⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
⚠️Rawan Typo!
⚠️Mengandung adegan romans✅
⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅
Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.
Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Sepeninggalan Ryszard, Nea pun juga ikut keluar dari ruangan itu tanpa sepengetahuan suaminya.
Ia menuju tempat dimana tadi Ryszard memecat karyawan nya tadi. Setelah ia berada di tempat itu ternyata kondisi disana cukup sepi. Orang-orang pun sudah tidak ada lagi, mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing. Nea terus berjalan sambil mencari-cari dimana keberadaan wanita tadi. Akhirnya Nea sampai dilobi, dan saat disana ia berinisiatif untuk bertanya kepada resepsionis
"Mbak lihat wanita tadi nggak?" Tanya Nea kepada resepsionis.
"Oh dua pegawai yang tadi dipecat pak Ryszard ya?" Nea mengangguk. "Baru saja keluar dari kantor, sepertinya dia masih didepan."
"Terima kasih." ucap Nea lalu berjalan cepat keluar dari gedung itu.
Saat sudah diluar dia menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan wanita tadi. Dan saat ia menatap ke arah parkiran, matanya menemukan sosok yang ia cari yang sedang menaikkan barang ke sepedanya.
Nea berlari kecil kearah wanita itu supaya wanita itu tidak pergi.
"Tunggu!" teriak Nea pada wanita berkemeja putih itu.
Wanita itu menghentikan aktivitasnya saat menyadari ada yang memanggil nya dan berlari kearah nya.
"Ada apa ya?" Tanya wanita itu.
"Maafkan suami saya, ya? Karena sudah memecat mu dan teman mu."
Wanita itu tersenyum kecut. "Nggak papa kok, ini salah saya. Saya dan teman saya berbicara jelek tentang Anda."
"Saya nggak marah kok. Wajar aja semua orang berpikir seperti itu, karena semua orang memang tidak pernah tahu tentang pernikahan kami." ucap Nea.
"Maafkan saya bu. Saya sudah berbicara negatif tentang Anda."ucap wanita itu penuh penyesalan.
"Saya sudah memaafkan kok. Oh ya tadi kamu bilang anak kamu sedang dirawat dirumah sakit ya?" Tanya Nea.
"Iya bu anak saya sedang sakit." jawab wanita itu.
"Kalau boleh tahu sakit apa?"
"Anak saya sakit demam dari seminggu lalu, dan sampai sekarang belum sembuh. Masih dirawat dirumah sakit. Saya bingung gimana cara bayarnya nanti, sedangkan saya sudah dipecat dan untuk cari kerja lagi sepertinya membutuhkan waktu."
"Maafkan saya ya. Kalau untuk bujuk suami saya agar terima kamu kerja lagi kayaknya susah, tapi saya bisa bantu kamu buat bayar rumah sakit anak kamu."
"Benarkah?" Tanya nya.
"Iya. Ayo sekarang kita jenguk anak kamu dan bayar biaya rumah sakitnya." ajak Nea.
"Anda nggak becanda, kan?" Tanya nya sekali lagi. "Anda bahkan nggak kenal sama saya loh." ucap nya lagi.
"Nama saya Nea, kamu?" Tanya Nea seraya menjabat tangan wanita yang ada di hadapan nya.
"Nama saya Delina" ucapnya.
"Oke Delina, kamu sudah tahu nama saya kan? Jadi jangan panggil saya bak.. buk... bak... buk lagi."
"T tapi kan kamu istrinya bos"
"Tapi kamu tahu kan kalau aku dulunya cuman cleaning service? Lagi pula kamu kan sudah dipecat jadi sudah tidakperlu lagi menghormati saya berlebihan."
Delina mengangguk mendengra ucapan Nea.
"Yaudah berarti kita sama kan. Lagi pula kayaknya kamu sama aku lebih tua kamu deh, jadi jangan panggil aku bu lagi, ya?"
"Tapi tetep aja-"
"Udah nggak usah debat soal panggilan, kamu kan udah nggak kerja disini. Jadi kita bisa kan berbicara layaknya dua orang manusia yang baru kenal, tanpa memandang status apapun."
Delina masih diam mencerna ucapan Nea barusan.
"Kamu tunggu disini dulu, aku mau ambil tas aku didalam." Bukan menunggu jawaban Delina, Nea malah berlari kecil meninggal kan Delina begitu saja.
Saat sudah berada di ruangan Ryszard, Nea langsung mengambil tasnya. Tapi sebelum itu, dia mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu disana.
Aku pergi sebentar, nggak lama kok.
Eh,,, tapi bisa aja sih lama.
Enggak kok, enggak.
Aku usahain cepet.
Pokok nya jangan khawatir. Aku tau jalan pulang, dan jangan bikin keributan disekitar kamu:))
Neandra♡
Setelah itu Nea menempelkan kertas itu di foto Ryszard yang terpajang di meja kerjanya. Oh ya, btw di ruangan itu belum ada sama sekali foto Nea. Karena memang Nea dan Ryszard tak pernah berfoto bersama, bahkan saat nikahan mereka.
Okeh kembali ke topik awal.
Setelah itu Nea langsung bergegas pergi dari ruangan itu dan berharap suaminya tak membuat kekacauan dikantor karena kepergian nya.
Di parkiran.
"Ayo!" ajak Nea kepada Delina yang duduk di bawah pohon rindang.
"Ini ibu beneran mau bayarin rumah sakit anak saya?"
"Astaga! Apa muka ku ini kelihatan sangat tua ya? Sampai kamu terus-terusan panggil saya ibu. Aku diperjelas ya... umur ku belum genap 20 tahun!" Nea kesal dengan Delina yang terus-terusan meanggilnya 'ibu'.
