SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
Bacaan ringan di bibir, kalau tidak suka boleh diskip!
Aneeq Conda Tanson, pria tampan dengan sejuta pesona yang dapat mengikat para wanita. Namun, sayang dia justru memakai ketampanan yang dia warisi dari ayahnya, hanya untuk mempermainkan mereka.
Baginya masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang. Hingga kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, saat dia bertemu dengan seorang wanita yang melamar menjadi sekretarisnya.
Wanita dengan status janda, dengan lekuk tubuhnya yang mempesona.
Hatinya semakin berdesir, kala melihat seorang anak kecil dengan bola mata biru memanggilnya dengan sebutan "Daddy"
What is Daddy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSS 35
Mulut Jennie hanya bisa menganga mendapat pertanyaan seperti itu dari putranya. Sementara dia merasa pipinya yang ikut bersemu merah. Demi menghindari itu semua dia menarik tangan Ziel untuk berlalu dari tempat itu.
Namun, Aneeq lebih dulu berhasil meraih tubuh Ziel. "Kita pasti akan secepatnya tinggal bersama." Ujarnya, membuat Ziel memekik kegirangan. Bagaimana dia tidak menyukai Aneeq, bila pria ini selalu mengabulkan apa yang sedari dulu dia impikan.
Memiliki kedua orang tua yang lengkap, pun dengan kasih sayang yang melimpah. Ziel memeluk leher Aneeq, dan mencium pipi pria itu sekilas sebagai tanda sayang.
Sementara Jennie tak dapat berkomentar apa-apa, membantah pun rasanya percuma, karena argumen dia dengan Aneeq berbeda.
Dia hanya bisa mematung menyaksikan Ziel yang dibawa oleh Aneeq, sedangkan di belakang pria itu, sang asisten senantiasa mengekor.
"Hah, hidupmu benar-benar sedang diuji, Jen. Kenapa semua orang menjeratmu seperti ini? Bikin pusing saja!" gerutu wanita itu sambil menghela nafas panjang.
Dia sedikit mengepalkan tangan, dan meninju udara, merasa kesal atas ketidakberdayaan nya. Belum lepas dari Michael, dia sudah terjerat dengan pria seperti Aneeq.
Namun, sungguh dia jauh merasa lebih baik, karena melihat Ziel yang tersenyum bahagia seperti itu. Kalau saja tidak, hih! Mana mau dia berurusan dengan pria ular itu.
Akhirnya Jennie kembali mengalah, dia melangkah membawa kakinya untuk menyusul Aneeq dan sang putra.
Di dalam mobil, Aneeq sibuk menelpon, sementara Ziel senantiasa memeluk pria itu. Hingga tak terasa akhirnya mereka sampai di depan rumah baru yang akan ditempati oleh Jennie dan Ziel. Rumah kecil yang berhasil Jennie sewa.
"Kamu yakin akan tinggal di tempat seperti ini?" tanya Aneeq dengan sorot mata tak habis pikir, rumah itu tidak memiliki keamanan apapun, dan sedikit membuat Aneeq merasa tidak tenang. Apa Jennie tidak takut kalau sewaktu-waktu Michael datang?
"Iya, setidaknya aku menyewanya dengan uangku sendiri," jawab Jennie lalu mengulurkan tangannya ke arah Ziel. "Boy, ayo kita turun." Ajak wanita itu.
Ziel meraih tangan Jennie, mereka turun bersama, dan Aneeq pun menyusul kedua orang itu. Ternyata di sana sudah ada Elly, wanita yang usianya lebih muda dari Jennie itu sudah membenahi semuanya sesuai dengan perintah majikannya.
"Tuan, maaf ternyata semuanya sudah rapih, jadi tidak ada lagi yang perlu anda lakukan," ucap Jennie, mengusir secara halus, agar Aneeq secepatnya pergi dari rumah ini.
Mendengar itu, Aneeq justru tersenyum kecil. "Siapa bilang?" Tanya Aneeq dengan mengangkat kedua alisnya, dia melangkah ke arah jalan di mana mobilnya berada, dengan satu kali teriakan, tiba-tiba beberapa mobil berjejer di sana, membawa banyak peralatan rumah tangga.
Dari kasur, lemari es, lemari pakaian, bahkan barang-barang elektronik lainnya. Jennie dan Elly kompak melongo melihat itu semua, sementara Ziel sudah menatap dengan berbinar.
"Wow, Daddy hebat! Mommy, kamu tidak salah pilih Daddy Baru," pekik Ziel kegirangan, dia bahkan bertepuk tangan mengagumi kehebatan Aneeq.
Jennie masih belum sadar, dia masih mematung hingga semua orang memasukan barang-barang tersebut ke dalam rumah barunya. Aneeq turun tangan untuk menata di dalam sana, pria itu juga menyadarkan Elly agar membantunya.
Elly tampak ragu, tetapi walau bagaimanapun Aneeq lah yang membayarnya, jadi dia harus patuh pada perintah pria tampan itu.
"Tuan, tapi ini .... " Jennie melangkah hendak masuk, dia ingin bicara dengan Aneeq. Namun, beberapa orang yang sedang hulu-hilir membuat dia tak dapat masuk.
"Nona Jennie, lebih baik anda diam dulu, tunggu mereka selesai," ujar Caka, mengingatkan bahwa tidak akan ada yang bisa menghentikan kegilaan tuannya.
"Tapi Asisten Ca, saya tidak memesan ini semua," protes Jennie dengan wajahnya yang sudah tak tahu lagi harus memasang ekspresi yang bagaimana. Pokoknya dia terkejut dan tidak percaya.
Dan yang menangapi ucapan Jennie bukanlah Caka, Aneeq keluar. "Tentu saja bukan, ini aku yang memesannya, supaya Ziel nyaman."
"Tapi, Tuan_"
Cup!
"Imbalannya!"
Jennie melongo, sementara Aneeq langsung pergi begitu saja.
*
*
*
Sosor terus🐍🐍🐍🙄🙄🙄