NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Berita Duka

PRAAAAAANG!

Susi melempar gelas yang ada di nakas ke arah Dini. Gelas itu mengenai kening Dini. Dini memegangi keningnya yang berdarah.

"Kamu! Apa susahnya berdamai!" Susi dengan nada tingginya.

"Maaf, saya sudah cukup difitnah. Saya ingin nama baik saya," jawab Dini.

"Baiklah, Bu Susi karena Dini tidak mau berdamai, kami permisi."

Nayyara, Dini, pak satpam dan dua orang karyawan Toko 99 meninggalkan ruangan Susi. Masih terdengar teriakan Susi yang memaki, mencaci Dini dari dalam ruangan.

Nayyara kemudian mengirimkan pesan kepada seseorang untuk memposting video Susi yang ingin mendorong Dini di tangga.

Dan dunia maya kembali di hebohkan dengan beredarnya video Susi yang ingin mendorong Dini. Hanya dalam beberapa menit, postingan itu mendapat banyak komentar dan beberapa kali dibagikan.

Saat Susi jatuh tidak sadarkan diri, wajahnya nampak sangat jelas di dalam video. Ada yang mengenali Susi, pemilik Toko Karpet yang berada di jalan S. Parman.

Salah satu netizen berkomentar, dia melihat beberapa karyawan Susi bekerja di toko yang baru buka di jalan Katamso. Netizen yang lain juga ada yang berkomentar jangan-jangan Susi punya dendam pribadi pada mantan karyawannya.

Susi juga melihat postingan itu di media sosialnya. Susi menduga, pasti Dini yang menyebarkan video di Toko 99. Susi yang sudah berada di rumah, menghubungi Laudya dan memintanya untuk segera menemuinya.

Laudya tidak bisa keluar rumah karena Dhika menguncinya di dalam kamar. Susi cerita semua kejadian hari ini kepada Laudya. Karena penasaran, Laudya membuka media sosialnya. Laudya melihat Susi yang ingin mendorong Dini. Laudya penasaran dengan Toko 99. Laudya mencari info Toko 99 di media sosialnya.

"Toko baru, lengkap, murah. Saingan toko Mama," Laudya terus menatap ponselnya.

Laudya kembali menelpon Susi. Laudya bertanya mengapa Susi ingin mencelakai Dini. Bukannya Dini bukan lagi karyawannya dan Dini berhak mencari kerja di tempat lain.

Susi murka, Susi tidak terima secepat itu Dini mendapatkan pekerjaan. Dini bekerja di sebuah toko besar. Dini juga mendapatkan kedudukan. Susi sangat yakin, Dini membalas dendam karena tidak terima dipecat. Dini mengambil karyawan Susi dan mengajak mantan karyawan Susi bekerja bersamanya.

Susi ingin Dini dan mantan karyawannya yang lain merasakan kesulitan dalam mencari kerja. Ternyata oh ternyata, mantan karyawan Susi dengan mudah dapat pekerjaan. Susi tidak terima.

Susi juga mengirimkan pesan kepada Dini untuk segera menghapus video yang beredar di media sosial. Susi seperti biasa juga mengancam Dini. Tapi Dini sama sekali tidak menghiraukan ancaman itu.

Dampak dari video itu, Susi menjadi viral. Satu persatu orang yang pernah kenal dengan Susi membongkar sifat Susi yang sombong, pelit dan kasar. Pelanggan-pelanggan Susi juga banyak berkomentar. Orderan mereka terkadang tidak sesuai dengan pesanan.

Dan akhirnya, toko karpet milik Susi sepi pembeli. Susi semakin emosi. Setiap hari Susi selalu memarahi karyawannya. Susi melimpahkan kesalahan kepada karyawannya. Susi bahkan tidak membayar gaji mereka.

Karyawan Susi mulai protes. Mereka meminta hak mereka. Tapi Susi sama sekali tidak perduli. Susi beralasan tidak ada uang untuk membayar gaji karena barang di toko satu pun tidak ada yang laku terjual.

Satu persatu karyawan Susi mengundurkan diri dari toko Susi. Mereka mengikhlaskan gaji sebulan mereka. Mereka sudah tidak tahan mendengar omelan Susi.

Dini memberitahu Nayyara, teman-temannya yang dulu bekerja di toko Susi, memintanya untuk mencarikan pekerjaan. Gaji sebulan mereka tidak dibayar Susi. Mereka sudah tidak tahan dengan Susi. Nayyara tanpa basa basi langsung menerima enam orang teman Dini untuk dijadikan karyawan di Toko 99.

Nayyara merasa puas karena berhasil membuat Susi kehilangan karyawan dan juga pelanggan. Nayyara dengan mobilnya menuju toko karpet milik Susi. Toko itu masih buka, Nayyara memasang wig dan menyamar sebagai pembeli.

