NovelToon NovelToon
KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Jalan berliku telah Nina lalui selama bertahun-tahun, semakin lama semakin terjal. Nyaris tak ada jalan untuk keluar dari belenggu yang menjerat tangan dan kakinya. Entah sampai kapan

Nina mencoba bersabar dan bertahan.
Tetapi sayangnya, kesabarannya tak berbuah manis.

Suami yang ditemani dari nol,
yang demi dia Nina rela meninggalkan keluarganya, suaminya itu tidak sanggup melewati segala uji.

Dengan alasan agar bisa melunasi hutang, sang suami memilih mencari kebahagiaannya sendiri. Berselingkuh dengan seorang janda yang bisa memberinya uang sekaligus kenikmatan.

Lalu apa yang bisa Nina lakukan untuk bertahan. Apakah dia harus merelakan perselingkuhan sang suami, agar dia bisa ikut menikmati uang milik janda itu? Ataukah memilih berpisah untuk tetap menjaga kewarasan dan harga dirinya?

ikuti kelanjutannya dalam

KETIKA SUAMIKU BERUBAH HALUAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Wito memarkir sepeda motornya di sudut halaman rumah Anton. Keningnya berkerut ketika melihat di sisi halaman sebuah mobil mewah terparkir dengan gagah. Apakah Anton membeli mobil lagi? Begitu pikirannya.

Dengan tidak sabar, Wito bergegas melangkah untuk masuk. Didorongnya pintu yang terbuat dari papan kayu jati dengan ukiran klasik itu.. Derit pintu terdengar mengagetkan mereka yang berada di dalam.

Di ruang tamu, Bu Farida, sang pemilik rumah tengah menjahit, ditemani seorang wanita muda yang sedang membaca buku, rambutnya tergerai, menunjukkan aura tenang dan anggun.

Wito terkesiap. Ia sering mengunjungi rumah Anton, tetapi ia sama sekali tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Keheranannya semakin menjadi saat ia menyadari aura rumah ini yang terasa berbeda. Tak lagi dingin seperti ketika biasanya dia datang.

Bu Farida tersentak kaget ketika Wito muncul di ambang pintu. “Astaghfirullah!” sergahnya, meletakkan jahitannya. Kagetnya terlihat jelas, “Mas… Mas ini siapa? Kenapa masuk rumah saya tanpa permisi??!!”

Wito tergagap, Ia tak siap menerima pertanyaan itu. Bahkan ia tak pernah membayangkannya. Biasanya juga dia langsung masuk tanpa perlu meminta izin. “Eh… Maaf, Bu. Saya… saya Wito. Teman Anton. Ini rumah Anton kan? Apakah Anton ada di rumah?" Kebingungan tergambar jelas di wajahnya. "Ibu dan Mbak ini siapa? Kenapa ada di rumah Anton?"

Bu Farida tampak bingung, tatapannya beralih dari Wito ke wanita muda itu yang juga tengah menatapnya dengan kebingungan yang sama. Wanita muda yang tak lain adalah putrinya, mengangkat kedua bahunya pertanda dia juga tidak mengerti.

Bu Farida kemudian kembali lagi menatap Wito. "Saya Farida. Ini rumah saya. Sejak kapan berubah jadi rumah Anton? Dan… siapa Anton itu?” Wanita muda itu pun ikut menatap Wito menunggu jawaban.

Keheranan Wito semakin menjadi. Rumah ini… benar pemilik Rumah ini bernama Bu Farida. Itu yang tertulis di nota laundry yang sering dia antar. Tapi bukankah Bu Farida itu adalah ibunya Anton? Lalu kenapa wanita ini bertanya siapa itu Anton? Apa sebenarnya yang salah? Atau… mungkin Anton telah pindah tanpa memberitahunya? Pikirannya kacau.

Wito tersentak. "Apa maksud Ibu? Bukankah Bu Farida ini memang ibunya Anton?” Suaranya meninggi sedikit. Ia menatap Bu Farida dan putrinya secara bergantian.