"I iya maaf 'Ne."
"Nah gitu dong, ayo cepetan keburu suami aku selesai meeting."
"Jadi kamu nggak bilang sama pak Ryszard?"
Nea memutar bola matanya jengah.
"Huh.. enggak lah. Kalau aku bilang, mana mungkin dia ijinin aku. Ayo cepet!"
Karena Nea sudah tidak sabar lagi, jadi ia mengambil alih motor itu dan menungganginya.
"Udah ayo naik! Mana kuncinya?"
"I ini." Delina memberikan kunci motor itu kepada Nea.
"Ini kamu bener bisa bawa motor?" Tanya Delina.
"Ya bisa lah. Kamu nggak tau aja aku kalau di kampung tuh jadi ojek nya orang orang, ibu ku, bibi ku, tetangga ku, ahh pokok nya masih banyak lagi deh. Cuman belum sempet ngurus SIM aja." ucap Nea nyengir di akhir katanya.
Sebenarnya Delina sedikit meragukan Nea. Tapi akhirnya ia duduk juga di jog belakang Nea.
"Pelan-pelan aja ya." ucap nya seraya menepuk pundak Nea.
"Sip."
"Eh kardus kamu yang mau kamu bawa tadi mana?" Tanya Nea.
"Nggak jadi, besok aja aku ambil kesini. Lagi pula kita mau kerumah sakit kan?"
"Hm okeh."
Setelah itu, Nea melajukan motornya dengan skil pembalap yang ia miliki. Alhasil Delina dibuat was-was dengan cara Nea mengendarai motor.
"Pelan-pelan Ne...." ucap Delina memperingati Nea.
"Iya iya ini udah pelan kok" ucap Nea. Padahal kecepatan motor itu sudah mau mendekati 80 km/jam.
Saat Nea menemukan truk didepan nya. Ia sedikit geram karena truk itu berjalan lamban sekali menurutnya, apalagi truk itu mengebulkan asap hitam pekat, kelihatan sekali bobrok nya.
"Udah Ne sabar aja kita dibelakang nya aja." peringat Delina yang merasakan kalau Nea mau mendahului truk itu. Tapi Nea tak menghiraukan nya, ia malah merasa tertantang dan akhirnya menyalip truk itu dengan mulus. Namun disini Delina yang merasa tertekan dan hampir saja jantung nya copot.
Sepertinya kali ini Nea melupakan kalau dia sedang mengandung. Dan itu bisa membahayakan dia dan calon bayinya. Tapi mungkin ini bawaan bayi kalik, jadi hawanya pengen kebut-kebutan, atau mungkin karena ia sudah lama nggak naik motor jadi pengen bernostalgia.
******
Ditempat lain.
Ryszard baru saja menyelesaikan meetingnya dan langsung bergegas ke ruangan nya untuk menemui sang istri. Baru saja beberpa menit meninggalkan nya rasanya Ryszard sudah sangat rindu padanya.
Tapi nyatanya saat ia membuka pintu, tak menemukan siapapun disana. Ryszard berpikir positif, lalu ia bergerak mencari ke kamar mandinya yang ada di ruangan nya. Namun nihil, Nea tak ada disana.
"Dimana dia?"
Ryszard mulai khawatir. Lalu ia pergi keluar dan mencari istrinya ke penjuru gedung itu. Bahkan sampai ia menyuruh semua penghuni gedung itu, untuk mencari istrinya yang hilang. Setelah itu, ia kembali ke ruangan nya untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di meja, kenapa tidak terpikirkan untuk menghubunginya dari tadi.
Saat berada di ruangan nya, Ryszard mengambil ponselnya yang terletak di meja, dan menyadari bahwa ada secarik kertas yang menempel di figura fotonya.
Setelah membaca tulisan itu, Ryszard dibikin semakin khawatir dengan kepergian istrinya, apa lagi ia sedang mengandung anak nya. Bagaimana jika terjadi apa-apa pada mereka bertiga?.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
Terlihat security yang berada di balik pintu itu.
"Ada apa?"
"Maaf pak tadi saya melihat istri anda sedang berboncengan naik motor dengan staf yang tadi bapak pecat." ucap security tersebut.
"Apa? Naik motor?!" Security tersebut mengangguk.
"Kenapa kamu tidak mencegah nya. Ahhkkk!!" teriak Ryszard frustasi.
"Maaf pak saya tidak tahu bahwa perempuan itu istri anda, saya baru tahu dari karyawan lain tadi." ucap nya seadanya.
"Lalu kau melihatnya dia pergi ke arah mana?"
"Tadi saya lihat istri anda mengendarai motor sambi membonceng mantan pegawai bapak ke arah selatan pak." Jelasnya sesuai yang ia lihat tadi.
"Jadi dia yang mengendarai motor?" Ryszard semakin dibuat naik darah dengan apa yang di ucapkan security tersebut.
*******
"Iya dong."
"Yaudah tante pulang dulu ya... babay." ucap Nea lalu mencium pipi cabi anak itu.
"Aku pulang dulu ya Del sekalian mau bayar biayanya."
"Makasih banyak ya Ne. Aku nggak tau lagi mau ngomong apa ke kamu, padahal aku udah ngomong hal negatif tentang kamu. Tapi balesan kamu kayak gini ke aku."
"Santai aja. Sekarang kita teman, jadi harus saling membatu. Dan di hubungan pertemanan itu nggak ada yang namanya maaf atau pun terima kasih."
Jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"
<1>