Terkadang cinta bukanlah hal yang mudah untuk dirasakan, kadang kala juga harus melalui proses yang menyakitkan untuk mendapatkan anugerah Tuhan yang tak bisa dilukiskan itu.
Gara-gara emosinya yang tidak mudah dikontrol, Kinanti harus berurusan dengan seorang Presdir sebuah perusahaan besar di negeri ini, hanya karena ingin membalas perlakuan musuhnya yang dulu pernah mempermalukan hidupnya. Dia dengan konyolnya mencium Langit di tempat umum.
Dan itu adalah awal dari perubahan besar yang akan terjadi di kehidupannya.
Akankah seorang Langit Pradipa Mahesa mampu menggetarkan hati seorang Kinanti Bintang Prasetiya yang tidak pernah merasakan getaran cinta?
Cerita ini ga terlalu banyak komedinya dibandingkan novel 'Istri Pilihan Aki'. Tapi semoga bisa selalu menghibur...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Bug,,, bug,,, bug,,,
Fadli mendaratkan pukulan bertubi-tubi ke wajah Langit yang baru saja keluar dari mobilnya. David dan dua ajudannya segera maju untuk melawan, tapi Langit langsung mengangkat sebelah tangannya membuat David dan yang lainnya mundur. Karena ini adalah pukulan yang dia nantikan sejak lama.
Sorot mata kebencian Fadli sangat jelas. Dia begitu membenci manusia dihadapannya. "Dasar b*jingan!"
Pria blasteran Belanda itu pun kembali mendaratkan tinjunya di rahang Langit, membuatnya kembali terjatuh di lantai dingin basement apartemennya.
"Jangan pernah menemui Kinan lagi!" ucap Fadli dan pergi meninggalkan Langit yang masih terduduk di lantai. "Atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini!"
Mendengar ancaman Fadli membuat Langit semakin ingin bertemu dengan istrinya.
...🌠🌠🌠...
Ini bau yang selama ini dia rindukan, bau yang membuatnya makin terlelap karena nyaman. Mimpi ini terlalu nyata hingga dia enggan membuka matanya. Dia takut aroma tubuh ini akan menghilang setelah dia membuka mata.
Kini pelukannya pun terasa nyata. Biarkan aku tidur lebih lama lagi, biarkan aku merasakan aroma tubuh yang aku rindu ini, biarkan aku mendapatkan pelukan yang menghangatkan ini, pikirnya.
Dia pun kembali terlelap dalam dekapan hangat seseorang dalam mimpinya. Hingga akhirnya...
Kinan terbangun oleh suara dengkuran halus di samping tempat tidurnya. Betapa terkejutnya dia melihat pria yang paling dia benci tidur dengan memeluk erat tubuhnya. Kinan segera melepaskan diri dari pelukan Langit yang tengah terlelap.
Wajah itu terlihat lebih tirus dari terakhir dia bertemu, membuat tulang rahangnya yang kokoh semakin jelas, bahkan jadi sedikit pucat. Dilihatnya lekat-lekat wajah lelah itu. Ada luka lebam di rahangnya, juga luka sobek di sudut bibirnya.
Ya, tidak salah lagi wajah itu adalah wajah yang paling Kinan benci dan sialnya sangat dia rindukan. Kinan kembali menangis menatap wajah pria yang telah merenggut kesuciannya itu dengan paksa.
Mendengar samar-samar suara tangis membuat Langit membuka matanya perlahan, ini adalah tidur ternyenyak selama dua minggu terakhir ini. Kinan sedang menangis menatap wajahnya.
Langit bangkit dan menatap mata yang telah basah itu. "Jangan menangis!"
Langit memeluk tubuh wanita yang paling dia rindukan itu. " Maafkan aku!"
...🥀Flashback On🥀...
Berkali-kali Langit menekan bel rumah mertuanya tapi tak ada yang membukakan pintu untuknya, karena semua penghuni rumah sudah terlelap. Dilihatnya jam ditangannya, ternyata sudah jam dua malam, pantas saja.
Akhirnya dia menggedor-gedor pintu rumah membuat satpam rumah menghampirinya.
"Maaf Tuan, sepertinya semua sudah tidur, mari saya antar lewat pintu samping saja!" Sang satpam terlihat iba melihat penampilan Langit malam itu.
Benar saja sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah, semua pasti sudah terlelap dengan mimpi mereka masing-masing. Dia segera pergi menuju kamar istrinya yang untungnya tidak dalam keadaan terkunci.
