Lilith Everhart, seorang gadis cantik yang diadopsi oleh pasangan dokter terkenal di dunia kembali ke negara asalnya, Amerion untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian orang tuanya. Orang pertama yang dicurigai sebagai dalang adalah paman dan bibinya. Merekalah yang saat ini menguasai rumah dan perusahaan Everhart Company yang dibangun oleh mendiang ayahnya. Dalam perjalanannya, tanpa sengaja dia menolong seorang laki-laki yang terluka parah. Dalam keadaan setengah sadar, laki-laki itu berkata, "Siapa kamu? Berikan nomormu, aku akan membalasmu nanti". Lilith menjawab,"Tidak perlu." lalu pergi sebelum akhirnya laki-laki itu kembali tidak sadar. Ternyata laki-laki itu adalah Damien Blackwood, orang terkaya di Amerion yang menguasai 70% bisnis yang ada di Amerion sekaligus penguasa dunia bawah di Amerion. Suatu hari dalam sebuah pesta topeng, mereka kembali bertemu, akankah mereka saling mengenali satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Makan Malam di Mansion Everhart
Beberapa hari sebelumnya
Mansion Everhart
Hendrik menghubungi Jocelyn.
Hendrik:"Barang apa yang Anda kirim pada Saya?"
Jocelyn:"Bukannya sudah jelas itu racun?"
Hendrik:"Kenapa anda tidak mengirimkan pembunuhan bayaran saja? Atau buat dia kecelakaan seperti dulu."
Jocelyn:"Lilith cuma anak kampung, apa perlu aku mengeluarkan effort sebesar itu? Dengan racun itu, dia akan didiagnosa kena serangan jantung."
Jocelyn memutuskan sambungan teleponnya.
Hendrik:"Dia terlalu meremehkan Lilith"
Sasha:"Kita coba saja. Lagipula racun ini tidak berbau dan berwarna, resiko ketahuannya lebih kecil. Kalau gagal, kita masih bisa coba lagi."
Hari ini
Mansion Everhart
Damien memaksa untuk menemani Lilith untuk makan malam di mansion Everhart.
Tentunya Hendrik dan Sasha terkejut melihat Damien ada di mansion Everhart.
Apalagi Damien masuk dengan menggandeng tangan Lilith.
Hendrik tahu mereka punya hubungan lebih dari teman karena pernah melihat mereka berci*man di depan mansion sebelumnya.
Tapi Hendrik pikir pria seperti Damien pasti biasa berganti-ganti pasangan. Walaupun selama ini tidak pernah ada skandal tentang Damien dengan perempuan mana pun. Pikir Hendrik mungkin saja Damien menutup-nutupi skandalnya. Hal itu bukan hal sulit untuk Damien.
Hendrik/Sasha:"Selamat malam Mr Blackwood"
Hendrik:"Saya tidak tahu Anda akan ikut makan malam hari ini."
Damien:"Aku memang tidak merencanakannya. Tadi saat Lilith bilang akan makan makan di mansion Everhart untuk perayaan nilai ujiannya yang sempurna, aku bilang ingin ikut merayakannya juga."
Hendrik:"Kalau begitu, silahkan masuk"
Sasha:"John, siapkan satu set peralatan makan lagi untuk Mr Blackwood."
Mereka pun duduk di kursi makan dengan posisi yang telah diatur oleh Hendrik.
"Jika mereka ingin meracuniku kemungkinan mereka mengoleskannya di peralatan makanku. Seharusnya Damien aman karena peralatan makannya baru diambil John", pikir Lilith.
Makanan belum selesai disiapkan, Lilith izin ke kamar mandi untuk mengecek cctv. Dan benar saja Lilith menemukan sesuatu yang aneh.
Semua peralatan makan ditata oleh John di meja makan. Tak lama setelah John pergi, Sasha menuju meja makan dan seperti mengelap sendok, garpu, pisau dan gelas wine Lilith dengan sapu tangannya. Yang membuat semakin aneh, Sasha memakai sarung tangan.
Saat Lilith kembali ke meja makan, makanan sudah siap tersedia di meja makan.
Hendrik :"Karena Lilith sudah kembali, ayo kita makan sebelum dingin!"
Sasha:"Lilith makanlah yang banyak, kamu menjadi lebih kurus setelah tinggal di asrama"
Lilith mengangguk menerima lauk yang diambilkan Sasha.
"Piringnya aman. Aku hanya perlu memikirkan cara mengganti peralatan makan dan gelasnya", pikir Lilith.
Saat Lilith mengambil salad, lengan bajunya tersangkut pada peralatan makannya. Lilith menggeser lengannya dan menjatuhkan semua peralatan makannya.
Trang! Trang! Trang!
Lilith:"Ups maaf!"
Lilith menunduk untuk mengambilnya.
John:"Biar saya saja Nona. John segera mengambil peralatan makan baru di dapur dan menyerahkannya pada Lilith.
Saat John mengambil peralatan makan yang terjatuh di bawah dan dia kebingungan karena pisaunya tidak ada.
John melihat ke arah Lilith dan Lilith memberinya isyarat untuk diam.
