NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternodai

Istri Yang Ternodai

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Tamat
Popularitas:12.3M
Nilai: 5
Nama Author: Elis Kurniasih

🌺Judul sebelumnya Pesona Cleopatra🌺


Cleopatra, wanita yang biasa dipanggil Rara menghipnotis banyak kaum adam termasuk kakak beradik Fahreza dan Zayn.

Tepat di detik-detik pernikahan Rara dan Reza, Zayn merenggut kehormatan Rara.

Rasa cinta Reza yang besar tak menyurutkan langkahnya untuk tetap menikahi gadis cantik bak ratu mesir di zaman dahulu itu. Namun, noda yang ada pada sang istri tetap membekas di hati Reza dan membuat ia lemah untuk memberi nafkah batin selama pernikahan.

Apakah Reza benar-benar tulus mencintai Rara? Atau Zayn, pria yang memang lebih mencintai Rara? bagaimana nasib Rara selanjutnya?

Baca sampe tuntas ya guys.
Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sangat rindu

Setelah Reza pergi, Rara mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan pada Manda.

"Nda, maaf sepertinya aku tidak bisa hadir di ulang tahun Noah. Sejak semalam maag ku kambuh dan sedikit demam. Mohon maaaf ya, Nda. Aku akan mampir ke rumahmu kalau badanku sudah enakan. Aku juga belum memberi Noah kado."

Rara memberi emot senyum dan peluk setelah mengetik pesan itu.

Lalu, ia kembali meletakkan ponsel itu di meja. Selang beberapa menit, Reza menelepon.

Rara tersenyum ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel itu. Ternyata sang suami benar-benar dengan ucapannya. Baru setengah jam pria itu pergi, tapi sudah menelepon.

"Halo."

"Sayang, gimana keadaanmu?" tanya Reza.

"Aku baik, Kak." Rara tersenyum sembari menempelkan benda elektronik itu di pipinya.

"Sudah makan? minum obat?" tanya Reza lagi.

"Iya, ini baru mau makan. Nanti selesai makan, baru minum obat."

"Aku khawatir, Sayang," ucap Reza lirih di seberang sana.

Reza menelepon Rara ketika ia berada di dalam kamar. Di luar Noah sedang asyik bersama para EO dan badut berkostum Kapten Amerika, sedangkan Manda menemani Noah.

Alih-Alih menemani Noah, ternyata Manda mengintip aktifitas suaminya di dalam kamar. Ia sedikit ingin tahu apa yang suaminya kerjakan di sana, pasalnya ketika ia melewati kamar yang sedikit terbuka itu, ia mendengar kata 'sayang' dari mulut sang suami. Kata-kata yang sama sekali tidak pernah Reza ucapkan untuknya. Kata-kata yang ingin sekali Manda dengar dari mulut sang suami mengingat dirinya sudah memberikan keturunan, sesuatu hal yang ia tahu bahwa istri pertamanya tidak bisa memberikan itu.

Manda mengelus dada yang sakit. Sungguh ia cemburu dengan istri pertama Reza yang tak tahu siapa? Manda tidak tahu dan tidak ingin mencari tahu untuk menjaga hatinya agar tak terluka lebih dalam. Biarlah mereka hidup dengan atap yang berbeda dan tidak saling mengetahui.

Manda tidak sadar bahwa justru saat ini, takdir tengah mendekatkan mereka.

"Aku tidak apa-apa, Kak." Terdengar suara tawa Rara yang renyah, membuat Reza di sana tersenyum.

"Baiklah, mendengar tawamu berarti kamu baik-baik saja di sana."

"Iya." Rara mengangguk.

"Ingin di bawakan apa?" tanya Reza.

"Tidak perlu, yang penting kamu cepat pulang."

"Iya, Sayang. Aku tidak akan lama."

"Oke, bye." Rara hendak menutup teleponnya, tapi Reza masih ingin bicara dengan istrinya.

"Kamu sudah bosan mendengar suaraku?" tanya Reza merajuk.

