KASTA CINTA (Mencintaimu Dalam Doa)

Damar dinyatakan akan mengalami perobatan selama waktu yang belum ditentukan, sebab peluru yang menembus punggungnya membuat ia harus terbaring diranjang rumah sakit.

Fiona yang mendengar kabar itu harus merasakan pahitnya pernikahan tanpa malam pertama mereka, dan apakah harapannya mencari ayah untuk bayinya akan sia-sia? Apalagi publik menyaksikan jika Damar tertembak saat akan menuju ruang ganti, yang mana artinya tidak ada malam pertama bagi mereka, dan jika suatu saat perutnya akan semakin membesar, maka segala tipu dayanya akan terbongkar.

Wanita itu mondar-mandir didalam kamarnya yang sudah dihiasi oleh bunga mawar berwarna merah darah yang mana akan menjadi tempat mereka menghabiskan malam pertama.

Akan tetapi, pemuda itu memilih berbaring diranjang rumah sakit dengan kedua mata yang terpejam. Ia berniat untuk menjenguk, tetapi Amran melarangnya, sebab kejadian barusan sudah membuat mereka merasa resah, dan ia mengerahkan orang-orang bayaran untuk melindungi puterinya.

Sementara itu, Fernando keluar dari kantor Polisi, lalu menghubungi seseorang dan terlihat sangat begitu serius. Tatapannya begitu waspada, mengawasi setiap arah dan ia tau jika sesuatu sedang memata-matainya.

Tidak ada yang dapat meremehkannya, sebab ia adalah mantan kopasus yang pensiun, tetapi keahliannya dalam menghadapi musuh tidak dapat diragukan.

Akan tetapi, kasus Damar bukanlah sebuah kasus yang muda, sebab ada banyak orang yang terlibat dibelakangnya. Ua tahu, jika puteranya saat ini dalam sebuah ancaman, karena berurusan dengan para mafia barang haram berupa sabu dan morphin dalam jumlah ton yang disita dan diamankan oleh Damar, dan tempatnya tidak diketahui, serta pembuka kuncinya ada pada Damar dengan kode yang rumit, sedangkan bahan untuk penyitaannya terbuat dari sesuatu yang tahan dengan ledakan san dilengkapi oleh sensor khusus.

Fernando harus mencari taktik untuk mengelabui para pengintainya, dan ini semua demi keselamatan Damar yang mana harus ia usahakan dengan serapih mungkin.

Pria itu mengakhir panggilannya, lalu bergegas menuju parkiran, dan saat akan membuka pintu mobil, ia merasa jika ada yang sedang mengekorinya.

Benar saja, seorang pria yang mengenakan penutup kepala berusaha sedang menyergapnya, tetapi hal ity sudah ia antisipasi sebelumnya karena Fernando dapat membaca situasi yang terjadi.

Dengan gerakan cepat ia memberikan tendangan pada seseorang yang mencoba menyerangnya. Sebuah adegan perkelahian terjadi. Pria penyerang membalas serangan, lalu sebuah tinju yang cukup kuat mengenai wajah yang ditutup oleh penutup wajah tersebut.

Buuuuugh

Tinju Fernando berhasil mematahkan tulang hidung lawannya, dan tak ingin berlama lagi, ia mendang perut pria tersebut, hingga terlempar ke arah halaman kantor Polisi dan membuat mereka yang sedang piket tersentak kaget.

Pria itu bergegas membekuknya dan menarik penutup wajah tersebut dan mengagetkan para Polisi yang sedang piket dan ikut membantu.

"Ada apa ini, Pak?" tanya mereka dengan nada yang ambigu. Lalu menarik pakaian pria penyerang yang wajahnya berlumuran darah karena patah pada bagian hidungnya.

Fernando menatap para petugas piket, ia mengulas senyum sinis. "Dia berusaha menyerangku diparkiran, tapi sepertinya pria ini bagian dari yang berusaha menyerang puteraku." ia terlihat penuh kehati-hatian.

"Kami akan membereskannya, bapak bisa pulang sekarang," petugas piket terlihat mengusirnya, bahkan rasa empati karena ia juga warga yang wajib mendapatkan perlindungan dan diayomi juga tidak mereka perlihatkan.

