Update Sebulan Sekali (Opsional)
Local Galactic Group, dimensi yang menjadi ajang panggung pertarungan para dewa dalam siklus pengulangan abadi. Noah, penguasa tanah surgawi harus menghadapi rivalitas abadinya, Arata, Dewa Kegilaan akan tetapi ia perlahan menemukan dirinya terjebak dalam kepingan-kepingan ingatan yang hilang bagaikan serpihan kaca. The LN dewa pembangkang yang telah terusir dari hierarki dewa. Mendapatkan kekuatan [Exchange the Dead] setelah mengalahkan dewa Absurd, memperoleh ayat Geyna sebagai sumber kekuatan utama. 'Exchange the Dead' kemampuan untuk menukar eksistensi dan mencabut jiwa sesuka hati, mampu menukar kematian ribuan kali, menjadikannya praktis tak terkalahkan menguasai kitab ilahi Dathlem sebagai sumber kekuatan tambahan menciptakan makhluk-makhluk rendah dengan satu bakat sihir sebagai perpanjangan kekuasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pewaris Energi Suci Leluhur: 1 Vs 99+ Dewa Suci
Archangel berjalan perlahan-lahan semakin mendekat sementara Leherdic mundur merangkak.
"Tidak ada kah cara untuk mengalahkannya," tanya Leherdic pada hatinya sendiri yang ragu.
"Aku adalah pemimpin tertinggi diantara dewa suci. Sejak awal menang dariku sangatlah mustahil bagi dirimu, semoga di pengulangan berikutnya kau tidak lagi melakukan kesalahan menjadi pembangkang."
"Berisik! Akan aku pastikan dunia ini adalah kuburan bagi kalian semua" saat Leherdic teriak sementara Archangel semakin mendekat dia melihat kilauan dari atas langit terlihat jelas sekitar 67 dewa suci menyaksikan.
Namun tepat saat Archangel Ariel hendak mengayunkan pedang cahayanya yang mematikan, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Darah yang telah tumpah dari tubuh Leherdic mulai berpendar dengan cahaya murni yang mengerikan.
"Apa...?" Ariel menghentikan gerakannya, merasakan perubahan energi yang mencekam.
Leherdic tertawa terbahak-bahak meski darah masih mengalir dari mulutnya. "Kau pikir aku akan datang kesini tanpa persiapan? Kau tidak mengerti pedang Shighmesta adalah satu hal yang paling diunggulkan aku, dangan kekuatan meramal dari pedang ini aku bia menang telak!"
Tubuh Leherdic yang sebelumnya terluka parah mulai pulih dengan kecepatan yang tidak wajar, mari kita mulai ulang dengan pedang yang tidak pernah bisa
"Mengapa The Creator tetep membiarkan energi murni mengalir ke tubuhmu? Kau benar-benar tidak pantas dan pasti akan aku kalahkan Leherdic!"
"DIAM!" raung Leherdic. Dalam sekejap mata, dia sudah berada dekat tepat di depan Ariel.
Tangannya yang kini dilapisi energi murni dewa leluhur menghantam dada sang Archangel dengan tangan kosong.
CRACK!
Suara tulang yang retak terdengar nyaring di udara. Ariel terpental jauh, menabrak beberapa batu besar hingga hancur berkeping-keping. Golden armor yang selama ini melindunginya retak dan berlubang.
"Archangel Ariel!" teriak para dewa suci dari langit, shock melihat pemimpin mereka yang tak terkalahkan kini terjatuh.
Leherdic berdiri tegak, auranya kini berkobar seperti pewaris sejati leluhur dewa suci.
Dengan gerakan yang begitu cepat hingga mata tidak bisa mengikuti, Leherdic melompat ke udara. Tangannya terentang lebar dan dari telapaknya muncul ratusan tombak energi.
"[Judgement Lav: Thousand Piercing Spears!]"
Tombak-tombak itu melesat dengan kecepatan cahaya menuju para dewa suci di langit.
SYUUUUUSH!
Suara benda tajam membelah udara memecah kemarahan dewa-dewa diatas Leherdic.
Puluhan dewa suci yang tidak sempat menghindar langsung tertusuk tombak energi Leherdic. Tubuh-tubuh mereka yang agung jatuh berjatuhan seperti hujan emas, meninggalkan jejak cahaya perlahan meredup.
"Kurang Ajar aku menyaksikan untuk kematain dia!" Teriak salah satu dewa suci yang berhasil menghindari serangan.
Leherdic perlahan berjalan di tengah-tengah mereka yang kini berada di sekeliling Archangel yang terluka.
