"Bagaimana ini?. Apa dia bisa melihat aku? Ya Tuhan tidak terlihat tidak terlihat. "Ujarnya sambil menakupkan kedua tangannya di pipi kanan dan kirinya agar Nikolas tidak bisa melihat wajahnya. Mora terus berjalan sambil terus berdoa tidak terlihat tidak terlihat. Tapi Nicholas dengan sengaja mengikuti langkahnya dan menarik kerah bajunya. Hingga mora seperti anak kucing. Meong meong
"Ampun Om, ampun Om, ampun! maafin Mora, mora nggak bakalan lagi-lagi deh ngerjain Om suerrr.. deh!." Mohonnya sambil jarinya membentuk huruf v. Hingga membuat Nicolas tersenyum tipis.
Sedangkan sofa dan Dara Mereka berdiri di tempat. Karena takut!.
Nicolas memajukan kepalanya sehingga posisi bibirnya menempel ke telinga Mora dengan jarak Sedekat Itu Nicholas dapat mencium aroma wangi rambut Mora sepertinya habis keramas.,sambil berbisik.
" Apakah aku setua itu sehingga kamu memanggil aku Om." Ujarnya membuat kedua mata Mora membulat dan bulu kuduk Mora langsung berdiri karena dengan jailnya Nicholas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 25
" masih pagi muka sudah di tekuk" ledek raya kepada calon adik iparnya itu. Pagi ini raya yang sudah ada janji dengan Mora untuk menjenguk zosep dipenjara.
"Pengantin baru mukanya lecek kayu baju ga di setrika" ledeknya lagi karena calon adik iparnya itu, hanya diam tak seperti biasanya.
" Huaaaaaaahmm" tangis Mora pecah membuat raya, menepikan mobilnya,
" Mora ada apa? Maaf bukan maksud aku ngeledek kamu!." Ujar raya yang berpikir Mora tersinggung atas ucapannya. Tapi Mora hanya menggelengkan kepalanya.
" Kak ," panggil Mora, karena Mora tidak bisa berkata apa-apa karena suaranya tertahan oleh tangisnya, kesedihan yang begitu mendalam yang selama ini dia rasakan, karena tidak ada tempat mengadu untuknya.
Sebenarnya Mora bisa saja cerita semua yang dialaminya kepada orang tuanya, tapi dia tidak melakukan itu, karena dia sudah berjanji tidak akan membuat kedua orang tuanya bersedih karena memikirkannya.
" Aku tidak apa-apa kak, hanya saja aku merasa sebagai istri seakan tidak berguna, suamiku meragukan kesetiaanku dia menuduhku selingkuh. Entah aku harus bagaimana menghadapi semua ini, pikiran ku buntu kak." Keluh Mora sambil terisak. membuat dadanya semakin sesak diusianya yang masih muda harus mengalami cobaan yang begitu berat.
Raya mendengar cerita Mora, sampai tak bisa menahan air matanya. " Ya Tuhan begitu berat cobaan yang kau berikan untuk gadis seusia Mora" batinnya ikut merasakan kesedihan calon adik iparnya itu. Mora yang dulu ia kenal selalu ceria , harus menjalani kehidupan seperti ini .
"hei Nicolas apa yang membawamu kemari?" Tanya Felix heran
" Hanya berkunjung bagaimana kabarmu?" ucap Nicolas kepada Felix kakak tirinya.
"Seperti yang kau lihat." Ujar Felix sembari memperlihatkan kesibukannya
"Aku dengar kau masih mengajar?" tanya Nicolas sambil menyesap minumannya .
"Hanya itu yang bisa aku lakukan" ujar Felix dengan nada yang tidak berdaya.
" Apa kau sering bertemu Mora?" Tanyanya lagi sambil menatap Felix, Felix hanya tersenyum dengan pertanyaan Nicolas.
"Yah.. begitulah, karena dia mengikuti kelas ku. Apa ada masalah?" Ujar Felix menjelaskan.
"Oh iya dia bilang kau sering curiga dengannya?. Apakah itu benar?" Tanya Felix menelisik
"Apa sejauh itu hubungan mereka? Sampai masalah pribadi pun diceritakan" ujar Nicolas dalam hati.
"Aku masih ada pekerjaan," pamit Nicolas, yang langsung pergi. Nicolas yang kesal langsung kembali ke perusahaannya, kekesalannya ia limpahkan ke pekerjaannya.
" Apa kau habis menangis?" Tanya zosep setelah bertemu Mora.
" Aku tidak apa-apa kak, bagaimana kabar kakak' ?" Tanyanya sambil memeluk zosep.
" Apa kau tak lihat aku baik-baik saja?." Ujar zosep tak ingin membuat khawatir adik dan kekasihnya.
Mora yang asik berbicara dihentikan oleh zosep, dengan memberi kode telunjuk menyentuh bibir. Dia meminta pena dan kertas dan menuliskan sesuatu
"Ponselmu ada yang menyadap" ujar zosep, membuat Mora dan Raya saling menatap.
