Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. Kebakaran Yang Membuat Aryo Stress
Malam Harinya, Zayn dan Zavier serta Akbar sang asisten jalan-jalan ke pusat Kota, tepatnya disebuah alun-alun dengan berjejer para penjual yang menjajakan berbagai macam makanan. Zayn yang memakai celana jeans dipadukan dengan kaos putih memakai sepatu abu-abu dan topi putih yang bertengger di kepalanya membuat ketampanan Zayn mempesona siapa saja terutama kaum Hawa yang melihat.
Zavier sendiri tak kalah keren outfit yang Ia kenakan, sama seperti Zayn cuma Ia memakai kaos abu-abu saja ditambah kaca mata dan kumis tipis serta sedikit jenggot yang berada di bawah bibirnya agar tidak terlihat sama wajahnya dengan Zayn. Hanya Akbar yang memakai celana jeans pendek dan kaos putih serta topi namun Akbar juga tak kalah tampan dari kedua bosnya itu.
Mereka bertiga berjalan dengan santai di alun-alun Kota, ketiganya berjalan dengan cool dan terlihat dingin membuat siapapun yang melihat terpesona. Zavier dan Zayn serta Akbar ingin menjernihkan pikiran mereka, jarang sekali mereka untuk keluar ke tempat umum meskipun hanya sekadar jalan-jalan santai, sekali nya ketempat umum pasti berkaitan dengan bisnis. Banyak yang mengenal cicit dari almarhum Tuan Iskandar ini apalagi pedagang disekitar alun-alun, semua melihat dengan kagum karena diusianya yang masih muda ini sudah sukses dan memiliki banyak prestasi.
"Lihat itu..keren sekali Dia." Bisik salah satu pembeli yang sedang mengantri teh susu.
"Oh, itu kan pemilik Hotel yang di pusat Kota sana yang terkenal itu lho, yang beberapa Hari lalu Kakek Buyut nya meninggal." Temannya berkata sambil menyeruput teh susunya.
"Asistennya juga tampan itu mbak, ini teh nya." Kata penjual sambil menyodorkan minuman.
"He'e, semua tampan memang..yang pakai kumis itu siapa ya, kok baru lihat Aku biasanya Tuan Zavier kemana-mana cuma berdua sama Asistennya."
"Mungkin temannya kali, coba nanti Aku tanya sama tanteku mungkin Dia tahu." Berkata dengan masih memandangi punggung ketiga pria tampan tersebut yang sudah semakin menjauh.
"Betul-betul, Tantemu kan manajer di sana." Sahut yang satunya.
Sepuluh menit sudah mereka jalan-jalan sambil mengobrol dan diselingi candaan karena setiap Hari berkutat dengan setumpuk pekerjaan maka kali ini mereka keluar hanya untuk menikmati malam dan angin segar, sama sekali tidak memikirkan pekerjaan ataupun masalah yang lain, ketika melewati di bangku-bangku taman banyak muda mudi ber pasangan saling memadu kasih, ketiga pria jomblo itu melihat dengan iri.
Melihat bangku-bangku taman yang berisi muda mudi yang memadu kasih Zavier yang berjalan dengan kedua tangan masuk ke saku celana begitu juga Zayn itu langsung teringat dengan seseorang yang sama-sama mereka sukai. Rasa kangen mereka seketika muncul dengan senyuman manis dari Thalia.
"Huft...beli bakso saja yuk Zayn." Zavier menarik nafas berat berkata dengan memicingkan mata.
"Nantilah didepan sana saja, kalau kangen samperin saja kekontrakanya." Ucap Zayn yang mengetahui apa yang dipikirkan.
"Senyumnya itu lho, manis sekali perempuan yang kukenal semuanya melihat harta yang kumiliki tapi Dia...Dia berbeda, sama sekali tidak memikirkan harta yang Ia pikirkan hanya mencari uang untuk kesembuhan almarhum Ibunya." Zavier berkata dengan penuh senyuman.
