Terkenal playboy dan sering bergonta-ganti pasangan membuat Dokter Willy mendapat pandangan buruk dari orang-orang.
Suatu hari ia jatuh cinta kepada Elsa, seorang gadis bungsu yang memiliki tiga kakak lelaki posesif dan cemburuan.
Mampukah si Playboy Willy meluluhkan ketiga kakak Elsa?
IG otor : KOLOM LANGIT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Lamaran ...
Perpisahan adalah jalan terbaik bagi dua hati untuk saling merindukan, sebagai bukti bahwa masih ada cinta pada ke dua hati itu.
Malam itu …
Di dalam sebuah kamar, seorang gadis sedang menikmati masa perpisahan. Mungkin semuanya telah terlambat, ataukah masih ada kesempatan untuk bersama kembali. Tidak ada yang tahu. Hanya satu hal yang pasti, bahwa sejatinya tidak ada perpisahan yang indah.
Satu tangannya menggenggam sebuah bingkai foto kebersamaannya dengan laki-laki yang kini menjadi pemilik hatinya, sementara tangan lainnya mengusap lembut sosok wajah tampan di dalam foto.
Air mata kembali berderai, Ketika kenangan menghadirkan selaksa kerinduan yang menyiksa batinnya. Bukan hal mudah untuk belajar melupakan seseorang yang diciintai.
Dari balik pintu, tiga pasang mata menatap sendu pada seorang gadis yang sedang meratapi takdir cintanya itu. Tidak bisa dibohongi, bahwa hati mereka ikut merasa sakit melalui setiap tetes air mata yang mengaliri wajah itu.
*****
“Kita percepat saja. Aku tidak bisa melihat Elsa terus bersedih seperti sekarang.” Suara Fahri memecah keheningan di sebuah ruangan. Ia memang kakak Elsa yang paling cemburuan, namun yang memiliki hati paling penyayang kepada ketiga adiknya.
“Aku juga menyerah, Kak. Aku tidak tega kalau Elsa terus menerus seperti itu,” Evan ikut menambahkan, yang membuat Zian menarik napas dalam. “Dia bisa terus pura-pura ceria di hadapan kita dan terlihat baik-baik saja. Tapi saat sendiri, dia akan menangis.”
Zian melirik dua saudaranya bergantian. Hatinya pun merasakan hal yang sama. Tidak sanggup jika adik kesayangannya harus terbelenggu oleh kesedihan. Apalagi hanya karena seorang dokter playboy seperti willy.
“Baiklah. Kalau begitu kita percepat saja,” ucap Zian diikuti anggukan kepala oleh dua saudaranya. “Evan,kau urus semuanya. Lebih cepat lebih baik.”
“Baiklah, aku akan bicara dengan Rafli besok.”
Zian kemudian meraih benda pipih berbentuk persegi panjang di atas meja, mengetikkan sebuah pesan, lalu menyeringai misterius setelahnya. Kurang dari tiga puluh menit, laki-laki berkepala plontos pun masuk ke ruangan itu dengan penuh semangat. Seperti telah dapat menebak jika dirinya akan mendapat sebuah tugas yang menyenangkan.
“Saya selalu siap menjalankan perintah, Bos,” ucap pria itu sesaat setelah memasuki sebuah ruangan.
“Baguslah. Ini adalah tugas yang sangat penting, jadi kau tidak boleh gagal,” ucap Zian menekan.
Memang kapan aku pernah gagal dalam menjalankan tugas, Bos! Gerutu Botak dalam batin.
Zian menjetikkan jarinya agar asistennya itu mendekat, membuat si Botak maju beberapa langkah dan duduk di hadapan sang bos.
“Kita akan menggelar acara lamaran untuk Elsa. Kau tahu kan, dokter playboy itu mungkin akan bertindak bersama dua temannya.”
“Lalu?”
“aku tidak mau ada kegagalan, jadi pastikan kau amankan dua orang yang selalu membuat onar itu, Wira dan Marchel. Tapi ingat, jangan sampai mereka terluka seujung kuku pun. Tugasmu hanya mengamankan mereka. Begitu misi selesai, kau bebaskan mereka lagi. Mereka harus diamankan, karena kadang merusak rencana yang matang.”
Sepertinya angin segar sedang berhembus bagi si kepala onde-onde itu. Terlihat dari senyumnya yang begitu lebar saat mendengar perintah untuk mengeksekusi dua teman Dokter Willy. Kini dendam kesumatnya dapat terbalaskan. Ia bertekad tidak akan melepaskan dua makhluk sableng menyebalkan itu dengan mudah.
“Siap, Bos. Menculik mereka bukan sesuatu yang sulit.”
“Bagus.” Zian terlihat cukup puas dengan jawaban sang asisten. “Tapi ini adalah misi rahasia. Jadi jangan sampai masalah lamaran ini tercium media.”
“Baik, Bos!” sahut Botak seraya menganggukkan kepala. Walau pun ia sedikit heran, mengapa sang bos meminta agar media jangan sampai mencium mengenai rencana lamaran itu.
🍁🍁🍁🍁🍁
Di sebuah rumah sakit tempat Willy bekerja …
“Apa, lamaran?”
Bagai sebuah sambaran petir di siang hari. Seluruh tubuh willy seakan bergetar mendengar informasi yang baru saja dibawa oleh sesorang yang merupakan suruhan Wira untuk mengintai pergerakan keluarga Azkara dan Rafli.
“Iya, menurut informasi yang aku dapat, Rafli akan melamar Elsa minggu besok. Mereka sedang menyiapkan segalanya.”
Willy menjatuhkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan frustrasi. Rasanya lebih baik mati, daripada harus melihat pujaan hatinya duduk di pelaminan dengan orang lain. Jika dulu ia menyerah pada Shanum demi menjaga persahabatan dengan Marchel, namun kini ia tidak ingin jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Apapun akan dilakukannya demi Elsa.
“Baiklah, dimana si keong itu akan melamar Elsa?”
“Aku dengar di Keong Kembar café. Sepertinya Rafli ingin memberi sesuatu yang berkesan untuk Nona Elsa. Dia akan menggratiskan semua menu hari itu untuk semua pengunjung.”
Willy mengusap wajah kasar. Kini pilihan satu-satunya hanya berusaha menggagalkan rencana lamaran itu dengan cara apapun.
Apa yang bisa ku lakukan untuk menggagalkan lamaran itu dan membawa Elsa pergi.
*******
pingin tau aja temannya dokter Allan sperti apa...😍
jdi aku seneng banget bacanya 🥰