Rara tertawa. "Kalau kakak terus menelepon aku, kapan urusan kakak selesai."

Reza pun ikut tertawa. Lalu mereka mengakhiri sambungan telepon itu.

Senyum Reza masih terukir ketika sambungan telepon itu berakjir dan menatap benda elektronik itu. Sementara di luar kamar, hati Manda semakin teriris melihat itu. Jika bersamanya, sang suami tidak pernah menampilkan senyum dan tawa itu. Apa ia begitu menjijikkan? Apa ia tak pantas untuk dicintai? Entahlah, tapi yang jelas Manda terpesona pada Reza sejak pertama kali bertemu untuk bekerja menjadi sekretarisnya. Sarasmanda terpesona dengan ketampanan dan ketegasan Reza sebagai pemimpin.

Reza keluar dari kamar dan kembali bergabung dengan anak istrinya.

Reza langsung mengambil alih Noah dari tangan Manda. Ia menggendong anak yang lucu dan tampan itu.

Manda berdiri di samping Reza. Ia tersenyum lebar sembari melingkarkan tangannya pada lengan Reza yang mengendong Noah. Para tamu satu persatu datang. Sebagian dari mereka adalah para tetangga yang tinggak di area komplek ini. Manda juga mengundang sedikit sahabatnya yang tinggal di kota ini.

Tak lama kemudian, acara di mulai. Seru semua tamu di sana menyanyikan selamat ulang tahun untuk Noah. Begitu pun dengan Reza dan Manda. Reza tertawa saat Noah meniupkan lilin yang tak kunjung padam. Anak itu kesal dan menangis. Lalu, Manda dan Reza membantu meniupkan lilin itu hingga padam.

Reza tertawa melihat ekspresi putranya yang lucu dan Manda menyandarkan dagunya di bahu Reza, ia pun ikut tertawa. Selintas, mereka terlihat seperti keluarga harmonis.

Untung saja, Rara tidak hadir di acara itu. Tidak bisa dibayangkan bagaimana nasib pesta ulang tahun Noah, jika Rara tidak sakit dan hadir di rumah ini. Bisa jadi, para tetangga semakin mencemooh Manda karena terbukti sebagai perebut istri orang.

****

Langit mulai gelap. Rara berkali-kali melirik jam di dinding. Namun, sang suami tak kunjung datang. Ia menghelakan nafasnya kasar, karena lagi-lagi Reza ingkar janji. Hal ini sering kali Reza lakukan selama dua tahun terakhir, sehingga Rara sudah terbiasa dengan janji yang dilontarkan dari bibir suaminya.

"Huft, katanya sebentar. tapi sampai sekarang belum pulang," gumam Rara.

Sebelumnya, Reza menelepon tepat satu jam yang lalu. Pria itu mengabarkan bahwa tidak bisa pulang cepat karena urusannya belum selesai. Dan, lagi-lagi Rara memaklumi itu.

Reza terhambat untuk pulang karena tuba-tiba Noah menjadi tantrum saat ia hendak pergi. Baik Reza atau pun Manda tidak bisa menenangkan anak kecil itu. Alhasil di sini Reza terus menemani sang putra bermain hingga lelah dan tertidur. Setelah itu, ia baru pulang.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Rara merasa bosan di dalam apartemen. Ia pun keluar untuk menghirup udara malam. Gedung apartemen yang Rara dan Reza tinggali di apit oleh hotel dan Mall. Mall itu tidak lebih besar dari Mall ketika Rara bertemu Manda, tapi cukup banyak pengunjung.

Rara sudah berada di luar gedung apartemen itu. Rencananya ia hanya berjalan-jalan di area luar sembari menikmati kota malam di kota besar setelah Jakarta.

Rara berjalan dengan menunduk atau sesekali ia menoleh ke samping. Matanya berkeliling melihat suasana disana. Ia pun membaca satu persatu kuliner yang ditawarkan di depan area gedung dengan tetap berjalan santai. Rara tidak mengarahkan pandangannya fokus ke depan, sehingga ia juga tidak memperhatikan seseorang yang tengah berjalan berlawanan sembari fokus dengan kameranya dan juga tidak fokus dengan langkahnya.

