Kakak Ipar Menjadi Pelipur Lara

setelah insiden itu,hubungan Darren dengan istrinya kembali membaik.

Darren mengucapkan banyak terimakasih pada Gita,karena sudah ambil andil menyelamatkan nya dari para predator yang siap memangsanya.

"maafkan aku kak,aku terpaksa melibatkan kakak dalam masalah ku." Darren bersimpuh dihadapan Derby.

"bukannya selalu kamu begitu hmm? kamu bahkan tidak pernah menyelesaikan masalah mu,selalu menyeret namaku,sampai kapan kamu bersikap seperti ini? kapan kamu dewasa dan mandiri hmm?" tatap Derby tajam pada adik kandungnya itu.

"aku tidak tahu,tapi akan ku usahakan." jawab Darren.

"bagaimana dengan hubungan mu dengan Gita? kuperhatikan selama kalian tinggal disini,kamu tidak pernah terlihat mencintai nya,ada apa? kamu tidak mencintai nya lagi?" Derby membahas masalah pribadi adiknya.

"bukan begitu kak,aku sedang bosan saja,bukan tidak mencintainya lagi," Darren berkilah.

"alasan apa itu? kamu tidak takut Gita meninggalkan mu?"

"dia tidak akan melakukannya, dia mencintai ku,"

"percaya diri sekali kamu,bagaimana kalau ada pria yang menjadi pelipur laranya diluar sana? kamu sudah siap ditinggalkan?"

"Gita orang yang setia,dia tidak akan melakukannya,"

"sekalipun kamu mengabaikan nya?"

pancing Derby.

"entahlah,kalau dia melakukannya biarkan saja," dengan entengnya Darren berucap demikian.

"karena kamu sudah memiliki penggantinya?"

mendengar kata kata Derby membuat Darren mendongak.

"Bu-bukan seperti itu kak,"

"bukan seperti apa? kamu pikir aku tidak tahu sepak terjang mu diluar sana?"

Darren jadi panik.

"Aku hanya bermain saja kak,bukan serius,"

"Dengan menikahi anak orang diam diam?"

lagi lagi Darren dibuat speechless di buat kakak nya.

"Hahah,,kakak jangan bercanda deh,kakak kan dirumah,bagaimana kakak tahu soal aku diluar san sudah deh,fokus saja dengan kesembuhan kakak," Darren tertawa menutupi Kegugupan nya.

"apa imbalan nya untuk ku karena aku telah membereskan masalah mu hmm?" tatap Derby.

"uhmm,,memangnya apa yang kakak inginkan? kalau uang jelas jelas uang kakak yg lebih banyak dariku,"

"aku tidak butuh uangmu,aku butuh perawat yang bisa merawat ku sampai benar benar sembuh."

"kakak butuh perawat? aku akan carikan besok untuk kakak,"

"aku tidak butuh perawat yang lain,yang kubutuhkan adalah istrimu merawat ku,apa kamu keberatan?"

pancing Derby lagi.

"tentu saja tidak kak,"

"tapi istrimu akan bekerja seminggu lagi diperusahaan katanya,aku tidak punya hak melarang apalagi menghalangi," ucap Derby.

"kakak tidak perlu khawatir,aku akan bicara dengan Gita nanti,aku pastikan Gita menerima pekerjaan barunya merawat kakak."

"kamu tidak keberatan?"

"tentu saja tidak kak,"

"aku kesulitan bergerak,apalagi duduk sendiri di Kursi roda,jadi aku ingin Gita tidur di kamarku,agar aku bisa membangunkannya kapan aku butuh,bagaimana kira kira?"

"tidak masalah kak,aku tidak keberatan."

Darren menganggukkan kepalanya meyakinkan kakaknya.

kedua pria kakak beradik itu seperti sedang bertransaksi tentang Gita.

malang sekali nasib Gita,suaminya sendiri harus menjualnya pada kakaknya demi keegoisan nya.

***

"Gita,,aku mau bicara." Darren menemui Gita yang sedang menyeduh kopi.