Bu Farida dan putrinya saling pandang, sejenak suasana menjadi hening. Bu Farida akhirnya bertanya pada putrinya, " Vina, kamu kenal orang bernama Anton?"

Vina menggelengkan kepala, matanya masih tertuju pada Wito dengan tatapan menelisik. "Tidak, Bu. Saya tidak kenal siapapun yang bernama Anton.”

Seorang pelayan datang, membawakan secangkir teh untuk Bu Farida. Ia meletakkan nampan berisi teh dan beberapa kue kecil di atas meja. Pelayan itu berhenti sejenak, mendengarkan percakapan yang sedang berlangsung. Terlihat dia mengetuk-ngetuk pelipisnya seperti mencoba mengingat sesuatu.

Setelah meletakkan nampan, pelayan itu dengan hati-hati mengatakan, suaranya lirih, "Maaf jika saya menyela, Bu.”

Bu Farida mengalihkan perhatiannya pada pelayan itu dan menunggu apa yang akan diucapkan olehnya.

“Anu, Bu. Anton itu… penjaga rumah, Bu. Yang bekerja sebagai penunggu rumah ini selama Ibu dan Nona Vina sedang berada di luar kota kemarin."

"Apa?!" Wito terkejut mendengar ucapan pelayan tersebut. Keringat mengalir deras di wajahnya. Malu, dan marah. Semua bercampur jadi satu sehingga wajahnya menjadi merah padam. Jadi, Anton hanya orang yang bekerja sebagai penunggu rumah?

Anton… kekasih yang selama ini ia percaya… telah berbohong. Anton mengatakan bahwa dialah pemilik rumah ini. Dan semua yang ada dalam rumah ini kelak akan menjadi miliknya. Jadi, selama ini Anton telah menipunya? Pukulan telak itu menghujam dadanya, menimbulkan sesak yang menyakitkan.

Bayangan wajah Nina tiba-tiba muncul di benaknya. Ia pernah membanggakan Anton kepada Nina. Saat itu, karena Nina menghinanya dengan mengatakan bahwa dia menjijikkan, ia menceritakan tentang kebaikan dan kesuksesan Anton.

Bagaimana jika Nina tahu bahwa dirinya telah tertipu oleh Anton? Bayangan cemoohan dan tatapan sinis Nina meremukkan hatinya. Rasa malu dan amarah yang tak tertahankan membuncah. Ia harus mencari Anton dan mengklarifikasi semuanya. Tapi ke mana dia akan mencari. Sedangkan rumah ini adalah satu-satunya yang dia ketahui tentang Anton.

Sambil menahan malu dan amarah yang membuncah, Wito segera pamit untuk pergi dari rumah itu. Ia merasa tak sanggup lagi berada di tempat yang telah menjadi sumber kekecewaan dan rasa sakit hati yang begitu besar. Ia ingin menenangkan diri.

Namun, sebelum ia sempat mengucapkan kata pamit, pelayan itu kembali angkat bicara. "Sebentar, Mas," katanya, "Ada titipan dari Mas Anton." Pelayan itu meninggalkan ruang tamu sejenak, meninggalkan Wito yang masih terpaku, berusaha menenangkan emosinya yang bergejolak.

Tak lama kemudian, pelayan itu kembali dengan sebuah amplop di tangannya. Ia mengulurkan amplop itu kepada Wito. "Katanya kalau ada temannya datang mencari, saya disuruh memberikan ini,” ucapnya seraya memberikan amplop tersebut.

Wito menerimanya dengan tangan gemetar. Ia melipat amplop itu dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Ia tak berani membukanya di sana. Takut ada rahasia pribadi dalam amplop tersebut.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia segera pergi meninggalkan rumah itu, menunggangi motor bututnya, meninggalkan pertanyaan dan kekecewaan yang masih menggantung di hatinya. Angin sore menerpa wajahnya, mencoba membasuh rasa malu, marah, dan kebingungan yang masih memenuhi setiap pori-pori tubuhnya.

