Zanna Kemal lebih memilih tinggal seorang diri setelah ayahnya meninggal dunia dari pada tinggal bersama ibu dan ayah tirinya, hidup dengan sederhana menjadi seorang perawat di rumah sakit swasta di kota Praha. Anna begitu ia disapa suatu hari terpilih menjadi perawat untuk merawat anak sang pemilik rumah sakit tempatnya bekerja yang bernama Kerem Abraham, ia sudah terbaring koma selama dua belas tahun akibat kecelakaan yang dialaminya.
Setelah beberapa bulan merawat Kerem, pria itu pun akhirnya sadar dari komanya, tapi sejak Kerem sadar mereka tidak pernah bertemu lagi.
Bagaimana kisah pertemuan mereka kembali sehingga keduanya terikat dalam sebuah pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akad Nikah
Flashback On
Wajah bingung masih membingkai muka Anna disepanjang perjalanan, sesekali ia melirik pada Kayla yang hanya senyum-senyum adem saat menatapnya balik. Setiap kali ia bertanya selalu mendapat jawaban yang sama dari Kayla, Menyuruhnya menahan semua pertanyaan dalam dirinya karena ada orang yang lebih berhak menjelaskan semuanya padanya. Rasa bingung dalam dirinya semakin bertambah besar karena mobil yang mereka tumpangi membawanya keluar kota.
Kayla melirik Anna yang duduk disebelahnya, ia menarik napas merasa sedikit lega karena Anna sudah tidak bertanya lagi, ia akan kerepotannjuga jika Anna terus membrondolnya dengan pertanyaan. Ia tidak ingin mengacaukan apa yang telah mereka rencanakan dengan sedikit kesalahan saja.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh mereka pun sampai, Kayla mengajak Anna turun dari mobil, Anna menyapukan pandangannya memperhatikan seakan tak ingin melewatkan pemandangan di sekitarnya, melihat bangunan megah di depannya membuatnya menatap pada Kayla.
“Kita ada dimana?” tanyanya mendekati Kayla.
Kayla mengulum senyumnya sambil mengusap lengan Anna lembut,” ayo masuk nanti kau akan menemukan jawabannya.”
Anna mengikuti langkah Kayla menaiki tangga di depannya, Anna sedikit pun tidak melepaskan pandangannya menikmati keindahan di sekitarnya yang benar-benar memanjakan mata. Mereka menginjakan kakinya di beranda Villa yang luas mata Anna langsung disapa oleh bunga-bunga yang terawat indah dalam potnya yang berjejer dengan rapi. Anna tak dapat menahan dirinya untuk tak mendekat.
“Ini indah sekali,” puji Anna menyentuh bunga mawar denganbberaneka warna, tangannya perpindah pada bunga-bunga lain yang menarik perhatiannya.
“Kau menyukai bunga-bunga juga sayang.”
Anna menolehkan wajahnya dan melihat Maryam sudah berdiri dibelakangnya.
“Bibi…”
“Selamat datang,Nak,” Maryam memeluk Anna hangat begitu pun sebaliknya Anna.
“Bibi…. Bibi disini juga?” tanyanya Anna melepaskan pelukannya dan dianggukan oleh Maryam.
“Ini Villa milik keluarga bibi, ayo masuk,Nak.”
Anna semakin bingung untuk apa Kayla mengajaknya ke Villa milik keluarga Kerem, apakah itu alasan mengapa ia tak memberi tahunya. Apa sedang mereka sembunyikan darinya, apakah ini berhubungan dengan hubungannya dengan Kerem, apakah mereka sudah tau hubungan sandiwara diantara mereka, tapi jika pun sudah tau kenapa harus
membawanya ke tempat ini.
“Bibi akan menjelaskan semuanya padamu kenapa kami mengajakmu kesini. Ayo masuk dulu,” ajak Maryam saat melihat tatapan kebingungan Anna, dan tentu sangat wajar ia meresa bingung dan bertanya-tanya untuk apa mereka mengajaknya kesini.
Maryam menggandeng tangan Anna masuk kedalam Vila yang luas mengajaknya duduk di sofa di ruang tamu yang berwaran biru tua. Mereka duduk bersebelahan Maryam sedikit pun melepaskan tatapannya lalu meraih tangan Anna kedalam genggamannya,
mata mereka saling tatap tanpa ada yang bersuara. Sebelum membuka mulutnya
Maryam menarik napas panjang seakan
ingin menenangkan perasaannya.
“Nak, Bibi tidak tau harus memulai dari mana, mungkin ini sangat mengejutkanmu tapi Bibi bermohon padamu untuk mengabulkan keinginan bibi ini, Nak.” Mendengar perkataan Maryam membuat Anna semakin bertambah bingung ia menyipitkan matanya menatap dalam bola mata Maryam yang terlihat begitu sendu.
