Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35. Seorang Wanita Bernama Chika
Keesokan paginya Zavier dan Sakti serta tiga anggota polisi lainnya melakukan rapat dengan kepala polisi dan timnya di salah satu ruangan yang ada di kantor polisi tersebut. Sakti segera menjelaskan kronologi nya dan semua kasus yang terkait dengan Aryo termasuk mengenai kasus beberapa tahun silam yang kini telah dibuka kembali. Berkat dukungan dari Christian, Sakti memperoleh kemudahan, dan saat itu juga dibentuk sebuah tim untuk pencarian Aryo.
Bukti juga sudah Sakti kantongi karena memang Aryo ada dibalik kematian Kenanga Istrinya dan bukti juga sudah mengarah kesana tinggal menangkap Aryo saja, bukti yang belum kuat hanya saat terbunuhnya Indah saja, namun pihak polisi curiga ada keterlibatan orang kepolian yang kini juga masih diselidiki tentang siapa Anak buah Aryo yang berada di kepolisian tersebut. Dan juga kasus Aryo yang baru kemarin terjadi akan segera tuntas asal Aryo ketemu.
Sakti dan beberapa anggota yang lain merasa senang karena bakal mudah nanti menemukan Aryo, adanya Melisa pasti ada Aryo juga hal itu yang saat ini Sakti dan timnya fikir. Zavier merasa tenang karena Sakti sudah ada akses dalam melakukan pencarian Aryo Ia kemudian memutuskan untuk kembali saja dan meninggalkan Sakti serta anggotanya, tentu saja karena Zavier kangen dengan Thalia.
"Aku besok pagi pulang ya? Kalian kan sudah ada tim yang membantu, kalau ada apa-apa hubungi saja." Ucap Zavier sambil mengepak bajunya ke dalam sebuah koper.
"Bilang saja Kamu cemas kalau Dia diapa-apain sama Zayn hehehe." Ejek salah satu anggota.
"Eh, Dia belum tahu kan kalau kalian ini kembar, selain Kami dan Ayahmu siapa lagi yang tahu Zavier?" Tanya Sakti.
"Um, nggak ada...kalau Zayn lebih ke nyaman dekat dengannya meskipun ada rasa Dia juga belum apa-apa in, tapi...entahlah besok Kita mengaku atau tidak, yasudah ya Aku tidur duluan besok pesawatnya jam enam pagi soalnya." Alasan Zavier menyudahi percakapannya.
"Tunggu dulu, um... belum diapa-apain? Lalu...Kau." Tanya anggota yang lainya namun belum sempat melanjutkan perkataannya sudah disahut Zavier duluan."
"Buang pikiran kotormu itu jauh-jauh! Dia tidak semurah yang Kau bayangkan, Aku sama sekali belum memakai nya, hehe..meskipun Aku ingin ketika sudah melihat bibir ranumnya." Sahut Zavier dengan tegas sambil menyeringai dan tertawa sumbang ketika mengetahui isi pikiran nya.
"Hahaha, banyak gadis kaya yang mendekatimu Chika mungkin salah satunya Dia cantik dan sexy Aku dengar Dia cinta mati denganmu, apa yang membuatmu tertarik dengan si Thalia itu ketimbang Dia, bukankah tinggal di Negara ini juga." Satu anggota lain juga bertanya dengan dahi mengkerut.
"Huft, semua yang dekat denganku hanya ingin uang dan ketenaran ku saja, Aku sudah muak dengan Wanita seperti itu, lagi pula Chika bekas orang banyak karena pergaulannya yang bebas terakhir kudengar Dia keluar Negeri ketika Aku memutuskan pindah dan menolaknya, entah sudah kembali apa belum, sudah Aku mau tidur." Ucap Zavier sambil merebahkan diri.
"Oke." Semua menjawab hampir bersamaan.
Zavier berbaring di ranjang empuk dengan pandangan keatas sebuah senyum terukir dan kemudian terlelap. Suasana menjadi hening karena yang lainnya juga sudah terlelap, Sakti dan anggota yang lainnya harus menyiapkan tenaga yang fit buat esok Hari, karena besok adalah Hari pertama mereka menyelidiki dan memburu Aryo.
Keesokan paginya, sekitar jam lima. Zavier sudah dalam perjalanan menuju sebuah Bandara Internasional dengan sebuah taxi dan lima menit kemudian Ia sampai, Zavier berjalan dengan cool dengan menyeret sebuah koper Ia kemudian duduk menunggu untuk masuk kedalam pesawat. Tak lama kemudian terdengar suara dan Zavier pun bangkit dan berjalan kemudian duduk di kursi viv dengan nyaman. Tanpa Zavier ketahui ada seorang perempuan yang mengenalnya dan satu pesawat dengannya meskipun beda tempat duduk, Wanita itu tersenyum senang karena dapat bertemu dengan Zavier laki-laki yang diimpikannya.
"Oh, itu bukannya Zavier Kamu masih sama seperti yang dulu cool dan ganteng, ishh dada bidang itu membuat ku bergetar, eh..nanti saja lah kalau sudah turun kali ini Aku harus mendapatkanmu." Ucap seorang Wanita itu dalam hatinya dengan sorot mata yang tajam memandang Zavier dari belakang.