"Benar...saat Aku bertemu dengannya pertama kali Aku mengetahui bahwa hidupnya selama ini berat." Sahut Zayn.
"Huft.... iya-iya yang punya gebetan." Sinis Akbar Ia berkata dengan mulut yang dilipat.
"Anjay, tu mulut sampai basah gitu." Ucap Zayn ketika melihat ada yang sedang ciuman di pojokan dengan perasaan jijik.
"Haha, dasar nggak tahu malu di tempat umum juga, tapi....masih basah saat kulumat bibirnya yang ranum itu Zayn." Sinis Zavier.
"Aku nggak berani melakukan yang lebih Zavier Aku cukup puas hanya berada disampingnya dan memeluknya." Berkata sambil tersenyum.
"Aaarghh, jiwa jombloku meronta-ronta mendengarnya... jangankan ciuman kaya gitu pegangan tangan saja dengan perempuan Aku belum pernah, seharusnya nggak usah datang kesini lah." Gerutu Akbar berteriak sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
"Hahaha.. Kamu kan yang ngajak." Sindir Zavier sambil tertawa.
"Hehehe.. sabar." Zayn tertawa lepas sambil merangkul Akbar menepuk bahunya pelan.
"Makan bakso diujung saja yuk dari tadi dah muter-muter ketemunya orang pacaran semua." Ujar Zavier sambil menunjuk sebuah warung bakso yang rame.
Zavier dan Zayn menertawakan tingkah Akbar, karena memang Dia adalah jomblo sejati sama seperti kedua bosnya, tapi kedua bosnya ini tidak sepenasaran Akbar karena mereka sekarang mempunyai seseorang yang disukai entah sampai kapan rasa itu di pendam dan juga sampai sekarang Thalia gadis baik hati yang mereka sukai belum tahu bahwa disukai oleh si kembar.
****************
Di tempat lain, Aryo kini sedang terkejut dan terlihat amat sangat marah, setelah tadi siang di buat geram oleh Zavier yang asli dan juga seharian Ia menjadi jengkel, belum mereda kemarahannya sekarang dibuat marah lagi karena salah satu ladang ganja miliknya terbakar sampai habis bahkan api dan asap yang ditimbulkan menimbulkan banyak perhatian terutama aparat dan damkar karena kebakaran semakin meluas ke arah hutan.
"Bos! Lahan ganja milik bos yang ada di Desa mati dibakar oleh seseorang, Kami kewalahan bos untuk menjinakkan api nya, uhuk-uhuk-uhuk." Salah satu anak buah Aryo melaporkan sambil batuk-batuk karena terkena asap.
"Apa!!!!! Bodoh sekali kalian, kenapa bisa kecolongan, cepat padamkan agar tidak di ketahuan." Aryo berkata dengan suara yang menggelegar.
"Ini sedang diusahakan Bos, cepat-cepat selang air nya." Berkata dengan panik.
"Bos..apinya semakin membesar dan melebar disebelah sini, kami terkepung api!" Anak buah yang lain yang berada di ujung berteriak.
"Aaaaaa.......!!!!! Panaaaas!!!" Beberapa anak buah yang terkepung berteriak karena dilalap api.
"Halo-halo!!!!" Aryo panik karena mendengar suara teriakan.
"Bos! Anak buah Kita yang terjebak dilalap sijago merah." Berkata sambil berurai air mata dan sambungan telepon segera terputus.
"Liu-liu-liuuuu..."
"Wiu-wiu-wiu...."
Polisi dan Damkar segera tiba dilokasi kebakaran, mereka mendapat telepon dari seseorang misterius yang melaporkan bahwa ada kebakaran di Desa mati dan mulai merambat ke hutan dan saat di selidiki terlihat dari kejauhan asap hitam yang membumbung tinggi dan berwarna merah. Seorang misterius tersebut tentu saja adalah orangnya Zavier. Anak buah Zavier tersebut juga melaporkan terkait ladang ganja yang saat ini sedang terbakar.
