NovelToon NovelToon
Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.

Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.

Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.

Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.

Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.

Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?

Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PPKYT 035. Menemukan Fakta di Kamar Andreas

Dalam pikiran Stephanie Grayden, meski Andreas mendapatkan penindasan di rumah ini, akan tetapi setidaknya dia tinggal dan tidur di tempat alias kamar yang bagus dan layak meski dalam benaknya tidak sebagus kamar Leonard.

Namun begitu dia mulai menuruni tangga menuju bunker atau gudang bawah tanah, tentu saja dia terkejut heran. Bibi Sarah katanya hendak mengantarnya ke kamar Andreas.

Tapi kenapa mereka malah pergi ke gudang bawah tanah? Apakah di sini tempat tinggal Andreas selama ini?

Dengan ragu, Stephanie bertanya penasaran.

"Kamu hendak membawaku ke mana, Bibi Sarah? Ini gudang bawah tanah!"

Bibi Sarah cuma menoleh sebentar tanpa menjawab pernyataan majikan mudanya itu. Dia terus saja berjalan yang diikuti oleh Stephanie yang masih heran bercampur bingung.

Dan begitu mereka sampai di ruangan agak sempit, tempat tinggal Andreas selama ini, barulah Bibi Sarah menjawab pertanyaan Stephanie tadi.

"Di sinilah Tuan Muda Andre tinggal selam ini, Nona Stephy...."

Tidak bisa tidak Stephanie langsung terkejut, amat terkejut. Tempat yang agak sempit dan pengap ini, malah Andreas tinggal di sini!

Seorang Leonard yang sebagai anak angkat dalam keluarga Grayden, malah mendapatkan fasilitas yang mewah dari Hendrick Grayden, mendapatkan kamar yang begitu luas dan amat nyaman.

Sedangkan seorang Andreas, seorang keturunan asli leluhur Grayden, darah daging Hendrick Grayden, tapi mendapatkan fasilitas yang jauh..., amat jauh dari kelayakan.

Seperti kata Bibi Sarah, bahkan tempat tinggal para maid jauh lebih layak dari pada tempat pengap ini, gudang bawah tanah.

Stephanie duduk terpekur di atas kursi rusak di dalam ruangan itu, memikirkan sebuah fakta yang membuatnya tercengang tidak percaya kalau saja dia tidak melihat secara langsung.

Sambil Stephanie merenungkan tentang nasib malang Andreas, Bibi Sarah menuturkan tentang berbagai kemalangan dan tindakan pilih kasih yang dialami oleh Andreas selama tinggal di rumah Hendrick Grayden.

Kalau begitu, tindakan Andreas meninggalkan rumah ini, keputusannya memutus hubungan keluarga dengan keluarga yang sudah menganiayanya selama ini adalah keputusan yang tepat, seperti perkataan Bibi Sarah di akhir penuturannya.

Sementara itu, selagi Stephanie masih terpekur diam memikirkan nasib malang Andreas, tiba-tiba Bibi Sarah menyerahkan sebuah benda persegi empat seperti bingkai lukisan yang masih terbungkus kertas warna putih kepadanya.

"Ini hadiah ulang tahun dari Tuan Muda Andre yang belum sempat diberikan kepada Anda, Nona Stephy," ucap Bibi Sarah bernada sopan dan hati-hati.

Sontak Stephanie kembali terkejut mendengar ucapan Bibi Sarah barusan. Menatap benda persegi empat yang masih di tangan kepala maid itu sembari pikirannya melayang ke sekitar tiga bulan lebih yang lalu.

Dia pernah meminta lukisan dirinya kepada Andreas jika mau memberinya hadiah ulang tahun. Lukisan yang amat cantik dengan mengenakan gaun pengantin yang terindah.

"Saya sudah beberapa kali membujuk Tuan Muda Andre untuk segera menyerahkan kepada Anda," tutur Bibi Sarah lagi, "tapi Tuan Muda masih enggan. Takut jika Anda tidak sudi menerimanya lantaran tidak sesuai dengan permintaan Anda...."

Sejenak Stephanie mengalihkan pandangannya kepada Bibi Sarah. Lalu tak lama kembali menatap bingkai persegi empat yang masih di tangan Bibi Sarah.

★☆★☆

Kemudian dengan perlahan Stephanie mengangkat kedua tangannya meraih benda persegi empat yang berbentuk seperti bingkai lukisan itu. Mengamati sejenak sisi yang terdapat tulisan kata 'DEPAN'. Lalu membalikkan untuk melihat sisi yang lain yang juga terdapat tulisan dengan kata 'BELAKANG'.

Lalu, setelah mengembalikan posisi sebagaimana Bibi Sarah menyerahkannya tadi, dia bertanya ragu pada kepala maid itu yang sudah mundur satu langkah dari hadapannya.

"Ini benar lukisan diriku, Bibi?"