Tubuh itu terlihat lebih kurus dari sebelumnya, dia telah terlelap dengan mimpinya. Perlahan dia menghampiri istrinya, disentuhnya pipi lembut yang begitu ia rindukan, tanpa diduga Kinan menggenggam erat tangannya yang masih menempel di pipi sang istri.
"Apa kau juga merindukan aku?" Langit berbicara pada dirinya sendiri, karena Sang istri masih terlelap.
Lagi-lagi Kinan merespon, dia mengangguk dan tersenyum, tangannya masih erat menggenggam tangan Langit.
"Aku juga rindu." Ditatapnya wajah cantik yang masih terlelap itu dan membawanya ke dalam pelukannya.
...🥀Flashback Off🥀...
"Pergi kamu dari sini!" Kinan kembali memukul-mukul punggung lelaki yang kini tengah memeluknya.
"Baiklah aku akan pergi, tapi lepaskan dulu pelukanmu!" Langit kembali menggoda istrinya, karena Kinan memukulinya tanpa berniat melepaskan pemeluknya.
Wanita cantik itu terus menangis, entah apa yang dia tangisi, entah untuk perlakuan bejat Langit atau untuk kerinduannya menunggu hari ini datang. Dia sendiri pun masih belum bisa memastikan perasaannya saat itu.
Kebenciannya pada Langit tenyata tak sebanding dengan rindunya akan pelukan hangat suaminya.
"Maafkan aku!" Ucap Langit lirih dan mengelus rambut indah istrinya.
...💞💞💞...
"Ssstt,,, Aaaww! Pelan-pelan Bodoh!" Bentak Langit ketika Kinan mengoleskan salep di sudut bibirnya yang luka.
Mendengar perkataan suaminya membuat Kinan kesal dan sengaja menekan lukanya. "Rasakan olehmu! Harusnya Fadli lebih keras lagi memukul wajahmu!"
Mulut itu kembali mengeluarkan caci maki dan sumpah serapahnya seperti yang biasa dia lakukan kepadanya, tapi itu membuat Langit senang dan terbahak-bahak tiap kali mendengarnya.
Mata indah itu kembali menghujaninya dengan tatapan tajam. "Otakmu jadi semakin tidak waras!"
Pertengkaran yang tak bermakna pun kembali terjadi.
"Kin, ada Fadli di depan. Apa kamu ada janji sama dia hari ini?" Tanya Sang Mama di depan pintu kamar Kinan.
"Iya Mam, bilang sama dia suruh tunggu! Aku ngobatin si Bodoh ini dulu!" jawab Kinan.
Mendengar jawaban putrinya membuat Sang Mama langsung membuka pintu kamar anaknya, dan apa yang dilihatnya sangat mengejutkan hingga membuatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.
...****************...
Kedua anak manusia yang tertangkap basah sedang berciuman itu kini sudah bergabung di meja makan bersama kedua orang tua Kinan. Sang Papa dan Fadli yang juga ikut bergabung dengan mereka begitu terkejut melihat Langit yang tiba-tiba keluar dari kamar putrinya, terutama sang Papa yang sangat bingung melihat wajah menantunya yang lebam.
"Apa yang kamu lakukan kepadanya?" tanya Sang Papa yang menuduh Kinan menganiaya suaminya.
Kinan bingung, tak mungkin dia bilang jika suaminya dipukuli oleh Fadli, sebab orang tuanya tidak pernah tahu dan juga bertanya mengapa Kinan terlihat terpuruk selama di rumah mereka, Langit pun hanya menitipkannya dan berkata bahwa Kinan sedang marah karena ulahnya tanpa memberi tahu apa penyebabnya.
"Dia begitu kesal karena saya tidak memberi kabar selama di Milan," Jawab Langit sengaja membuat Kinan tersudut dan tersenyum miring kepada Fadli.
Kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya, mereka sangat tidak percaya dengan kelakuan Kinan yang tega menganiaya suaminya hingga babak belur.
Jadi dia menangis bukan karena kecewa atas perbuatan bejadnya, tapi karena kerinduannya pada suaminya. Fadli seperti mendapatkan balasan yang lebih menyakitkan daripada sebuah pukulan.
Kinan memicingkan matanya, satu tangannya hinggap di perut Langit. Sebuah cubitan mematikan dia hadiahkan kepada suaminya dan berlari secepat kilat untuk menghindari Langit yang telah siap membalasnya.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Aku balik lagiiiiii .....
eh aku kangen karya Mak othor solehot ini,jadi download aplikasinya lagi donk../Joyful/