Matanya yang berkilat merah darah menatap tajam ke arah Ariel yang masih tergeletak di antara reruntuhan batu bersama dewa-dewa yang mencoba mengobati.
"Kau masih hidup, Ariel?" Leherdic berjalan perlahan menghampiri sang Archangel. "Sayang sekali, aku belum selesai denganmu."
Ariel bangkit sepenuhnya.
"Dari awal, kalian tidak pernah mengerti pada pengulangan abadi ini," Leherdic mengangkat tangan kanannya, energi mulai berkumpul membentuk bola yang berputar-putar. "[Divine Annihilation: Light of Eternal Righteousness]"
Bola energi itu membesar dengan cepat, menyerap cahaya di sekitarnya hingga menjadi titik pencahayaan utama seperti matahari yang besar. Ariel yang merasakan kekuatan mengerikan itu berusaha mengumpulkan sisa tenaganya.
"Tidak! Aku tidak akan kalah!" Ariel mengangkat pedang cahayanya tinggi-tinggi. "[Sacred Light: Heaven's Judgment]!"
Cahaya putih menyilaukan memancar dari pedangnya, berbenturan langsung dengan bola energi Leherdic. Kedua kekuatan itu saling beradu, namun sihir milik Leherdic menyerap segala aspek cahaya disekitar nya tidak peduli sekecil apapun bahkan pengetahuan seorang dewa yang tersembunyi di dalam hati dan akal.
BOOOOOOM!
Ketika asap dan debu mulai mereda, tampaklah Ariel masih berdiri dengan terhuyung-huyung. Namun senyum kemenangan belum sempat muncul di wajahnya ketika dia merasakan sesuatu yang dingin menembus dadanya.
Leherdic berdiri tepat di belakangnya, tangan kanannya telah menembus tubuh sang Archangel dari belakang bola energi yang kino tersisa banyak dari ledakan menjadi padat dan meracuni tubuh Archangel dan membuat sepenuhnya over.
"Kau terlalu percaya diri, Ariel," bisik Leherdic di telinga sang Archangel. "Serangan tadi hanyalah umpan."
Ariel menatap ke bawah, melihat tangan Leherdic yang berlumuran darah emasnya sendiri. "Ti... tidak mungkin..."
"Selamat tinggal, pemimpin dewa suci yang terhormat."
*CRACK!*
Leherdic meremukkan jantung Ariel dari dalam. Tubuh agung sang Archangel mulai retak seperti porselen, cahaya emas keluar dari celah-celah retakan itu sebelum akhirnya hancur menjadi serpihan cahaya yang beterbangan.
Para dewa suci yang tersisa di langit terdiam dalam kebencian melihat Leherdic. Pemimpin mereka yang tak terkalahkan, Archangel Ariel, kini telah tiada menjadi mimpi buruk untuk disaksikan. Mereka terus berteriak pada Leherdic.
"PEMBUNUH! KAU PEMBUNUH!" teriak seorang dewa suci muda dengan mata merah berkaca-kaca.
Leherdic melemparkan jasad Ariel ke tanah dengan kasar, kemudian menatap para dewa suci yang tersisa dengan tatapan kosong yang mengerikan.
"Sekarang... siapa yang berikutnya?"
Angin bertiup kencang membawa aroma kematian.
Amukan besar telah dimulai. Dan Leherdic, yang dulunya adalah pembangkang yang akan dihukum, kini berdiri sebagai executioner yang akan menghakimi para dewa suci satu per satu.
"Kalian telah lama berdoa tapi tidak diberi apapun untuk apa membuang waktu seperti itu? Jika ingin kekuatan rebutlah dan bertarung!" kata Leherdic dengan suara menekan seperti seseorang yang menunjukkan kekuasaan.
"Hah! Rupanya kau kuat karena pedang itu kau bisa menciptakan sihir baru di luar ajaran ayat Geyna karena ranting besi itu" mereka membalas provokasian Leherdic.
Leherdic mengangkat wajahnya ke langit, matanya menatap tajam para dewa suci yang masih hidup. Dari 67 dewa suci, kini hanya tersisa sekitar 54 yang masih bernyawa serangan nya hanya menyerang 20% dari mereka.
"Dengarkan baik-baik, para sampah suci!" suara Leherdic menggelegar di seluruh dunia Lusut. "Kalian telah menyaksikan kematian pemimpin kalian. Sekarang, turunlah dan hadapi aku satu per satu, atau kalian semua akan mati sebagai pengecut!"
Para dewa di langit saling berpandangan dengan wajah jengkel. Mereka memikirkan hal yang sama membalas kematian Archangel.
"Kita harus turun dan melawannya!" teriak salah satu. "Kita tidak bisa membiarkan penghinaan ini!"