Fernando mendengkus kesal, dan ia mengusap telapak tangannya berulang kali dengan kasar, lalu memilih pergi.

****

Bulan berganti, Fiona dalam kegelisahan. Ia melihat perutnya semakin membesar, dan sudah berusaha untuk membuang janin dalam kandungannya, tetapi tidak juga dapat ia lakukan, sepertinya janin itu memilih untuk tetap tinggal bersama didalam rahimnya, ia ingin melihat dunia yang begitu kejam pada dirinya, terutama sang ibunda yang terus saja melakukan cara untuk menjatuhkannya.

Kegelisahan dan keresahan terus saja terjadi saat Damar tak juga sadar dari komanya, seolah ia sedang tidur panjang dan tak ingin melihatnya.

Kabar tentang hal itu membuat Kalia merasa resah. Ia ingin melihat kondisi Damar, tetapi hatinya mengatakan tidak, sebab pria itu sudah menikahi wanita lain.

"Semoga ia segera sembuh, dan

Sesaat Kalia termenung. Ia mengetahui jika Damar seorang perwira TNI karena saat mereka pertama bertemu didepan toko dan ia memberikan kartu Debitnya, pria itu mengenakan seragam instansinya. "Bagaimana seorang Letkol diacara pernikahannya tidak ada acara penyambutan Pedang Pora? Ini sangat aneh sekali," gumamnya dengan lirih.

Saat ini ia sedang libur sekolah karean baru saja selesai ujian mid semester, dan ia menghabiskan waktunya untuk berdagang dipasar.

Akan tetapi, ia terua memantau perkembangan kesehatan Damar melalui akun media sosial Fiona yang memperlihatkan perutnya semakin membengkak, dan hal itu membuat pertanyaan publik.

Namun, ia dengan mudahnya menjawab jika mereka sudah melakukannya lebih dahulu sebelum menikah.

Kalia merasa jika Fiona sedang berbohong, dan ada sesuatu hal yang disembunyikannya. Para penggemarnya yang sudah terlanjur ngefans berat, tetap mendukungnya, meskipun ia terang-terangan sudah mengatakan dosa zinahnya, tetapi berbagai dukungan mengalir dari fans fanatiknya.

Gadis itu menutup layar ponselnya. Ia tahu jika perasaannya adalah salah, karena masih menyimpan perasaan terhadap orang yang sudah menikah, tetapi harys bagaimana? Ia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, dan kali ini, ia hanya dapat mencintai orang tersebut dalam doanya, dalam diamnya, dan berharap pria itu dapat kembali sembuh, meskipun ia tak dapat memilikinya.

Saat Kalia akan mengemasi barang dagangannya, seorang pemuda datang ke lapaknya. Ia tidak banyak bicara, hanya mengambil dagangan yang tersisa, memasukkannya dalam kantong kresek, lalu menghabiskan semua, dan menyerahkan uang lembaran seratus ribu rupiah.

Tubuhnya tinggi, kekar, berkulit bersih, dan urat diotot tangannya terlihat menonjol, ia sepertinya orang suka berolah raga, atau melakukan kegiatan fisik yang berat.

Wajahnya tidak begitu jelas, sebab ia menutupnya dengan topi jaket hoodie ditambah kaca mata hitam.

Kalia mengembalikan uang tersebut, tetapi pemuda itu menolaknya, dan pergi berlalu begitu saja.

Sesaat gadis itu memandangi punggung sang pria. Deguban dijantungnya memburu, ia merasakan dejavu, hatinya menggebu dan seolah ingin mengejar pemuda tersebut, tetapi ia ingin menjaga marwahnya, bagaimana jika itu hanya sebuah halusinasi saja, karena ia terlalu memikirkan sang pemuda.

Sesaat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Ia menggulir benda pipih tersebut, dan ternyata pesan dari Wisell, yang mana mengajaknya untuk weekend bersama Ahyana dan juga Wina, mereka sudah menunggu didepan rumahnya, dan Wina yang membawa mobil untuk menjemputnya.

"Buruaaan, kita sudah permisi sama ibumu, dan beliau mengijinkan," desak Ahyana tak sabar.

"Iya, bentar," balasnya. Mungkin ada benarnya ia harus refreshing, sebab selama ini ia sudah banyak menghabiskan waktu bergelut dengan adonan donat juga gorengan lainnya.