NovelToon NovelToon
NOISY GIRL

NOISY GIRL

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:26.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ade Annisa

Ardian Rahaditya hanyalah seorang pemuda biasa, yang bercita-citakan kehidupan normal seperti anak bungsu pada umumnya.

Namun, kehadiran gadis berisik bernama Karina Larasati yang entah datang dari mana membuat hari-harinya dipenuhi dengan perdebatan.


"Bang Ar, ayodong buruan suka sama Karin."

"Gue udah punya pacar, lebih cantik lebih bohay."

"Semangat ya berantemnya, Karin doain biar cepet putus."

"Terserah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LIBURAN 2

"Udah jalan-jalannya?" Tanya Ardi, membuat Karin yang lewat dan tidak melihat keberadaan abangnya yang bersandar di tembok belakang villa itu jadi terlonjak kaget.

 

 

Karin mengelus dadanya, "jantung Karin copot abang."

 

 

Ardi berdecak kesal, melipat kedua lengannya di dada, raut wajahnya tampak kusut.

 

 

"Abang nungguin Karin ya?" Tanya gadis itu.

 

 

"Nggak," jawab Ardi, kemudian mendongak ke atas pohon, dan Karin melakukan hal yang sama. "Gue nungguin burung-burung balik ke sarangnya."

 

 

"Oh," jawab Karin.

 

 

–"ya nungguin lo lah."

 

 

Karin terlonjak karena sang abang yang sedikit membentak. "Biasa aja dong, jan ngegas!" bentaknya balik.

 

 

Ardi menegakkan tubuhnya, kemudian mencondongkan kepalanya mendekati wajah Karin, membuat gadis itu reflek memejamkan mata, namun yang ia rasakan setelahnya adalah sentilan di kening, yang membuatnya mengaduh.

 

 

"Sakit tau Bang Ar."

 

 

"Ngapain aja lo sama Dewa?" Tanya Ardi.

 

 

"Ngobrol doang, emang mau ngapain si," Jawab Karin cuek.

 

 

"Denger ya, Dek. Manusia itu diciptakan saling berpasang-pasangan, dan lo itu pasangan gue. Jadi jangan pernah berpikir buat cari yang lain," tukas Ardi.

 

 

Karin tertawa meledek, "abang tau dari mana kalo kita itu bakalan jadi pasangan, jodoh itu di tangan Tuhan, Bang. Kalo kita nggak jodoh gimana?"

 

 

Ardi berdecak, melengos, kemudian kembali menatap gadis di hadapannya. "Ya kita jodohin aja anak kita, besanan, terus gue jadi tetangga lo, kita selingkuh, setuju?"

 

 

"Astagfirullah." Karin menggelengkan kepala, "yaudah oke," jawabnya kemudian.

 

 

"Emang anak setan, dasar." Ardi jadi tertawa, mengacak rambut Karin yang juga ikut tertawa. "Jangan sembarangan kalo ngomong, nanti di catet malaikat, lo mau?"

 

 

"Abang yang sembarangan ngomong juga."

 

 

"Yaudah maaf, gue nggak mau jadi selingkuhan lo, biarpun enak tapi nggak bakalan bisa jadi anak, dosa," ucapnya yang kemudian mendapat tabokan di lengan.

 

 

"Abang ih," karin jadi mengomel.

 

 

Ardi yang reflek mengusap lengannya yang kena tabokan kemudian berkata, "jangan pernah ngilang lagi dari pandangan gue, apalagi kaya tadi. Liat lo jalan berdua kaya gitu hati gue sakit. Cemburu abang, Dek."

 

 

Karin jadi tersenyum, menggaruk pipinya salah tingkah, sejak berniat mendekatinya, dulu dia tidak  pernah menyangka kalo abangnya bisa se blak-blakan ini.

 

 

"Karin cuma mau negasin sama Dewa,  soal isi surat dia yang dulu, abang inget kan?"

 

 

"Yang dia bilang nggak akan mundur sampe lo ada yang punya."

 

 

Karin mengangguk. "Karin udah bilang kalo sekarang Karin udah ada yang punya, meskipun nggak bilang itu abang, seenggaknya mungkin dia bisa mundur."