"Sebaiknya kau hati-hati dengan orang-orang di sekitarmu" zosep memperingati mora
" Apa Nicolas?" Tebak Mora
" Sepertinya bukan dia" zosep yakin itu bukan Nicolas. Bisa saja itu orang-orang yang ingin menjatuhkan Nicolas.
"Sebaiknya kalian pulanglah" karena waktu jenguk sudah habis, tidak lupa pula zosep memberikan sesuatu kepada adiknya. Mora dan Raya segera pulang. Mereka melakukan obrolan-obrolan kecil, karena mereka tidak tahu siapa yang menyadap ponsel milik mora.
" Jaga dirimu, kalau dia macam-macam, 'pelintir saja kantong menyan nya!' biar tahu rasa", ujar Raya gemas membuat Mora terbahak-bahak dengan ide konyol Raya.
Mora yang baru datang langsung disambut dengan pemandangan yang membuat hatinya terluka.
Mora mencoba acuh tak perduli dengan apa yang dilakukan oleh suami dan selingkuhannya itu.
" Sayang aku haus" Ujar Jessica sambil bergelayut manja di lengan Nicolas yang sedang duduk di sopa.
"Kau bisa menyuruh pembantu disini untuk membuatkan mu minuman." Ujar Nicolas sambil memeriksa berkas yang jesica bawa.
"Hei tolong buatkan aku minuman " perintahnya kepada Mora yang baru saja datang.
" Baik nyonya ? Tanpa menolak perintah ,Mora langsung membuatkan minuman untuk jesica. Minuman yang sudah dibuat oleh Mora , bukanya ia berikan kepada jesica malahan dia minum sendiri.
"ahhhh segar" ujar Mora setelah minum jus buatannya sendiri.
" Mana minumanku? Tanya Jessica karena Mora sedari tadi tidak mengantarkan pesanannya.
Mora tak menghiraukan perkataan Jesica dia langsung pergi menuju kamarnya .
" Mora.. dasar bocah kurang ajar, dia mengerjai ku lagi!" Teriak Jessica. Setelah tau minuman yang Mora buat untuk dirinya , malah diminum oleh Mora sendiri.
" Memangnya siapa dia? Berani sekali memerintah ku!." Gerutu Mora yang sudah berada didalam kamarnya.
Mora yang lelah Tanpa melepas alas kakinya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dan perlahan matanya pun mulai terpejam.
"Siapa saja yang ditemuinya!?" Tanya Nicolas kepada anak buahnya yang disuruh mengikuti Mora. Lewat panggilan suara
" Nyonya pergi ke penjara menemui tuan zosep dan pergi kerumah keluarganya" ujar seorang yang mengikuti Mora seharian.
Mora yang merasa tubuhnya terasa berat seperti ada yang menindih, mulai membuka matanya .
Ketika Dia membuka matanya dia melihat wajah Nicolas yang berada didepan wajahnya hingga sapuan napas Nicolas pun terasa hangat diwajahnya.
Dia mencoba menyingkirkan tangan Nicolas yang melingkar di pinggangnya. Nicolas yang merasa ada pergerakan mulai membuka matanya,.
"Tidurlah aku masih ngantuk" perintah Nicolas sambil mengeratkan pelukannya.
" Aku ingin pipis" ujar Mora membuat Nicolas melonggarkan pelukannya. Mora pun segera berlari ke kamar mandi, " kesambet apa dia?" Ujar Mora yang hanya duduk diatas closet.
" Apa kau tertidur?" Ujar Nicolas di balik pintu kamar mandi yang terkunci , karena istrinya itu tak kunjung keluar dari kamar mandi. Mora yang mendengar suara Nicolas jadi salah tingkah.
" Sebentar perut ku sakit" sahut Mora dari dalam kamar mandi. Mora yang keluar dari kamar mandi langsung dapat tatapan aneh dari Nicolas, membuat Mora memalingkan wajahnya hingga hampir menabrak meja rias miliknya.
" Kenapa kau jalan seperti laba-laba?" Ujar Nicolas karena istrinya itu berjalan zig-zag.
" Kenapa kau tidur disini?" tanya Mora aneh
" Ini rumahku terserah aku mau tidur dimana saja." Ujarnya sambil merebahkan tubuhnya. Mora hanya diam tak menjawab
" Kenapa kau masih berdiri disana? Kemarilah " panggil Nicolas sambil menepuk-nepuk kasur, menyuruh Mora naik keatas ranjang.
Mora merasa gugup dan muncul perasaan yang tidak enak seperti ada yang akan terjadi. Mora merebahkan tubuhnya tepat disamping Nicolas.
"Apa kau gugup?" Tanya nicolas lembut tapi seperti ada sesuatu dibalik itu semua.
" Kenapa aku harus gugup?" Ujar Mora langsung memiringkan tubuhnya kini posisi Mora memunggungi Nicolas, Nicolas tersenyum kesal karena istrinya sudah berani memunggungi nya.
Nicolas yang kesal menarik pinggang Mora , dan kini posisi mereka saling berhadapan.
" Ada apa denganmu? "Tanya Mora yang ingin kembali ke posisi semula tapi ditahan oleh tangan Nicolas.
" Berapa pria yang sudah tidur denganmu?!" Tanya Nicolas tepat diwajah Mora.