"Jangan biarkan harga diri kita sebagai dewa suci ternodai oleh pembangkang seperti dia! Balas kematian Archangel!"
"Jika kita tidak melawan, dia akan membunuh kita semua bagaimanapun caranya!"
Akhirnya, satu per satu mulai turun dari langit. Mereka membentuk formasi lingkaran mengelilingi Leherdic, dengan pedang dan tombak cahaya di tangan masing-masing.
Leherdic menyeringai lebar melihat pemandangan itu. "Akhirnya kalian punya nyali juga. Baiklah, mari kita mulai pembantaian yang sesungguhnya."
Dunia Lusut berguncang ketika dewa-dewa yang tersisa berteriak serempak, mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi. Cahaya putih menyilaukan memancar dari seluruh tubuh mereka.
"[Combined Arthelight Arts: Divine Retribution Formation]!"
Namun Leherdic hanya tertawa mendengar teriakan mereka. Dia mengangkat tangannya ke samping, dan dari tanah di sekitarnya muncul pedang dengan bilah ganda berwarna pekat.
Formasi dewa-dewa suci yang sempurna itu langsung berantakan ketika pedeng Leherdic meliuk-liuk di udara menusuk tubuh mereka dari segala arah.
Teriakan kesakitan memecah udara "AAAARRRGHHH!" Tujuh dewa suci langsung roboh dengan tubuh berlubang-lubang, darah emas mereka membasahi tanah yang sudah dipenuhi kehancuran.
"Mustahil! Apakah dia meminjam energi sihir dari Alam Lusut?" teriak salah satu dewa yang berhasil menghindar
"Mengapa kalian mudah sekali dikalahkan, jika terus seperti ini aku merasa bosan. Berusahalah untuk aku terhibur lebih!"
Leherdic berjalan santai di antara mayat-mayat dewa yang tergeletak. Dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan bilah logam itu mulai beresonansi menyerap energi alam, warna menjadi hitam pekat. "Semua pedang sama cara memakainya kenapa kalian hal mudah ini tidak paham?"
"Lari! Kita harus lari!" teriak seorang dewa muda dengan sayap putih yang sudah robek-robek.
"PENGECUT!" hardik dewa yang lebih tua. "Kita adalah dewa suci! Kita tidak boleh mundur!"
SLASH!
Dengan satu ayunan pedang yang beresonansi energi hitam melesat ke arah sekelompok dewa yang sedang mencoba mengambil formasi baru dan saling menjaga.
Tapi serangan Leherdic meledak di suatu tempat saat kepulan debu mulai hilang dewa yang lebih tua dan memimpin muncul melindungi mereka dengan sayapnya seolah membelokkan serangan Leherdic.
"Kalian pergilah dari sini, [Cefunheal]!" Luka mereka langsung disembuhkan tanpa proses yang lama.
"Itu adalah sihir penyembuhan yang menakjubkan, jika kita bertarung akan butuh waktu yang lama untuk salah satu dari kita kalah. Kan, pak tua!"
Namun dia sudah muncul di hadapan Leherdic dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Tangannya menyentuh Leherdic seperti semilir angin yang tidak bisa dirasa oleh kulit sehingga Leherdic merasa dia hanya maju lalu mundur tanpa melakukan apapun.
"Kau! Kurang ajar sekali mentransfer luka mereka ke dalam tubuhku, sejak kapan ini" seketika ketenangan Leherdic berubah menjadi kepanikan dan waspada luka yang ditransfer sepenuhnya semakin parah.
"[Lukagiharna] sihir dari ayat. Aku rasa tak perlu waktu lama untuk menentukan siapa yang menang." Dia menyeringai namun waspada.
"Ayat Geyna! Itu artinya kau adalah Abruh Eujdas Salah satu dari kalangan dewa suci dan pemilik kedudukan tertinggi diantara mereka. Seorang dewa suci yang memegang ayat Geyna aliran suci dan kekuatan kesadaran suci."
"Kau mengenal aku dengan baik nak Leherdic"
Leherdic berusaha untuk bangkit dengan luka yang dihadapinya menyerang Abruh tapi "sebaiknya kau hentikan saja Leherdic, karena jika kau melukai aku atau membuat batu saja disekitar hancur aku akan memindahkan nya ke kepala mu semudah berkedip."
"Sial kau lawan yang merepotkan." Jika aku menusuk nya itu berubah menjadi aku yang menerima serangan ku sendiri satu-satunya cara adalah meledakkan otaknya sampai dia tidak sempat untuk berpikir. "Tapi luka ini merepotkan" gumam Leherdic.