"Sebaiknya Anda segera melihatnya, biar Anda tidak penasaran, Nona," malah Bibi Sarah menganjurkan untuk melihat isi bingkai itu ketimbang menjawab pertanyaan Stephanie.

Padahal dia sudah tahu kalau bingkai lukisan itu memang terlukis tentang diri Stephanie.

Stephanie tidak mau lagi mengamati terus keadaan luar bingkai yang terbungkus kertas putih itu. Segera dan sedikit cepat dia membuka bungkusan kertas bagian sisi yang terdapat tulisan 'DEPAN' dengan hati-hati.

Kertas bungkusan bingkai lukisan dibuang begitu saja oleh Stephanie di lantai keramik berdebu seakan tanpa sadar. Karena netra matanya dan pikirannya terpusat secara penuh terhadap lukisan yang tertuang dalam bingkai itu.

Di dalam bingkai segi empat itu memang tertuang lukisan tentang dirinya, diri Stephanie yang mengenakan gaun pengantin warna putih.

Jika Bibi Sarah tidak mengatakan kalau gambar yang tertuang dalam bingkai itu adalah lukisan, Stephanie akan menyangka bahkan, yakin kalau gambar yang tertuang di situ adalah foto atau potret dirinya yang mengenakan gaun pengantin.

Lukisan itu nyaris asli, seperti bukan lukisan. Itulah makanya Stephanie sempat menyangka kalau lukisan itu adalah foto dirinya yang dipotret dengan menggunakan kamera terbaik.

Lukisan dirinya yang tertuang di situ memang amat cantik, dan gaun pengantin yang dia kenakan begitu indah, amat amat indah.

Stephanie belum pernah melihat gaun pengantin model seperti itu di dunia nyata, apalagi pernah membuatnya. Padahal dia merupakan salah seorang desainer busana yang hebat yang biasa membuat gaun pengantin.

Bahkan gambar wajahnya dalam lukisan itu dia merasa lebih cantik dari pada wajah aslinya yang nyata.

Bagaimana bisa seorang Andreas yang dipandang sebelah mata oleh orang-orang bisa membuat maha karya yang begitu sempurna seperti ini.

Dia dan seluruh keluarganya menganggap Andreas tidak bisa apa-apa, namum ternyata dia bisa membuat sebuah maha karya yang luar biasa.

"Tuan Muda Andre tidak mudah menciptakan lukisan secantik dan seindah itu, Nona Stephy," tutur Bibi Sarah mengungkapkan, "meskipun dia ahli dalam melukis."

"Butuh lima kali mengalami kegagalan barulah Tuan Muda bisa mencapai hasil yang memuaskan seperti itu," lanjut Bibi Sarah, "bahkan di akhir pembuatan yang mencapai hasil seperti itu, Tuan Muda tidak makan sama sekali."

"Pikirannya hanya fokus untuk membuat karya terbaik seperti yang Anda inginkan...."

"Itu pun karya secantik dan seindah itu Tuan Muda masih enggan untuk menyerahkan kepada Anda... karena takut Anda menolaknya karena tidak sesuai keinginan Anda, Nona...."

Hati Stephanie yang masih dirundung kesedihan, mendengar semua penuturan Bibi Sarah barusan, hatinya kini semakin sedih yang berpadu dengan keharuan yang amat mendalam.

Andreas ternyata benar-benar mengorbankan dirinya, mengorbankan waktunya, mencurahkan pikirannya dan kehebatannya, benar-benar mencurahkan, demi menghasilkan sebuah maha karya yang amat sempurna ini.

★☆★☆

Hati Stephanie tidak bisa lagi menahan kesedihan dan keharuan yang terpenjara dalam perasaannya. Kini rasa itu seketika meledak menjadi tangis yang cukup keras.

Meneriakkan penyesalan dan rasa bersalah yang mendalam, amat mendalam... dalam ledakan tangis yang begitu memilukan.

Maha karya yang indah dan cantik itu didekapkan ke dalam dadanya yang bergemuruh cukup kencang, perlahan. Dipeluk lukisan itu dengan erat nan lembut, seolah memeluk Andreas, sang pelukis seakan hendak mencurahkan kasih sayangnya kepada seorang adik yang selama ini dia abaikan.

Tangisnya semakin meledak histeris mana kala mengenang lagi nasib malang Andreas selama tinggal di kediaman Hendrick Grayden.

Penindasan dan perlakuan tidak adil yang didapat oleh Andreas terus terngiang-ngiang dalam alunan tangisnya yang semakin pilu semakin mengharukan.

Sementara Bibi Sarah kini sudah terduduk di lantai. Jangan dibilang, wanita paruh baya itu juga sudah larut dalam kesedihan. Meski tangisnya tidak meledak seperti Stephanie, tapi air matanya sudah menganak sungai di pipinya yang sudah tampak keriput.

Stephanie terus saja menangis seakan tidak mau berhenti dan tidak boleh ada yang menghentikan.

Seketika ingatannya tentang Andreas yang sekarat di sore itu melintas dalam pikirannya. Demi mengingat itu tiba-tiba tangis keras Stephanie berhenti seketika bagai direnggut setan.