“Anna sungguh tidak mengerti apa yang Bibi bicarakan.”
“Bolehkan Bibi bertanya sesuatu?” Tanya Maryam dan langsung dianggukan oleh Anna. “Ya tentu saja.”
“Apakah kau mau menikah dengan Kerem?”
Deg…
Jantung Anna seakan berhenti berdetak mendengar pertanyaan Maryam hingga membuat tubuhnya tersurut ke belakang, bola matanya melebar menatap Maryam bergantian. Sungguh ia sedikit pun tidak menyangkah akan dilontarkan pertanyaan sepreti itu oleh Maryam.
”Menikah dengan Kerem?”ulangnya dengan suara hampir tak terdengar.
“Iya menikah dengan Kerem, kau satu-satunya wanita bisa memikat hatinya Kerem, selama ini dia selalu menolak setiap wanita yang Bibi pilihkan untuknya sampai dia mengenalkan kau pada Bibi. Hati Bibi sudah terpikat padamu pada saat pertama kali kita bertemu dan hati kecil Bibi berkata
kalau kaulah jodoh yang dipilihkan Tuhan untuk Kerem. Dan kalian juga saling
mencintai tidak ada alasan untuk kalian menundah untuk menikah.”
Anna hanya terbengong tidak tau harus menjelaskan dari mana pada Maryam, ia tidak menyangkah sandiwara cintanya dengan Kerem akan berakhir rumit seperti ini. Anna menarik tangannya dari genggaman Maryam mengaitkan jari-jarinya sambil menggigit bibir bawahanya menunduk menatap lantai marmer di bawahnya. Ia berpikir keras bagiamana caranya mengelak dari Maryam.
“Bibi mohon menikahlah dengan Kerem, Bibi sudah tua dan tidak tau berapa lama waktu yang bibi miliki karena itu Bibi ingin melihat kerem menikah sebelum Tuhan memanggil Bibi.”Nada suara Maryam terdengar begitu mengibah dan putus asa menatap manik hitam Anna dengan penuh pengharapan.
Melihat wajah Maryam Anna merasa tak tega lagi untuk membohonginya karena ia lihat Maryam begitu percaya dengan hubungannya yang terjalin antara dirinya dengan Kerem, menikah suatu yang sakral yang ingin ia lakukan sekali seumur hidup dengan pria yang ia cintai kelak, sedangkan hubungan dengan Kerem tidak ada cinta diantara mereka mana mungkin mereka akan bisa menjalani sebuah pernikahan.
“A-aku dan Kerem….
Tapi belum sempat Anna melanjutkan ucapannya Maryam telah memotongnya terlebih dahulu. “Minggu depan Bibi akan menjalani operasi kata dokter kanker pada pada rahim Bibi harus segera diangkat, dan Bibi tak tau apakah akan selamat saat menjalani operasi, kau tau Bibi sangat takut untuk naik meja operasi semenjak Kerem mengalami koma, itu membuat Bibi trauma.”
Maryam berkata tak dapat menahan air matanya yang sejak tadi ia tahan. Anna
begitu terkejut mendengar pengakuan Maryam membuatnya ragu untuk mengatakan kebenarannya pada Maryam.
“Hanya kau wanita yang bibi percaya menitipkan Kerem, maukah kau menjaga Kerem untuk Bibi, Nak?”Maryam bertanya sambil menangkup wajah Anna dengan kedua tangannya menatap dalam bola mata indahnya.
Tidak jelas apa yang dipikirkan Anna saat itu, entah sadar atau tidak tapi anggukan kecil darinya melambungkan senyum Maryam, ia menarik Anna kedalam pelukannya menumpahkan tangis keharuan penuh kelegaan. Entah apa yang menuntunnya sehingga ia menyetujui begitu saja walaupun hal itu bertolak belakang dengan hatinya, apakah rasa iba saat melihat wajah penuh permohonan dari Maryam sehingga ia bertindak tanpa memikirkan dirinya sendiri, ia telah menyetujuinya dan tidak mungkin untuk menariknya kembali.
Flasback Off
Kerem mematut bayangannya di depan cermin yang sudah memakai jas lengkap berwarna hitam, mengertakan rahangnya dengan sorot mata setajam pedang seakan siap melukai siapa saja yang menatapnya. Tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menyetujui pernikahan yang memang sudah
dipersipakan dengan sempurna oleh ibunya. Saat melihat ibunya hampir pingsan
karena sikapnya yang bersikeras menolak pernikannya membuat Kerem mengalah jika
memang hal itu yang membuat ibunya bahagia, ini hanya perngorbanan kecil demi
kebahagian ibunya sungguh tidak setimpal jika dibandingkan dengan apa yang
telah dilakukan oleh ibunya untuk dirinya.