***

Hari telah senja ketika Wito tiba kembali di rumahnya. Rumah tua yang jauh berbeda dengan rumah mewah yang dia pikir adalah milik Anton--atau yang seharusnya menjadi rumah Anton. Setelah memarkir sepeda motor bututnya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas dipan tua yang hanya beralaskan tikar tipis dan bantal usang. Tak ada kasur empuk seperti saat ia masih tinggal bersama Nina. Kenangan itu kembali menusuk hatinya.

Ia mengambil amplop yang tadi ia simpan di dalam saku jaketnya, sebelum melepas jaket itu dilempar ke sisi dipan. Dengan tangan bergetar, dan pikiran yang berkecamuk, ia membuka amplop tersebut.

Wito menarik napas dalam-dalam sebelum membaca surat itu.

"Halo Mas Wito ku tersayang. Bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kamu sudah menjadi seorang duda?"

Mata wito memanas. Pertanyaan itu terasa seperti duri yang menyayat hatinya. Anton, seolah-olah merayakan kesengsaraan yang kini ia alami.

"Wah, pasti asik rasanya. Aku saja tidak bisa membayangkan, bagaimana rasanya hidup miskin tanpa harta sedikit pun, apalagi tanpa keluarga. Sepertinya itu benar-benar wow... bukankah benar seperti itu?"

Kemarahan Wito mengalir dalam dirinya. Mengapa Anton bersikap seolah-olah ini adalah lelucon? Bukankah awalnya dia yang mendorong, dan metakinkan dirinya untuk segera bercerai?

"Selamat ya, aku benar-benar ikut senang mendengarnya. Akhirnya, apa yang pernah aku rasakan, dan apa yang pernah dirasakan oleh Mbak Romlah, sekarang kamu pun merasakannya."

Kata-kata itu seakan menghujam ke dalam hatinya. Wito bisa merasakan keangkuhan Anton, seolah ia sedang berdiri di atas penderitaan Wito dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.

Wito meremas kertas surat itu hingga menjadi bola kecil. Rahangnya mengeras, garis-garis tegas terbentuk di wajahnya. Ia menyadari dirinya telah terjebak dalam permainan licik Anton. Kebohongan, jebakan, dan dendam—semuanya terungkap dalam surat itu. Namun, sebuah pertanyaan muncul di benaknya, menggerogoti pikirannya.

"Romlah? Kenapa jadi Romlah? Apa hubungannya antara Anton dengan Romlah?"

1
Sunaryati
Itu bukan menyesal dan bersalah Wito, tapi kamu bingung cara bertahan hidup. Benar Nina kamu pindah dan usaha laundry kamu pindah juga bisa, kan. Toh Agus putramu juga sudah tahu pasti mendukung mu, semangat Nina.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
cerdas
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
bersngkat?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
diiihhhh....tak patut 🤫
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
meladenji?🤭
Nar Sih
witoo udah kesell mungkin sampai ancam,,nina
Asyatun 1
lanjut
Sunaryati
Nah benar Anto dendam dan mrbalasnya, namun apa hubungannya dengan Romlah, bikin penasaran saja Thoor
FT. Zira
adiknya Romlah😳
FT. Zira
Ra... Sa... In.../Grin//Grin//Grin/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
kakaknya mungkin, emang lo gak baca, dia bilang mbak romlah?
duh, wit wit..mulakno to ora usah kakean polah, duwe bojo pinter golek duit kok yo isih bertingkah... ckckck
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
yaaahhh....ancur mina deh Wit... nafsu lo kedepanin drpd logika sih
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
apa anton ini sejenis makhluk astral kah?
Aafry
Ah,,, I see. Nina has a plan/Proud/
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: sebuah plan yg sangat annu ha ha
total 1 replies
Aafry
salut sama Nina/Proud/
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
maaf Thor Anda atau Anton?🙏
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ahh, ya ampun. typo. makasih ya. akan ku perbaiki
total 1 replies
Nar Sih
wito,,komlit sdh derta mu udh duda tertipu lgi ,slh sendiri ngk bersyukur sih
Patrick Khan
wito wito tobat lah tobat
Nar Sih
ahir nya nina jdi janda dan wito ...duda anyaran sipp kak lanjutt
Asyatun 1
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!