Ternyata Aku Adalah Yang Kedua

 #aisyah...

panjang nya cerita yang aku jelaskan kepada vera sampai kami tidak menyadari ternyata sudah satu jam berlalu aku ada diruang nya.

 "kok kamu mau si, sama si es itu, atau jangan-jangan kamu tertarik karena harta nya"? "

"hus kamu itu ngomong apa si ver, emang aku begitu?"

"nggak sih,, terus kenapa kamu begitu cepat memutuskan nya?"

" Vera ku tersayang, tadi kan aku sudah menjelaskan kalau aku menerima nya itu karna nyonya Linda, aku tidak enak menolak nya, lagi pun aku sangat sayang pada nyonya Linda"

" tapi bukan berarti kamu mengorbankan hati mu Aisyah "

" semenjak aku jadi pembantu di rumah tuan Azzam,aku jadi terbiasa hidup dengan nya, terbiasa dengan sikap nya, aku akan mencoba nya"

" kamu kira pernikahan itu bahan percobaan begitu? apa kamu nggak ingat waktu kamu di jodohkan dengan Dafa itu, kamu tidak berpikir sama sekali langsung menyetujuinya sekarang lihat kan bagaimana dia "

" beda lah ver, aku kan nggak tau latar belakang mas Dafa, lagi pun itu adalah permintaan ayah ku, setidak nya aku memenuhi permintaan nya sebelum dia pergi"

" hum terserah kamu sajalah, jika itu yang terbaik menurut mu, aku mendukungmu "

" terima kasih ver"

" mmm sama-sama "

Kami pun kembali berpelukan menumpahkan air mata, entah ini air mata sedih atau air mata bahagia, yang jelas aku terharu karna mempunyai sahabat seperti nya, dari sekian banyak nya teman hanya dia lah yang paling tulus.

"ver"

"ya,?"

"lepas dulu pelukan nya, aku mau tanya"

"baiklah,, tanya apa? "

" kenapa tadi kamu bersikap tidak baik pada Ibnu? Maaf bukan nya aku ikut campur urusan mu dan Ibnu "

" tidak apa-apa Syah, aku lagi marah karna dia baru memberi tahu ku tentang kamu yang akan menikah dengan tuan Azzam"

" astaga veraaaa.. Kamu itu kebiasaan ya hanya mendengar sekilas saja tidak mau mendengar penjelasan dari orang"

" ya karna aku bosan kalau kepanjangan, tapi kalau gosip bisa"

"dasar kamu ya,"

" emang kenapa kalau aku marah pada Ibnu, to dia kan kekasih ku wajar lah"

" mm iya iya si paling kekasih, dia itu nggak salah ver, ini itu mendadak perintah dari tuan Azzam, baru tadi pagii".

"haa kamu gila ya syah? ".

" kenapa?"

"kamu langsung setuju dengan keputusan yang mendadak itu?"

" iya"

" astaga Aisyah "

" begini ya ver..aku akan mencoba dulu lagi dengan tuan azzam, aku tidak perduli bagaimana dia nanti nya, mau Dia punya kekasih itu terserah dia, yang penting tidak punya istri selain diri ku, kami hanya akan menikah siri dulu seperti saat aku bersama mas dafa, ini memang terlalu konyol, tapi disisi lain aku juga ingin merasakan kasih sayang seorang ibu lagi, jika nanti tuan Azzam tidak mau lagi dengan ku, dia bisa pergi, aku sudah kebal ver, aku tidak akan gegabah mencintai pria lagi sekalipun itu adalah suami ku nanti, kita lihat saja bagaimana selanjut nya kehidupan ku ini, jika Allah mentakdirkan tuan Azzam di hidup ku berarti dia akan bersama ku, tapi kalau sebalik nya, aku yakin Allah akan menunjukan jalan nya ".

" aku terharu, sungguh malang nasip kita yang tidak punya orang tua Syah, aku masih mending ada kakak ku yang bisa aku andal kan jika aku lagi kesusahan, tapi kamu Syah bahkan sodara orang tua mu pun tidak ada"

" sudah lah kamu jangan nangis dong, nanti aku jadi ikut nangis lagi, kita serahkan semua pada yang di atas hanya dia yang tau bagaimana jalan cerita ku kedepan nya".

" emm semoga tuan Azzam adalah jodoh mu, sedingin dingin nya es batu, pasti akan ada masa nya dia akan mencair tergantung bagaimana kamu memperlakukan nya, aku sahabat mu akan selalu bersama mu,"

" terima kasih ver, aku beruntung punya sahabat seperti mu"

" aku juga Syah"

diruangan yang sunyi,, kini hanya ada suara tangisan kami berdua, menceritakan bagaimana pahit nya hidup tanpa kedua orang tua, kehilangan sosok terpenting dalam hidup, terkadang kami iri melihat teman-teman kami yang masih utuh bersama keluarga nya, di manja, di sayang bahkan diperlakukan layaknya seorang ratu, tapi nasip kami berbeda terlalu banyak rintangan yang harus kami hadapi dan itu bukan suatu masalah bagi kami, kami pasrah mengikuti jalan takdir yang diberikan, Dan semoga kami terus diberikan kesabaran dan keikhlasan..

"tok tok tok"..