Lalu, tiba-tiba langkah Rara bertabrakan dengan seseorang itu.

Bruk

Tubuh Rara langsung terhuyung ke belakang dan terjatuh duduk.

"Aww .. Sshhh ..." rintih Rara sembari mengusap b*k*ngnya.

"Maaf, Teh. Saya tidak sengaja," kata orang itu yang terdengar di telinga Rara dengan suara khas pria.

Rara masih menunduk. Sementara pria itu tengah mengulurkan tangannya untuk.membantu Rara yang masih duduk.

Rara mendongakkan kepala, hingga kedua orang itu saling bertatapan.

Deg

Jantung pria itu seolah berhenti sejenak tatkala ia melihat wajah yang sudah hampir lima tahun tak pernah ia lihat lagi. Wajah yang selalu ingin ia hindari walau hatinya tidak ingin.

"Zayn," panggil Rara dengan senyum sumringah.

Hah, hati Zayn seolah disiram oleh ribuan jenis bunga. Akhirnya, ia melihat senyum itu lagi. Seolah rindu menggebu itu hilang seketika.

Rara langsung bangun dan memeluk tubuh Zayn. Wanita ini masih belum mengingat kejadian itu. Entah Zayn bersyukur atau bersedih karena Rara masih belum sembuh, terbukti dengan ingatannya yang belum kembali penuh.

"Aku merindukanmu, Zayn. Kamu seperti menghilang di telan bumi." Rara memeluk tubuh pria yang masih mematung tanpa ekspresi. Berbeda dengan dirinya yang begitu euforia melihat kehadiran Zayn.

Rara mengendurkan pelukannya. "Kamu Zayn kan?"

Ia menatap lekat wajah itu, khawatir ia salah orang tetapi Rara tak mungkin melupakan wajah menyebalkan itu, karena Zayn memang sering mengolok-oloknya sejak kecil, mengatainya manja, terlalu girly, dan lelet. Namun, Zayn selalu terdepan ketika ia mendapat masalah dan selalu menjadi pendengar yang baik ketika berkeluh kesah.

"Zayn, ini kamu kan?"

Zayn mengangguk. Pertahanannya lemah. Lalu, ia menarik tubuh Rara untuk dipeluk kembali.

"Aku juga merindukanmu, Ra. Sangat rindu."

Rara mengangkat tangannya dan menerima pelukan itu. Rasanya nyaman bahkan lebih nyaman dari suaminya. Ia memang menyadari itu sejak kepergian Zayn. Sungguh, ia rindu pelukan dari pria ini.

1
Martin Budiningsih
crt yg luar biasa. tks
pipi gemoy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼☕
siti nuriyatul
aq Uda baca 2x kak....tp tetep mewekk/Sob/
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Khairul Azam
widih enak banget jd rezza
Khairul Azam
bulshit lah klo ada wanita setegar itu. sipenulis klo diposisi si rara emang bisa seperti itu.
Khairul Azam
aduh jahat banget othornya kenapa rahimnya diangkat
Agustina Dwi Andreani
Biasa
Agustina Dwi Andreani
Luar biasa
Triana Oktafiani
Keren, alur ceritanya ga membosankan, lanjut berkarya kak 👍
Risna Tanjung
gak kk, ampek nggak bisa akoh skip bab nya 😂😂🙏
rinny
dan semuanya luar biasa 👍👍👍👍
rinny
luar biasa. semua karya kak El emang the best.👍👍👍👍
aryuu
rameeee /Drool//Drool/
ryuka
Luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sudah baca semua. mana kisah barunya, kak Elis? 🤩
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ayo buat adik lagi untuk duo Z.. 😄
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
aku kangen semuanya
Mei Saroha
sang perfeksionis ternyata kehidupan cintanya paling banyak belokan 😆
Mei Saroha
emang darah perawan sama darah dari jari sama banyaknya ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!