Karena John adalah salah satu orang ynag loyal pada Wyatt tentu saja dia juga loyal pada Lilith.
Sasha:"Ada apa John? Cepat bereskan"
John:"Tidak ada apa-apa. Baik Mrs Sasha."
Hendrik dan Sasha merasa panik dan berpikir ,"Apa jangan-jangan Lilith tahu sesuatu? Masih ada racun di gelas, selama Lilith meminummya maka rencana ini berhasil. Toh kata Jocelyn hanya butuh sedikit dosis untuk membuat Gajah mati. Apalagi hanya untuk manusia biasa."
John mulai menuangkan anggur pada gelas-gelas mereka
Saat Lilith mengangkat gelasnya, Lilith sengaja memberikan tekanan keras pada gelas sehingga gelasnya patah.
Trek! Prang!
Damien:"Kamu baik-baik saja?"
Hendrik:"Kenapa gelasnya tiba-tiba patah?"
Sasha:"John! Bereskan kekacauan ini!
John meminta pelayan membersihkannya.
Lilith:"Maaf, sepertinya aku harus ganti baju"
Lilith membersihkan dirinya dan ganti baju.
Lilith memasukkan baju kotornya ke plastik bersama dengan pisau yang dia sembunyikan sebelumnya.
Lilith akan membawanya ke laboratorium untuk memeriksa racun apa yang diberikan Hendrik dan Sasha.
Lilith turun dan melihat mereka semua sudah selesai makan.
Lilith ikut duduk di ruang tamu.
Hendrik:"Mr Blackwood, apa saya boleh bertanya apa hubungan Anda dengan Lilith?"
Damien:"Lilith adalah kekasihku. Selama Lilith setuju, aku ingin segera menikahinya."
Hendrik:"Sejak kapan kalian berdua menjalin hubungan? Apa tidak terlalu cepat memutuskan menikah?"
Sasha:"Benar! Selain itu apa old master Blackwood sudah menyetujuinya?"
Damien mengkerutkan keningnya.
Damien:"Ini pernikahanku. Hanya aku dan Lilith yang berhak berkomentar tentang itu. Kami tidak butuh restu orang lain."
Setelah mengobrol sebentar, Damien dan Lilith pamit pulang.
Hendrik:"Kenapa kamu tidak menginap di rumah saja, Lilith?"
Karena upaya meracuni Lilith saat makan malam gagal, Hendrik pikir akan banyak kesempatan mencelakai selama Lilith tinggal di mansion.
Lilith:"Aku akan segera berangkat ke luar kota dengan Damien untuk syuting Angels Parfume setelah ini."
Lilith berbohong tapi Damien membiarkannya saja.
Lagipula selama ada Hendrik dan Sasha, Lilith tidak aman di rumah ini.
Damien tidak mau meninggalkan Lilith di rumah ini sendirian.
Damien dan Lilith masuk mobil.
Damien:"Mau kemana kita sekarang?"
Lilith:"Vermont Grove"
Damien:"Memangnya ada apa di sana?"
Lilith:"Kali ini gantian aku yang akan mengajakmu ke mansionku, sayang"
Lilith mengajak Damien ke Laboratorium pribadinya di sana.
Lilith juga mengenalkan Damien pada Black Phyton, Yellow Phyton, Red Boa, dan White Boa.
Red Boa dan White Boa bukan hanya tentara bayaran biasa, mereka juga ahli racun.
Lilith meminta Red Boa dan White Boa segera mengindentifikasi racun apa yang ada di pisau dan wine yang tumpah di bajunya.
Setelah memberikan tugas pada White Boa dan Red Boa, Lilith berniat menyuruh Damien pulang.
Lilith:"Terima kasih sudah mengantarku pulang. Hati-hati di jalan."
Damien menarik lengan Lilith membuat Lilith jatuh dalam pelukannya.
Damien menempelkan dahinya ke dahi Lilith.
Damien:"Setelah memanfaatkanku, kamu mau mengusirku begitu saja Babe."
Lilith belum sempat menjawab, Damien sudah menutup bibir Lilith dengan bibirnya.
Damien:"Dimana kamarmu babe?"
Lilith:"Mau apa?"
Damien:"Kalau kamu tidak memberitahuku, kita bisa melakukannya di sini."
Damien langsung mengangkat tubuh Lilith dan berjalan menuju sofa.
Damien meletakkan Lilith di sofa dna langsung menindih tubuh Lilith.
Lilith:"Damien, apa yang kamu lakukan?! Jangan di sini!"
Damien tidak mau berhenti
Lilith:"Kamarku ada di atas!"
Damien langsung berhenti dan mengendong Lilith seperti princess ke lantai 2.
Lilith menunjuk kamarnya dan Damien berjalan ke arah sana.
Damien menendang pintu kamar Lilith dan segera menurunkan Lilith di kasur.
Tidak lupa dia mengunci pintu kamar Lilith.
Dan terjadilah hal-hal yang mereka inginkan.
Kamar Lilith di Vermont Grove
Lilith Everhart
Damien Blackwood