"sayang, apa sudah selesai bicara nya, Azzam sudah menunggu Aisyah diruangan nya"

" iya sebentar"

"ya sudah ver, aku kembali keruangan tuan Azzam ya"

" mm baiklah, next time kita akan lebih lama lagi ngobrol nya ok"

" ok Sayang bay"

" by"

Setelah berpamitan pada vera, aku pun bergegas keluar dari ruangan nya menuju ruangan tuan Azzam, tapi sebelum melangkah lagi aku harus menyampaikan sesuatu pada Ibnu, biar kesalahpahaman mereka segera teratasi.

"Ibnu"

"ya nona"

"masuk lah, bujuk dia kembali, dia hanya salah faham tentang pernikahan yang terlalu mendadak ini"

" baik nona"

" Ibnu berhenti memanggil ku dengan sebutan nona, aku mohon"

" mm baik lah, saya akan memanggil nona saat dihadapan keluarga Alcantara, jika tidak saya akan memanggil seperti biasa nya"

" itu lebih baik, masuk lah, aku yang akan pergi sendiri keruangan tuan Azzam"

" baik nona"

tidak mau menggubris kan lagi dengan sebutan nona itu, aku pun berlalu dari hadapan Ibnu, menuju ruangan tuan Azzam.

Tapi disaat aku hendak ingin membuka pintu tiba-tiba Mata ku terfokus kepada sekertaris tuan azzam yang berpakaian seksi dengan dua buah semangka yang setengah menonjol keluar, padahal setiap hari aku kesini tapi kenapa baru sekarang aku memperhatikan pakaian nya, apa di kantor ini semua berpakaian seperti itu, pikir ku

tanpa mau berpikir terlalu lama, aku pun masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,

"kamu terlalu nyaman dengan teman mu itu ya?"

" nama nya juga teman kan?"

" bagus, menurut ku semenjak aku memutuskan akan menikah dengan mu sifat mu jadi berubah ya, atau itu memang sifat asli mu"

" tuan Azzam belum melihat sifat yang sesungguhnya, itu bukan apa-apa "

Sekarang biar aku mengikuti diri ku sendiri lagi, aku tidak akan mau ada di dalam tekanan, dia mau ya sukur nggak mau juga aku lebih bersyukur, to kekasih nya juga sudah pulang ngapain lagi aku takut pada nya, masalah kerjaan? Aku bisa kerja dirumah nyonya Linda, dia kan pernah bilang begitu pada ku hehehe, sekarang kita mulai bermain tuan Azzam, kau akan tau bagaimana sifat ku yang sesungguhnya, kita lihat apa kah kamu masih mau menikah dengan ku atau malah sebaliknya?...

"emm menarik"

"apa nya yang menarik?"

"aku suka yang seperti itu"

" suka apa, jangan macam-macam ya" tubuh ku menegang, merinding..aku berjalan mundur karna tuan Azzam berjalan ke arah ku dengan wajah seperti orang yang ingin menerkam ku.

"aku suka wanita yang blak-blakan sepeti mu, ternyata kamu bersembunyi dibalik wajah polos itu ya"

" berhenti di situ atau aku akan teriak"."

"teriak lah, sesuka hati mu tidak akan ada yang mendengar mu, to kita juga akan menikah, kamu tidak perlu takut untuk berdekatan dengan ku Aisyah"

aku terus berjalan mundur hingga akhir nya punggung ku menabrak tembok yang ada di belakang ku,

jadi kamu mau menakuti ku tuan Azzam, baiklah akan ku perlihat kan siapa aku sebenar nya hahaha, mendekat lah, cepat mendekat.

"bagaimana Aisyah, apa kamu suka"

"suka, kemari lah, aku akan melayani mu"

tiba saat tuan Azzam akan menyentuh dagu ku, aku pun mengambil tangan nya dan memutar nya sekarang posisi kami pun terbalik, kini tuan Azzam sedang berciuman dengan tembok kantor sedangkan tangan nya berada di belakang, aku menahan nya sampai dia yang berteriak bukan aku

"argh hh, Aisyah apa kau gila"

"iya tuan, aku sudah gila, kenapa? bukan kah tuan suka dengan wanita yang blak-blakan hemm?"

" Aisyah lepas kan, tangan ku sakit "

"berjanji dulu tuan tidak akan macam-macam pada ku"

" iya aku janji"

" yang baik dong tuan"

" Aisyah aku janji tidak akan berbuat macam-macam lagi pada mu"

" ok baik lah selesai"

" ahh apa yang kamu lakukan ha, kamu memang benar-benar berani ya"

" maaf tuan, Aisyah terpaksa melakukan nya, karna Aisyah takut tuan berbuat yang tidak-tidak pada Aisyah "

" mm bagus juga aktingmu ya"

" maaf tuan"

" aku memaafkan mu, tapi jangan mengulangi nya lagi, kamu itu perempuan itu sebab nya aku tidak mau melawan mu, jangan kamu kira kamu itu jago bela diri, terus kamu bisa mengalahkan ku begitu? Kamu salah Aisyah, itu karna kamu perempuan maka nya aku tidak mau menyakiti mu, kamu mengerti ?"

" mengerti tuan"

" duduk lah, aku akan mengerjakan kerjaan ku dulu, setelah itu kita akan pergi berbelanja kebutuhan dapur "

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"