"ada apa?" tatapan Gita begitu mendamba.

karena suaminya mulai melunak kepadanya.

"soal kakak,"

"ada apa dengan kakak?" Gita mengerutkan keningnya.

"kita tidak akan pindah dari sini,"

mendengar itu Gita meletakkan sendok diatas meja,"mas,kita sudah sepakat kalau kita akan tinggal disini sampai kak Derby sembuh,bukan total,jadi kuharap kita pindah dari sini minggu depan,sekaligus aku akan mulai kerja." jelas Gita.

"itu dia yg ingin aku luruskan Gita, kita tidak akan pindah dari sini dalam waktu dekat,dan kamu tidak akan pergi bekerja.

kalaupun kamu bekerja,itu bekerja melayani kebutuhan kakak."

duarrr...!

Seperti petir di siang bolong rasanya kalimat suaminya.

baru semalam mereka berbicara baik baik,Darren mengijinkan nya bekerja minggu depan.

akan pindah dari rumah ini secepat mungkin.

"mas,,kita sudah membicarakan ini semalam,kamu setuju aku bekerja,kenapa sekarang kamu berubah pikiran?" tatap Gita kecewa.

"karena kak Derby belum sembuh."

"lah,semalam kamu bilang akan memperkerjakan perawat yang handal merawat kakak,gimana sih?"

"udah deh Git,nggak usah banyak protes,sebagai istri harusnya kamu menurut sama suami!" Darren berubah ketus dan dingin lagi.

berbeda jauh dari sikapnya semalam.

"kamu tidak bisa dipercaya mas,baru tadi malam kita bicara dan kamu sudah memutuskan akan pindah dari sini," mata Gita berkaca kaca.

"aku berubah pikiran. jangan protes lagi,pokoknya tidak ada pindah,tidak ada bekerja diluar,biar aku yang bekerja,"

"memangnya apa yang berubah kalau kamu yang bekerja? toh kamu juga perhitungan dengan uang kan? sejak kita pindah kesini,kamu tidak memberikan ku nafkah lagi," ketus Gita.

"ckk,memangnya apa lagi yang kamu inginkan? semua sudah tersedia kan disini?"

Darren menatap tidak suka istrinya.

"terserah kamu saja mas,aku capek,ternyata kamu plin plan." Gita meningalkan Darren. masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu.

"Gita tunggu!"

Darren mengetuk pintu kamar itu keras,"buka pintunya! aku belum selesai bicara."

Tidak berapa lama pintu terbuka,muncul wajah Gita yang di tekuk," ada apa lagi mas?"

"kamu tidur dikamar kak Derby,agar kak Derby bisa membangunkan mu cepat cepat."

"apa? kamu menyuruh istrimu tidur di kamar Pria lain?" mata Gita membelalak.

"dia bukan pria lain,dia kakak ku." koreksi Darren.

"sekalipun dia kakak mu,tetap saja pria lain,kamu mau kakak mu menggodaku?"

Darren tertawa mengejek mendengar ucapan istrinya,

"selera kak Derby tinggi,yang pasti bukan seperti kamu lah,jadi kamu nggak perlu takut oke?"

suaminya mengejek nya,membuatnya sakit hati.

"tega kamu mas," lirihnya lalu menutup pintu keras,hingga menimbulkan bunyi yang kencang.

Gita benar benar sakit hati dengan ucapan kakaknya.

tadinya dia mengira suaminya sudah berubah dan berusaha memperbaiki hubungan mereka.,ternyata semua diluar ekspektasi nya.

Gita sesenggukan dikamar tamu,menumpahkan rasa sakitnya.

"aku benci kamu mas,,aku benci kamu..!" pekiknya tertahan.

Darren tidak perduli dengan keadaan istrinya.

dia melenggang pergi dari sana tanpa beban apalagi merasa bersalah.

Tujuan nya saat ini adalah kerumah seseorang.

Dia ingin melepas kangen,karena beberapa hari ini dia tidak menemui sang sosok yang dia kangeni.

***

Bersambung...