 

 

"Pinter," puji Ardi mencolek hidung mancung gadis di hadapannya gemas, "adeknya siapa si?"

 

 

Karin yang terlonjak senang membuka mulut untuk menjawab, tapi kemudian ingat sesuatu dan terdiam, "nggak mau jadi adek," ungkapnya.

 

 

"Eh iya, pacar siapa kalo gitu."

 

 

"Pacar abang."

 

 

Ardi berdecak, kemudian melengos, "nggak mau jadi abang," balasnya, lalu mulai melangkah pelan.

 

 

"Terus Karin manggilnya apa, dong?" Tanya Karin, ikut melangkah mengekori abangnya.

 

 

"Panggil Sayang," usul Ardi tanpa menoleh.

 

 

"Dih, enggak, mama papa aja, Bang."

 

 

Ardi menghentikan langkah sejenak untuk mengernyit, "geli banget," tolaknya, kemudian kembali melangkah.

 

 

"Yaudah ayah-bunda."

 

 

"Astagfirullah, abang aja lah mendingan."

 

 

Karin jadi tertawa, namun belum sempat ia menanggapi, abangnya yang berbalik dan menyuruhnya diam kemudian menariknya bersembunyi.

 

 

"Ada apaan si, Bang?" Tanya Karin dengan berbisik.

 

 

Namun Ardi tidak menjawab, samar-samar dia mendengar obrolan yang makin lama makin dekat. Ardi menyalakan hpnya, mode merekam suara.

 

 

"Ya iya lah," ucap gadis berrambut panjang bernama Sivia, entah apa yang ia bahas dengan kedua temannya sebelumnya. "Kak Agung itu bukan tipe gue, dulu gue deketin dia itu buat cari tau soal Kak Ardi, abisnya waktu itu Kak Ardi masih punya pacar si, jadi gue deketin dulu aja Kak Agung." Sivia dan teman-temannya berhenti, duduk di kursi dengan meja bundar di tengahnya.

 

 

"Emangnya lo yakin bisa dapetin hati Kak Ardi," tanya temannya.

 

 

"Masalah hati mah belakangan, yang penting jadian aja dulu, Kak Ardi itu orangnya nggak tegaan, tinggal tembak aja, pasang muka melas nanti juga diterima."

 

 

"Tapi anaknya cuek gitu, trus katanya suka ketus juga, yakin lo bisa tahan, yang udah-udah aja ceweknya pada mundur."

 

 

"Jangan panggil gue Sivia Aurora kalo naklukin hati satu cowok kaya gitu aja gue nggak bisa, liat Kak Agung, sampe sekarang aja pasti masih berharap deket sama gue."

 

 

"Coba aja kita liat, bener apa nggak, dari dulu lo sepikin Kak Ardi tapi nggak dapet juga."

 

 

"Eh maaf ya, bukannya nggak dapet, belum ada kesempatan aja gue, liat aja nanti malem."

 

 

Ardi mengepalkan tinjunya kuat, dia amat kesal dengan gadis itu, rasanya ingin menghampirinya dan memaki-maki, namun usapan tangan dari Karin di bahunya membuatnya bisa menahan diri. Keduanya memutuskan untuk kembali pergi lewat jalan lain.

 

 

***

 

 

Ardi tengah memanggang jagung saat gadis bernama Sivia merecokinya dengan membantu mengoleskan mentega. Sejak acara barbeque yang dibuka selepas isya oleh Nadia di taman belakang villanya, Sivia terus saja berusaha mencari perhatiannya.

 

 

"Aku tadi ngambil sosis, Kak. Sekalian ikut dipanggang ya."

 

 

"Yaudah." Ardi menjawab dengan malas setiap gadis itu mulai membuka obrolan.

 

 

Tatapannya ia edarkan untuk mencari sosok Karin yang tampak seru dengan teman-teman sekolahnya, Ardi mengalihkan tatapannya pada Agung, Ipang, Lisa dan Heny yang sibuk memanggang daging juga beberapa makanan lain.

 

 

Mbak Indah dan suaminya juga ikut bergabung dengan Nadia dan Edo yang sudah terlihat seperti sebuah keluarga.