"Bibi Sarah, kamu masih ingat kejadian sewaktu kami mengantar Leon ke rumah sakit pada sore hari?" ucap Stephanie tanpa melihat Bibi Sarah. Dia malah menatap ke depan dengan pandangan kosong.

"Masih, Nona," sahut Bibi Sarah dalam tangisnya.

"Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Stephanie beralih menatap tajam pada Bibi Sarah. Kedua mata dan wajahnya masih dibasahi air mata.

"Saya dan Pak Josep tidak tahu persis kejadian awalnya," sahut Bibi Sarah menuturkan. Sementara kepalanya masih tertunduk dalam. "Hanya saja waktu itu kami melihat Tuan Muda Andre sudah seperti orang mati...."

"Seluruh tubuh dan wajahnya sudah pucat bagai mayat," lanjutnya dengan mimik ngeri bercampur sedih. "Tentu saja waktu itu kami bingung dan panik, tidak tahu harus berbuat apa. Tapi akhirnya kami membawa Tuan Muda ke kamarnya ini...."

"Kami sudah meyakini kalau Tuan Muda Andre sudah meninggal waktu itu entah dengan sebab apa. Tapi kami waktu itu serba salah, hingga kami tidak bisa berbuat apa-apa...."

"Tapi... keanehan terjadi waktu jam delapan malam, tubuh Tuan Muda Andre tiba-tiba bergerak, Tuan Muda hidup kembali...."

Mendengar semua penuturan Bibi Sarah barusan Stephanie kembali menangis keras.

Dia masih ingat, sebelum kejadian itu Andreas terus dipukul dengan keras oleh papanya. Dan dia masih ingat Andreas tengah sekarat seperti hendak mati.

Lalu setelah itu Andreas memang benar-benar mati?

Mengingat kejadian mengerikan itu dan pikiran bahwa Andreas telah mengalami kematian, Stephanie langsung menjerit histeris.

"Aaaa....!"

Setelah itu dia tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya, karena dia langsung pingsan.

★☆★☆★

1
Oktavian Nugroho
jasad matamu
Sunaryati
Kirain tidak dilanjutkan Thoor, tambah up nya. Ternyata Leonard pandai berkamuflase dan sikap manipulatifnya belum terlihat oleh keluarga Grayden. Selalu sukses Ndre. Jika penyesalanmu benar berusahalah dengan keras Stephanie agar dapat maaf dari Andre.
Adhie: sorry... author rada rada eror...
insyaa Allah tetap dilanjutkan...
total 1 replies
Anonymous
Ini mah seperti film pendek cina lupa judulnya apa hampir sama persis
Adhie: apa judulnya mazeh
total 1 replies
Anonymous
Kecewa 😞
Pratama windra
dendam yang membara
Yuan Li
Hendrik kamu melepas kan singa muda demi ayam kampung yg kamu pungut.....karma mulai berjalan Hendrik....
Fatimah Bajari
thor gak sabar ni
Fatimah Bajari
gk sabar nih nunggu lanjutan nya
Adhie: sabar mbak e...
total 1 replies
Amina Amina
lanjut
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Sunaryati
Baguslah jika persusahaan Anderson dilepas perusahaan induk, malah kedepanya mudah- mudahan perusahaan Anderson semakin besar, kuat, dan berkembang pesat melebihi perusahaan induk keluarga nya.
Arafami
teruskan balas dendammu Andreas buat mereka bertekuk lutut🔥🔥
Sunaryati
Lanjuut benar-benar semakin seru. Ayo, tekan terus Hendick dan antek- anteknya. Sepertinya Hendrick juga belum merasa jika ada musuh dalam selimut di rumah dan perusahaannya.
Adhie: siaaap... mbak e
total 1 replies
Arafami
lanjutkan balas dendammu Andreas🔥🔥
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Fatimah Bajari
thor lanjuuuuttttt 👍❤👍👍👍
Adhie: lanjut kaka...
total 1 replies
Fatimah Bajari
lanjut thor
Adhie: lanjut....
chapter 39 tunggu up ya
total 1 replies
Fatimah Bajari
mampus wiliam baru nyaho
Adhie: tenang kaka, biar pak william ambil napas dulu akibat diserang oleh andreas....
lihat saja chapter berikutnya ya...
total 1 replies
Fatimah Bajari
kerennnn
Adhie: terima kasih kaka...
total 1 replies
Sunaryati
Tujuan Tuan Anderson memang benar akan memisahkan diri, Franklin memang punya insting yang peka namun tak ada yang merespon, maka yang akan datang nikmati kekalahan- kekalahan kalian oleh perusahaan Anderson.
Adhie: maju terus mbak e
total 1 replies
Arafami
update terus Thor🔥🔥
Adhie: siap... bossku...
total 1 replies
Arafami
novel yang bagus ✍️🔥
Adhie: terima kasih....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!