Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 - Setelah Sekian Lama
Belum sempat Kalina mendekat, Dani menjentikkan jarinya. Membuat wanita itu seketika terhipnotis. Saat itulah Dani langsung memberikan sugesti pada Kalina, dimana wanita itu akan mengira dirinya telah tidur bersama Dani.
Dani merebahkan Kalina ke ranjang. Ia sengaja melucuti pakaian wanita tersebut. Setelah selesai, barulah Dani menyadarkan Kalina.
"Itu luar biasa. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan begitu..." lirih Kalina.
"Baguslah kalau Kakak suka. Aku pulang sekarang ya, Kak. Kebetulan ada kerjaan lain," ujar Dani yang bersiap untuk pulang. "Jangan lupa bayarannya ya, Kak..." tambahnya.
"Tentu saja. Aku nggak bakalan lupa. Lagian kau kan sudah memberikan layanan yang luar biasa," ucap Kalina.
Dani hanya tersenyum. Ia segera beranjak dari kamar. Namun saat hendak menuju pintu keluar, langkahnya seketika terhenti. Ada sosok perempuan yang membuatnya kaget.
Laluna, dialah cewek itu. Dialah salah satu alasan kenapa Dani berada di tangan Wandi.
Dahulu Dani menggunakan Laluna untuk balas dendam pada keluarga Alamsyah. Secara Laluna adalah putri dari Eddy dan Kalina. Tetapi usahanya kala itu gagal dan membuatnya berakhir dijual pada Wandi.
"Kau..." ujar Dani.
"Kau..." Laluna mengatakan hal sama. Dia jelas juga merasa kaget dengan kehadiran Dani.
...***...
Malam itu, hujan deras mengguyur kota. Di sebuah rumah besar bergaya klasik yang dijaga ketat oleh orang-orang bersenjata, Deva berdiri di depan pintu kamar Lexy. Tubuhnya masih basah kuyup, jas hujan hitam yang dipakainya hanya mampu menahan sedikit derasnya hujan.
Saat pintu terbuka, wajah Lexy muncul dengan senyum manis. “Masuklah, Dev. Nanti kamu sakit kalau terus di luar.”
Deva mengangguk dan melangkah masuk. Begitu pintu tertutup, suasana berubah. Tidak ada lagi sikap formal pengawal dan tuan. Lexy segera meraih tangan Deva dan menariknya duduk di sofa empuk.
“Kamu kenapa telat? Aku nunggu lama,” keluh Lexy dengan nada manja.
“Maaf. Aku sempat ditahan orang-orang Kalajengking Hitam. Mereka terus menanyakan kesetiaanku pada kelompok,” jawab Deva, suaranya merendah.
Lexy terdiam, wajahnya menegang. “Aku nggak suka dengar itu. Kamu kan sekarang pengawalku. Kamu milikku. Mereka nggak berhak atur hidupmu lagi.”
Deva menatap Lexy, matanya penuh beban. “Aku tahu, Lex. Tapi kamu juga tahu siapa Kalajengking Hitam. Begitu aku berhenti, mereka nggak akan biarkan aku hidup tenang. Mereka akan buru aku sampai dapat.”
Lexy menghela napas, lalu meraih tangan Deva erat-erat. “Aku bisa lindungi kamu, Dev. Mama punya pengaruh besar. Kalau kamu benar-benar mau keluar, aku akan cari cara.”
Ucapan itu membuat Deva terdiam cukup lama. Sejenak ia menunduk, memikirkan resiko. Dalam hatinya, memang itu tujuan yang sejak lama ia rencanakan—menggunakan hubungan rahasia dengan Lexy sebagai jalan keluar dari belenggu mafia yang mengikatnya.
Ia mengangkat wajahnya, menatap Lexy penuh ketulusan, seolah-olah ucapan berikutnya adalah keputusan terdalam hatinya.
“Kalau begitu… aku akan percayakan semuanya padamu. Aku ingin keluar. Aku nggak mau lagi hidup sebagai budak mafia.”
Lexy menatap Deva lama sekali, lalu senyumnya merekah. “Itu keputusan terbaik, Dev. Aku janji, aku akan jaga kamu. Tapi… satu hal.”
“Apa?”
“Jangan pernah tinggalkan aku. Kalau kamu pilih keluar dari mafia, artinya kamu juga harus pilih aku. Kita jalani hidup ini sama-sama,” ujar Lexy tegas, meski suaranya lembut.
Deva menatapnya, lalu mengangguk pelan. “Aku janji. Aku nggak akan tinggalkan kamu.”
Lexy tampak lega. Ia lalu menyandarkan kepalanya di dada Deva. Sementara dalam hati Deva, dia merasakan kegelisahan, entah kenapa dirinya merasa bersalah.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...