelak Kanza karena jambang Kevin mengenai pipinya.

"Mommy akan siapkan pakaian kamu sayang",ujar Ara membalikan badan menuju kamar anaknya.

"No...Mommy.Aku sudah besal jadi aku sendili saja",cegat Kanza dengan suara cadelnya.

Ara dan Kevin tersenyum mendengar ucapan sang putri yang mengatakan ia sudah besar.Padahal Ara tau Kanza tak akan bisa melakukannya sendiri karena putrinya itu sangat manja dari dulu.

"Baiklah...tapi Mommy akan melihatnya saja, bagaimana?",ujar Ara.

"Oke...oh ya Mommy Kenco mana?",tanya Kanza yang tak melihat saudara kembarnya itu.

"Kenzo sama Oma lagi membereskan kamar Nenek sayang",jawab Ara.

"Ayo Daddy kita ke kamal",ujar gadis kecil nan cerewet itu pada Kevin.

"Ayo sayang...",jawab Kevin meletakkan kopernya di depan pintu kamar putihnya lalu melangkah masuk.

Kevin menurunkan putrinya itu dan membiarkan gadis kecil itu berlari menuju lemarinya.

"Daddy...tolong ambilkan koperku!",ujar Kanza.

"Baiklah sayang...",jawab Kevin mengambilkan koper sang putri di dalam lemari.

Ara menggeleng pelan gadis kecilnya itu yang tadi katanya sudah besar bisa melakukan sendiri kini meminta tolong pada Daddy-nya.

"Telimakasih Daddy...",ujar Ara mencium pipi Kevin.

"Oh manis sekali...sama sama sayang",jawab Kevin mengacak rambut anak gadisnya itu.

Kanza hampir mengeluarkan seluruh isi lemarinya jika saja Ara tak menghentikan sang putri.

"Sayang...cukup!,biar Mommy bantu",ujar Ara mendekat pada putrinya itu tanpa ia sadari ia dan Kevin begitu saat dekat bahkan Kevin bisa mencium aroma yang memabukkan dari tubuh Ara.

"Shitt...",umpat Kevin sedikit menjauh dari Ara karena pikirannya kembali mengingat malam panas itu.

"Daddy kenapa?",tanya Kanza menbuat Ara ikut menoleh pada pria itu yang tampak sudah sangat gelisah.

"Oh tidak ada apa apa sayang",kilah Kevin.

Ara mengerutkan keningnya karena merasa Kevin tidak baik baik saja.Ia tau Kevin tengah gelisah menahan sesuatu.

"Mommy...ayo!",ujar Kanza menyadarkan Ara dari lamunannya.

Ara membereskan lemari Kanza kembali setelah selesai memasukkan pakaian yang akan di pakai Kanza selama di paviliun.

"Daddy...aku siap",ujar Kanza dengan gaya centilnya.

"Ah...ayo sayang kita ke paviliun",ajak Kevin melirik Ara sekilas tatapan mereka bertemu membuat Ara sedikit salah tingkah dengan tatapan mata elang pria milik Kevin.

Kevin membawa Kanza menuju Paviliun untuk tinggal sementara.Keduanya saling bergandengan tangan.

"Vin..."

"Dari mana aja Lo baru muncul sekarang?",ketus Kevin.

"Sedikit sibuk diperusahaan...Lo mau kamana? diusir sama Ara?",tanya pria yang tak lain adalah Dennis melihat Kevin menyeret kopernya.

"Berisik Lo...",sungut Kevin.

"Uncle juga mau ikut kita tinggal di kaviun Daddy?",tanya Kanza pada Dennis dengan logat cadelnya.

"Anak Lo ngomong apa sih?",tanya Dennis yang bingung dengan bahasa cadel Kanza.

"Makanya buruan nikah biar punya anak agar Lo ngerti bahasa planetnya anak anak",ujar Kevin.

"Ck kayak Lo udah nikah aja",skak Dennis.

"Paling tidak gue udah punya anak",jawab Kevin.

"Ya deh...kayaknya cara Lo ampuh juga tu bikin anak tanpa harus nikah",ucap Dennis.

"Sedeng Lo.Gue dari awal setelah tau Ara hamil niat nikahin dia,tapi dia nya aja yang kabur.Jadi jangan tiru cara gue, paham Lo",sungut Kevin.

"Ayo Daddy jangan belantem telus",ujar Kanza menarik tangan Kevin.

"Dengarkan tuh apa kata anak Lo",ledek Dennis.

"Kayak Lo ngerti bahasa anak gue aja",kesal Kevin.

"Sedikit dikit gue ngerti kali",jawab Dennis.

"Daddy...ikut!"

...****************...