Polisi yang datang segera meringkus beberapa anak buah Aryo yang masih tersisa, mereka hanya bisa pasrah karena sudah lemas saat mengetahui beberapa temannya terjebak api dan terbakar hidup-hidup. Tiga mobil Damkar yang tiba segera memadamkan api, tiga jam kemudian api sudah bisa dijinakkan beruntung baru seperempat dari hutan yang terbakar jadi dengan cepat api bisa dijinakkan.
Lahan ganja milik Aryo yang hanya satu hektar itu kini ludes dilalap sijago merah, Aryo tentu saja merugi besar dan juga terancam jika nanti anak buah nya mengaku maka Ia akan tertangkap karena yang ditanam adalah barang haram yang dilarang pemerintah. Sebelumnya Aryo merasa tenang karena lahan yang cuma satu hektar itu cukup tersembunyi berada di dekat hutan yang masih asri di sebuah Desa mati yang sudah tidak ada siapapun yang menjamahnya. Namun karena kedatangan nya ke hotel milik Zavier kala itu dan juga saham Kakek Buyut yang sudah beralih ketangannya jadi si kembar yang geram mulai melancarkan pembalasan kepada nya dan yang tidak diketahui oleh Aryo adalah pergerakannya yang setiap saat diketahui oleh sikembar.
"Siaalan!!! Brakkk." Berteriak dengan suara yang menggelegar Aryo menggebrak meja dengan keras.
Pembalasan dari Zavier dan Zayn tidak hanya sampai disitu saja, mereka yang sudah geram dengan Aryo seminggu kemudian melancarkan aksinya lagi. Lewat bodyguard nya gudang pembuatan obat terlarang sekaligus gudang senjata yang tidak memiliki izin juga dibakar habis tak tersisa, anak buah Aryo juga tertangkap, meradanglah Aryo kini karena bisnis yang Ia jalankan termasuk baru jadi belum mendapat banyak keuntungan dan malah sekarang habis terbakar tetapi masih ada dua lahan ganja lagi yang belum di ketahui pihak berwajib namun karena ada kenalan Zayn di kepolisian jadi nanti dengan mudah akan ditemukan.
"Hahaha, rasakan!" Zayn yang sedang duduk di meja kerjanya tertawa puas saat melihat berita di tv tentang peristiwa kebakaran lahan dan gudang milik Aryo.
"Ini berkas yang perlu ditandatangani Bos." Akbar masuk dan menyerahkan dokumen Ia berkata dengan nada formal karena sedang dalam suasana kerja.
"Oke, bagus kerjamu Akbar selanjutnya biar temanku di kepolisian yang akan bekerja." Berkata dengan tegas sambil menandatangani sebuah berkas.
"Siapa dulu Akbar gitu loh.'' Berkata dengan senyum lebar sambil membenarkan kerah bajunya yang sudah rapi.
Disebuah Apartemen Zavier juga tak kalah senang saat melihat salah satu berita di tv Ia tersenyum puas.
"Bisakah Kamu tertawa sekarang Aryo, hahaha..." Ucap Zavier dengan senyum menyeringai.
**********
"Aaaaaaaarrrgghhh......siapa yang berani mengusikku!!" Aryo menggeram marah di meja kerja ruangannya.
"Halo, tolong dibungkam mulut mereka agar tidak mengaku, bilang bahwa akan ku berikan sejumlah uang kepada keluarganya asalkan tidak mengaku." Ucap Aryo melalui sambungan telepon.
"Maaf Aryo, Aku tidak bisa bergerak membantumu kali ini jika ketahuan Aku bisa celaka " Ucap salah satu oknum polisi yang termasuk kaki tangannya Aryo Ia berkata dengan berbisik agar tidak ketahuan.
"Halo...halo..." Sambungan telepon terputus.
Aryo sekarang nampak stres karena masalah yang dihadapinya datang bertubi-tubi, Ia tidak fokus sekarang untuk bekerja. Pekerjaan nya terbengkalai asistennya pun tidak bisa menghendel karena Ia sibuk untuk mencari cara agar bos nya aman.