 

 

"Lo nggak gabung sama temen-temen lo?" Tanya Ardi menolehkan tatapannya pada kelompok anak Sma yang juga ada Karin di sana, tampak seru memanggang bagiannya.

 

 

"Nggak, aku mau nemenin kakak aja," ucap Sivia.

 

 

"Mendingan lo deketin Agung sana, dia masih sayang sama lo." Ardi berucap sembari mengipasi jagung di hadapannya. Malam ini dia benar-benar tidak bisa menikmati suasana, ditambah lagi gadis ini selalu mengikutinya kemana-mana.

 

 

"Aku tuh udah nggak ada rasa apa-apa sama Kak Agung, pasti kakak ngerasa nggak enak ya kalo deket sama aku, kan Kak Agung temen kakak."

 

 

Ardi sekilas menoleh, kemudian kembali menekuni kegiatannya, lalu menghela napas berat. Ni anak seenggak tau diri ini emaknya tau apa nggak si sebenernya. Rutuk pemuda itu dalam hati.

 

 

Di satu sisi, Karin sebenarnya begitu sebal melihat abangnya yang sedari tadi lengket dengan Sivia, berhubung Dewa mengajaknya bergabung yasudah iyakan saja, meskipun Karin sudah bilang ada yang punya, tapi Dewa benar-benar tulus ingin berteman, begitu obrolannya di pinggir danau sore tadi.

 

 

Karin membawa piring  berisi daging panggang dan beberapa potong sosis kemudian menghampiri Agung yang duduk sendirian.

 

 

"Abang nggak apa-apa?" Tanya Karin dan membuat Agung yang tampak melamun sibuk menusuk-nusuk daging dengan garpu di tangannya jadi menoleh. Tersenyum.

 

 

"Nggak apa-apa, Rin," jawabnya.

 

 

"Abang tau nggak, kenapa seseorang itu nggak bisa move on dari masa lalunya?"

 

 

Agung terdiam sejenak, "mungkin masih sayang," jawabnya kemudian, dan gelengan kepala dari gadis di hadapannya itu membuatnya mengerutkan dahi. "kenapa emang?"

 

 

"Kenapa seseorang nggak bisa move on itu kemungkinan besar karena penasaran." Karin menjawab setelah itu memasukkan irisan daging ke mulutnya.

 

 

"Maksudnya?" Tanya Agung.

 

 

Karin menelan makananya, memusatkan perhatiannya pada Agung. "Iya, kemungkinan orang tersebut masih penasaran, kenapa si dia bisa berubah, terus ngilang, jadilah gagal move on, perpisahan yang disebabkan karena patah hati biasanya nggak akan menimbulkan rasa ingin kembali. Biasanya nih korban gagal move on itu pernah ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya. Gitu."

 

 

Agung terkekeh pelan, nadanya tampak pilu, mungkin membenarkan omongan gadis itu," kata-kata lo ngingetin gue sama tulisan Kanjeng Ribet, lo penggemarnya juga."

 

 

"Kalo Karin bilang Kanjeng Ribet itu Karin abang percaya nggak?"

 

 

Kali ini Agung benar-benar tertawa, "kalo gitu gue juga bakal bilang kalo sebenernya gue adalah Tere liye, lo percaya nggak?"

 

 

"Nggak."

 

 

"Yaudah, sama."

 

 

"Yaudah kalo nggak percaya," ucap Karin, kemudian menoleh saat Ardi duduk di sebelahnya, disusul dengan Sivia yang kemudian menyapa mereka berdua.

 

 

Ardi meletakan piring besar berisi jagung bakar ke hadapan mereka, dan keduanya langsung mengambilnya. Kemudian pemuda itu mengambil garpu di piring Karin dan memakan potongan sosis dari sana.

 

 

"Kakak makan jatah aku aja, Nih. Aku udah kenyang." Sivia menyodorkan piringnya pada Ardi yang jadi berhenti mengunyah menatap jengah dengan sebelah pipi yang masih menggembung terisi makanan.

 

 

"Kak Via kenapa nggak makan, ntar laper loh," ucap Karin.

 

 

"Pantangan Rin, nggak boleh makan malem banyak-banyak, aku lagi diet soalnya."

 

 

Karin melongo, "kan udah kurus," komentarnya.