Burack melangkah mendekati Kerem lalu menepuk pelan pundak adiknya itu,” apakah kau sudah siap?” tanyannya memperhatiakn bayangan Kerem yang sudah rapi dan tampan dari balik cermin, Kerem menjawab dengan menganggukan kepalanya. Burack menarik senyum tipis diwajahnya dan melanjutkan ucapannya, ” suatu saat kau akan menyadari kalau keputusan yang kau ambil sekarang adalah yang paling tepat. “
Jam sudah menunjukan pukul lima sore ketika semua sudah berkumpul dihalaman samping Villa yang disulap menjadi tempat melangsungkan akad nikah, terlihat disana sebuah meja kecil yang dikelilingi kusri. Di tengan meja terletak satu pot bunga mawar merah dan putih yang dirangkai begitu indah, dan juga terletak mahar pernikahan Kerem untuk Anna serta cincin nikah yang entah
kapan dipersiapakn oleh ibunya. Tak jauh dari meja itu terletak juga beberapa meja dan kursi yang sudah ditepati oleh keluarga yang hadir menyaksikan akad nikah.
Akad nikah dilaksanakn secara sederhana tidak semua keluarga besar Kerem datang hanya paman kakak dari ayahnya bersama istrinya serta adik ibunya bersama istri dan dan dua orang anaknya ikut menghadirinya. Semua sudah duduk di sana tempat mereka hanya tinggal menunggu kedatangn Anna saja.
Maryam memegang lengan suaminya tidak dapat menahan rasa haru dalam dirinya, saat melihat Anna yang tengah digiring oleh Kayla dan Nuha melangkah ke tempat mereka, semua mata yang ada disana tertuju pada mempelai wanita yang luar biasa cantik dibalut gaun pengantin berwarna putih berbahan sutera berlengan panjang
dengan kombinasi burkat yang menambah kemewahan gaunnya. Ditangan kanan Anna
memegang buket bunga yang senada dengan warna bajunya, Anna yang jarang sekali
berdandan begitu terlihat berbeda dengan riasan make tipis yang memoles
wajahnya.
Kayla mendudukan Anna disebelah Kerem lalu mengajak Nuha pergi dari sana menyusul suaminya yang sudah duduk tak jauh dari sana sambil memeluk Yusuf. Anna tak berani mengangkat wajahnya debaran jantungnya
seakan-akan merobek rongga dadanya, ingin rasanya Anna mengecil dan bersembunyi
dikaki meja karena rasa malu dan takut yang menderanya, bagaimana bisa ia
melangsungkan pernikahan dengan pria yang tidak dicintainya bahkan untuk menikah saja masih jauh dari bayangan pikirannya, tapi kenyataannnya sekarang ia sudah duduk di kursi yang mana sebentar lagi akan mengubah statusnya.
Tak jauh berbeda dengan Anna, Kerem merasa seperti sedang bermimpi saja saat akan menghadapi akad nikah yang tinggal dalam hitungan menit akan mengubah hidupnya, wali hakim yang akan menjadi wali nikah Anna sudah duduk manis didepannya, dan pamanya yang bertindak sebagai saksi pernikahan untuk pihak Anna dan adik ibunya
mewakili pihaknya.
Kerem menolehkan wajahnya sebentar pada Anna yang duduk dengan wajah tertekuk ia melihat Anna memegang erat buket bunga ditangannya hingga buku-buku tangannya sampai memutih. Kerem kembali menatap lurus ke depan saat mendengar suara wali hakim yang memberikan nasihat pernikahan untuk kedua mempelai, tapi apakah kedua orang di depannya itu dapat menyimak dengan baik atau tidak apa yang sedang disampaikanya. Dan saat yang ditunggu pun tiba wali hakim mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Kerem.
“Saudara Kerem Abraham bin Hayet Abraham saya nikahkah dan kawinkan engkau dengan Zannah kemal binti Ahmed Kemal yang walinya wali hakim dengan mas kawin satu set perhiasan berlian 21 karat dibayar tunai.”
“Saya terima nikah dan kawinnya Zannah kemal binti Ahmed Kemal dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”
“Sah…!”
.
.
.
.
.
Bersambung
Selamat membaca 🙏🙏
Kemarin g up karena kurang enak badan 🤒🤒 ini juga baru selesai 😔
Maaf kalau kata ijab kabulnya kurang tepat, udah lupa soalnya udah lama😄😄
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan kasih like dan komentar nya readers 🙏🙏
langkah seribu si ana👻