Sebelumnya Nayyara mendapatkan informasi dari Dini, di toko Susi tidak ada CCTV. Persis sama seperti toko Tamara dulu. Susi tidak mau memasang CCTV.

Nayyara masuk ke dalam toko. Tidak ada yang menyambutnya. Nayyara memilih karpet bulu. Nayyara melihat Cakra yang duduk di meja kasir sambil merokok. Nayyara menanyakan harga karpet bulu kepada Cakra. Cakra mengecek harga dengan laptopnya.

Setelah sepakat dengan harganya, Nayyara memesan sepuluh karpet bulu. Cakra mencek stok di etalase ternyata hanya ada satu. Cakra meminta Nayyara menunggu karena Cakra akan mengambil sisanya di gudang.

Nayyara tidak melihat Susi. Tokonya memang terlihat sepi tanpa karyawan. Nayyara berdiri di depan meja kasir. Nayyara mengambil rokok Cakra yang masih menyala di atas meja kasir.

Nayyara kemudian membuang puntung rokok itu ke karpet bulu yang tadi dipilih Nayyara. Api perlahan membakar karpet bulu. Api itu merambat ke karpet-karpet yang ada di sebelahnya. Lama kelamaan api itu semakin membesar.

Nayyara dengan sengaja membuang korek api di atas tumpukan karpet-karpet yang terbakar. Korek api itu meledak dan memercikkan api di mana-mana. Nayyara kemudian berteriak kebakaran dan berlari ke luar toko.

Teriakan Nayyara terdengar oleh Cakra. Cakra dengan beberapa karpet di bahu kembali ke meja kasir. Betapa terkejutnya Cakra, tokonya dilahap si jago merah. Cakra melempar karpet yang ada di pundaknya. Cakra mencari sesuatu untuk memadamkan api.

Cakra sendiri pergi ke kamar mandi toko. Cakra mengisi ember dengan air, Cakra kembali lagi ke depan meja kasir dan berusaha memadamkan api. Tapi usaha Cakra sia-sia karena api semakin lama semakin cepat membakar seluruh toko.

Asap semakin tebal, api juga terus berkobar. Cakra mulai panik. Cakra berusaha mencari pintu keluar. Karena keterbatasan penglihatan, kaki Cakra tersandung sesuatu. Cakra jatuh tersungkur. Sebuah balok kayu dari atas jatuh menimpa kedua kaki Cakra.

"TOLOOOOOOONG!" Cakra berteriak sekuat tenaga.

Api dengan cepat menjalar seluruh isi toko. Asap semakin mengepul. Cakra semakin kesakitan. Kakinya tidak bisa digerakkan. Cakra terus berteriak meminta pertolongan.

Terdengar suara sirine di luar sana. Cakra terus berteriak berharap mendapatkan pertolongan. Cakra terbatuk, tenggorokannya sakit, matanya merah berair, napasnya semakin sesak, Cakra mulai kehilangan kesadaran.

Di luar toko, banyak petugas polisi dan pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api yang masih menari-nari di dalam toko. Nayyara yang sudah melepas wignya ikut memantau kebakaran dari seberang jalan.

Satu jam lamanya akhirnya api mengaku kalah. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api. Kebakaran itu menghanguskan sebagian toko Susi.

Susi, Laudya dan Dhika tiba di lokasi kejadian. Susi meratapi tokonya yang terbakar. Susi ingat suaminya yang tadi menjaga toko. Susi berlari menghampiri petugas polisi dan pemadam kebakaran. Susi mencari keberadaan suaminya.

"Bu, tadi kami menemukan, seorang pria berpakaian hem kotak-kotak biru, terbaring di lantai. Kakinya ditimpa balok besar yang jatuh dari atas toko," kata petugas polisi.

"Iya, dia suami saya. Di mana dia Pak?" Susi sangat mengkhawatirkan Cakra.

Petugas polisi membawa Susi, Dhika dan Laudya masuk ke dalam mobil ambulans. Dan di sana, Cakra dalam kondisi mata terpejam. Kakinya mengeluarkan darah. Polisi bilang, di bagian punggungnya ada luka bakar yang parah.

"Papa, Papa, bangun!" Susi menggoyang tubuh Cakra.

"Pa, Papa!" Laudya juga membangunkannya.

Cakra tidak merespon. Cakra hanya diam. Susi dan Laudya semakin histeris.

"Maaf, kami harus mengabarkan berita ini kepada pihak keluarga. Beliau telah dinyatakan meninggal dunia," ucap petugas polisi penuh dengan duka cita.

"PAPAAAAAAAAAAA!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Al!f
Mantap Dini 😄
Al!f
Itu Cherika ponakan kamu sendiri
Al!f
Mampus 🤣🤣🤣🤣
Al!f
Sungguh kejam
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!