 

 

"Makasih," ucap Sivia, seolah kata kurus itu adalah sebuah pujian, "masih mau nurunin dua kilo lagi," ucapnya. Karin ber oh tanpa suara, dia heran kenapa program diet malah dilakukan oleh orang-orang yang sebenarnya tidak perlu menurunkan berat badan, yang gendut aja pada santai dah perasaan.

 

 

"Karin juga mau diet ah, takut gendut," ucapnya meletakan jagung bakar yang sudah ia gigit ke atas piring.

 

 

"Hidup mah nggak usah dibikin ribet," sambar Ardi tanpa menoleh, fokus dengan makanan di piringnya "Lo laper, makan. Lo ngantuk, tidur. Lo pendekatan tapi dicuekin, ngaca."

 

 

Sivia terhenyak di kursinya, merasa tersindir.

 

 

"Set, lo nyindir gue ya," sambar Ipang yang baru datang dan tidak sengaja mendengarkan omongannya.

 

 

"Buat yang merasa aja."

 

 

"Kak, aku pamit ya, nggak enak sama temen-temen aku." Sivia beranjak berdiri, kemudian pergi.

 

 

"Andai gue belum tau yang sebenernya, lo pasti udah gue tabokin karena bikin dia nangis." Agung berkomentar.

 

 

"Bang Ar, keterlaluan ih." karin ikut sebal.

 

 

"Emang Ardi tuh orangnya diem ya, tapi kalo udah nyeletuk buset karetnya dua." Ipang yang ikut duduk di kursi bekas Sivia ikut-ikutaan berkomentar.

 

 

Ardi jadi merasa menjadi peserta the voice Indonesia, tapi nggak nyambung juga.

 

 

"Apaan karetnya dua?" Tanya Karin.

 

 

"Pedes banget," tukas Ipang.

 

 

"Emang gue ketoprak dikaretin." Ardi jadi sewot.

 

 

"Gado-gado njir," ralat Ipang.

 

 

"Gue maunya ketoprak mau apa lo."

 

 

Karin yang menyaksikan perdebatan mereka berdua jadi pusing, gadis itu merebut piring dari tangan Ardi, "jangan diabisin abang, makanan Karin," omelnya.

 

 

"Katanya lo mau diet." Ardi mengingatkan.

 

 

"Dietnya mulai besok aja, Bang." Karin memasukkan lagi irisan daging ke mulutnya.

 

 

Ardi menepuk kepala gadis itu pelan, "buruan makannya, kita jalan-jalan."

 

 

"Kemana, Bang?"

 

 

"Nyari tempat sepi."

 

 

"Abang!!" Karin jadi mengomel, Ipang dan Agung kompak tertawa, mengolok pasangan koplak di hadapannya itu.

 

 

Yang satu resenya minta ampun, satunya polos kebangetan. Nggak cocok sebenernya.

 

 

**

 

 

"Abang beneran mau ngajak Karin ke tempat sepi ya," tuduh gadis itu saat mengikuti sang abang yang katanya ingin mengajaknya jalan-jalan.

 

 

"Di sinimah emang sepi, udah lo ikut aja," ucap Ardi tanpa menghentikan langkahnya.

 

 

Karin menyusul Ardi yang ternyata menuju ke danau, gadis itu takjub dengan pemandangan air yang tampak berkilau tersorot cahaya bulan.

 

 

"Lo tadi ke sini sama Dewa, Kan?" Tanya Ardi, tanpa menunggu jawaban, pemuda itu kembali melanjutkan ucapannya. "Gue juga mau jalan-jalan ke tempat kaya gini sama lo."

 

 

Karin menoleh, tertegun saat melihat sang abang yang juga menatapnya.

 

 

"Gue kangen sama lo," ucap Ardi lirih.

 

 

"Kan Karin nggak kemana-mana."

 

 

Ardi terdiam, senyumnya tampak ditahan, "kangen sama bibir lo yang candu."

 

 

Karin mendelik, "jantung Karin deg-degan, Bang."

 

 

Ardi jadi tertawa, "bercanda yaelah," ucapnya. "Tapi beneran," tambahnya plin-plan.

 

 

Karin melengos, "mending abang pinjemin Karin jaket nih, biar kaya di film-film romantis, dingin tau."