Wanita itu bertekad akan dengan gencar mendekati Zavier, Salah satu faktor utamanya ya harta yang dimiliki oleh Zavier. Pesawat itu terbang selama dua jam dan selama itu pula Chika tak hentinya mencuri pandang kearah Zavier matanya melirik kesamping meskipun yang terlihat hanya sedikit rambut dan sebagian wajahnya saja.
Dua jam berlalu dan pesawat itupun mendarat, Chika membuntuti Zavier yang tengah berjalan dengan langkah yang cepat karena Zavier melangkah dengan cepat juga, namun Chika dengan high heelsnya kalah hingga sedikit tertinggal dibelakang namun Ia masih kekeh untuk mengejar Zavier. Ditangan Zavier telah siap sebuah masker yang akan Ia kenakan, karena Ia tidak mau dikenali oleh siapapun karena mungkin ada yang tadinya telah bertemu dengan Zayn dan kemudian berpapasan dengannya sehingga Ia meminimalisir kecurigaan. Di depan telah menunggu Akbar yang sedang berdiri bersiap membukakan pintu, Ia sudah bersemangat dari semalam untuk menjemput Bosnya yang terasa sudah seperti seorang Saudara, yang terpenting Ia bosan dengan Zayn yang banyak bicara. Akbar menyapanya dengan ramah dengan sebuah senyum yang terulas, bibirnya nyengir memperlihatkan giginya yang berbaris rapi.
"Tu gigi bisa kering Akbar kalau nggak keburu mingkem." Ujar Zavier yang melangkah mendekat dan melihat gigi Akbar dari kejauhan.
"Hehehe, Akhirnya Kau pulang juga." Jawab Akbar sekenanya.
"Zavier! Hah-hah." Chika berteriak memanggil Zavier yang akan masuk kedalam sebuah mobil Ia terengah-engah mendekatinya.
''Chika! Zavier sedikit terkejut.
"Iya ini Aku, Kamu jalannya cepet banget tadi dipesawat Aku melihatmu mau menyapa nggak jadi." Ucap Chika dengan nada lembut yang agak dibuat-buat.
"Kita satu pesawat ya, mm.. Maaf Aku nggak melihatmu, maaf Aku buru-buru ada rapat soalnya." Ucap Zavier singkat lalu Ia masuk kedalam mobilnya.
"Tap-tapi, Zavier?!" Chika merengek.
"Cepat Akbar." Ujar Zavier setelah akbar menghidupkan mesin mobilnya.
"Oke..Masih ilfil saja Kamu Zavier? Kayaknya Dia bakal intens nih deketin Kamu, siap-siap Thalia bakal kesaing." Ledek Akbar.
"Wanita bekasan orang kok, tentu saja Aku ilfil lagi pula diotaknya hanya harta dan otong aceng doank, beda dengannya." Ucap Zavier sekenanya sambil tersenyum membayangkan Thalia.
"Terserah Kamu saja, Aku juga nggak menyukainya Dia terlalu agresif sebagai perempuan, ingat tidak dengan foto mesum Dia yang tidak sengaja tersebar tapi mungkin sengaja kali tersebar hehehe." Kata Akbar mengingatkan.
"Oh itu, dasar! bisa-bisanya menyuruh orang mengedit dan mengganti mukanya dengan mukaku... sudah jangan bahas Dia buat kesal saja." Zavier berkata dengan sedikit kesal.
"Hehehe." Akbar hanya tertawa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang penuh.
Akbar mengantar Zavier menuju apartemen nya dan kemudian menyusul Zayn yang kini sedang menggantikan Zavier rapat. Zayn yang duduk dikursi terlihat bosan mengikuti rapat pagi itu, Ia sudah mulai jenuh dengan aktivitas perhotelan, yang ada difikiranya hanya Thalia dan ingin ngobrol dengannya dan membuat Zayn bengong.
"Bagaimana Pak Zavier?!" Tanya seorang manajer Hotel.
"Pak." Zayn yang bengong belum menjawab
"Bos." Akbar yang telah tiba lalu masuk menuju ruang rapat kemudian menyapa Zayn sembari menepuk bahunya.
"A..ah iya?! Mm..Kita tunda dulu rapatnya untuk Minggu depan, Saya sedikit nggak enak badan." Ucap Zayn singkat kemudian berjalan keluar.
"Ya." Semua yang ikut rapat menjawab dan mengangguk dengan beribu pertanyaan yang membuat nya heran.
"Ahh..ditunda lagi, sering banget ditunda terus." Keluh salah satu staf.
"Iya." Beberapa staf juga mengiyakan sambil membereskan berkasnya.
Zayn satu Minggu ini memang sering bengong ketika rapat karena Ia merasa bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, Zayn keseringan bengong dan saat ditengah-tengah rapat sering dengan tiba-tiba menyudahi rapat yang tengah berlangsung, untungnya bukan rapat bersama klien jadi meskipun dibatalkan sepihak tidak akan menjadi masalah.