 

 

Ardi berdecak, "salah sendiri lo nggak bawa jaket."

 

 

Karin mencebik kesal, kemudian mengalihkan tatapan pada hamparan air danau di hadapannya, namun sesaat kemudian dia merasakan seseorang yang memeluk tubuhnya dari belakang.

 

 

"Biar lo sama gue sama-sama nggak kedinginan." Ardi memberikan alasan. "Kalo gue sakit, masuk angin, siapa yang jagain lo."

 

 

Karin mendongakkan kepalanya ke belakang, "abang modus ya," tuduhnya kemudian tertawa pelan.

 

 

Jarak mereka yang begitu dekat membuat pemuda itu dengan mudah mendaratkan ciuman. Pelukan di tubuh gadis itu semakin ia eratkan. Mengalihkan udara dingin dengan rasa panas yang mengalir di sekujur tubuhnya.

 

 

Karin memundurkan kepala, "lama-lama bisa kecengklak ini leher Karin," ucapnya yang membuat Ardi tertawa pelan.

 

 

"Bisa nggak sih lo nggak ngerusak suasana?"

 

 

"Yaudah ulang deh."

 

 

"Anak Setan."

 

 

 

 

**iklan**

 

 

Netizen: masa di puncak ada danau thor.

 

 

Author: Eh emang nggak ada ya?

 

 

Netizen: ya nggak tau juga sih.

 

 

Author: dasar netizen, udah anggep aja ada, ribet amat.

 

 

Netizen: itu kenapa Sive'a aur auran ngeselin amat thor.

 

 

Author: sivia aurora njiirr, aur auran mah remahan rengginang di kaleng kongguan yang ketendang.

 

 

Netizen:ya pokoknya itu lah.

Karin: jangan lupa kumpulin poin nya ya saay... 😄 😄 Kumpulin aja dulu yg banyak nggak usah buat vote sekarang, simpen buat minggu depan, soalnya setiap minggu di perbaharui deh rengkingnya.

Ardi: itu yang senyum-senyum tapi nggak ninggalin komen, coba sini deketan gue ajarin ngetik I love Bang Ar ganteng. 🤣 🤣

 

 

 

 

1
Nini
berkali kali ngulang baca cerita ini tetep aja seru dan bagus recommend banget dehhh pokoknya🫶
Rahmaara269💋👻ᴸᴷ
astaga nama grup macam apalah itu /Facepalm//Facepalm/
Rahmaara269💋👻ᴸᴷ
ih ada ondel² marah nih kabur aja yukk 🏃🏃
Rahmaara269💋👻ᴸᴷ
bilang aja kamu cemburu ar tapi kamunya aja yang gak peka /Proud//Proud/
Rahmaara269💋👻ᴸᴷ
ih karin mending kamu ga usah tau deh /Chuckle//Chuckle/
Rahmaara269💋👻ᴸᴷ
ya ampun ayo cepetan lari buru emakmu keluar arr /Facepalm//Facepalm/
fy
kira'' KK author masih nulis di noveltoon apa di KBM ajh yah?
Yo Zhibin❤️💞
Wuiiih..keren nih bajunya..🤔
Yo Zhibin❤️💞
So happy ending..see you 😘😘😘
Yo Zhibin❤️💞
Aih.. Jino Nino ga mau kalah sama Arka 😂😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Astaghfirullah..Jino kalimatnya..ampun dah..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Ya elah..bang Ar mah..ga ada bosen2 nya sama Candu 🤭🤭😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Karin yg ngidam..kenapa Q yg seneng liat minta ini itu nya..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Q bakal ikutin terus cerita kamu thoor..😘👍👍
Yo Zhibin❤️💞
Yeee...tambah seru nih.. Thor..Q promoin di SW ya..😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Yg lama di tunggu.. akhirnya gadis 2😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Yes..terbaik Aldo 👍😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Baca di laman ini lebih seru..ketimbang di kolom sebelah yg butuh Coin😂😂 makasih kak adeannisa 😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
dasar somplak semuanya..ga Buronan mitoha.. author+ netizen jua..😂😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Jiaaaah..ini bulan lagi honey moon konsepnya kalo rame2..😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!